Sejarah Lengkap Kisah Nabi Daud As - Nabi
Daud AS adalah salah seorang nabi dari Bani Israil, yaitu dari sibith Yahuda.
Ia merupakan keturunan ke-13 dari Nabi Ibrahim AS. Sesudah Nabi Harun dan Nabi
Musa wafat, kaum Bani Israil dipimpin oleh Nabi Yusya' bin Nun, yang
memang telah ditunjuk oleh Nabi Musa untuk menggantikan beliau sesaat sebelum
kewafatannya. Berkat kepemimpinan Yusya' bin Nun mereka dapat menguasai tanah
Palestina dan bertempat tinggal di istana. Namun setelah Yusya bin Nun wafat,
mereka terpecah belah. Isi kitab Taurat berani mereka rubah dan
ditambah-tambah. Mereka sering bersilang pendapat sesama mereka sendiri, hingga
akhirnya hilanglah kekuatan persatuan mereka. Tanah Palestina diserbu dan
dikuasai bangsa lain.
A.
Thalut Sang Raja
Bani
Israil menjadi bangsa jajahan yang tertindas. Mereka merindukan datangnya
seorang pemimpin yang tegas dan gagah berani untuk melawan penjajah. Pada suatu
hari, mereka pergi menemui Nabi Samuel untuk meminta petunjuk.
"Wahai Samuel, angkatlah salah seorang di antara kami sebagai Raja yang
akan memimpin kita berperang melawan penjajah. "Tetapi Nabi Samuel
menjawab, "Aku khawatir bila sudah mendapat pemimpin yang dipilih Allah,
kalian justru tidak mau berangkat perang”. "Kita sudah lama menjadi bangsa
tertindas," kata mereka. "Kita tidak mau menderita lebih lama
lagi."
Karena
didesak oleh kaumnya, Nabi Samuel kemudian berdoa kepada Allah SWT agar
menetapkan satu di antara mereka menjadi pemimpin. Doa Nabi Samuel dikabulkan,
Allah memilih Thalut sebagai Raja yang memimpin mereka. Tapi ternyata
begitu mendengar nama Thalut diucapkan oleh Nabi Samuel, mereka justru menolak
dengan alasan bahwa Thalut tidak begitu dikenal, ia hanya seorang petani biasa
yang sangat miskin. Nabi Samuel kemudian menjelaskan bahwa walaupun Thalut itu
petani biasa, namun ia pandai strategi perang, tubuhnya kekar dan kuat, dan
pandai tentang ilmu tata negara. Baru akhirnya mereka mau menerima Thalut
sebagai Raja mereka.
B.
Kisah Jalut dan Daud
Thalut
mengajak orang-orang yang tak punya ikatan rumah tangga dan perdagangan ke
medan perang. Dengan memilih orang-orang terbaik itu, ia berharap mereka dapat
memusatkan diri pada pertempuran dan tak terganggu dengan urusan rumah tangga
dan perdagangan. Salah seorang anak muda yang ikut dalam barisan Thalut adalah
seorang remaja bernama Daud. Ia diperintah oleh ayahnya untuk menyertai
kedua kakaknya yang maju ke medan perang. Daud tidak diperkenankan maju ke
garis depan, ia hanya ditugaskan untuk melayani kedua kakaknya. Tempatnya di
garis belakang. Jika kakaknya lapar atau haus, dialah yang melayani dan
menyiapkan makanan dan minuman bagi mereka.
Tentara
Thalut sebenarnya tidak seberapa banyak. Jauh lebih banyak dan lebih besar
tentara Jalut Sang Penindas (Goliath). Jalut sendiri adalah
seorang panglima perang yang bertubuh besar seperti raksasa. Setiap orang yang
berhadapan dengannya selalu binasa. Tentara Thalut gemetar saat melihat keperkasaan
musuh-musuhnya itu. Demi melihat tentaranya ketakutan, Thalut berdoa kepada
Allah, "Ya Tuhan kami, curahkanlah kesabaran atas diri kami, dan
kokohkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap orang-orang yang
kafir."
Maka
dengan kekuatan doa itu mereka menyerbu tentara Jalut. Tak mengira lawan yang
berjumlah sedikit itu mempunyai keberanian bagaikan singa terluka, akhirnya
pasukan Jalut dapat diporak-porandakan dan lari tercerai berai.
Tinggallah
Jalut Sang Panglima dan beberapa pengawalnya yang masih tersisa. Thalut dan
pengikutnya tak berani berhadapan dengan raksasa itu. Lalu Thalut mengumumkan,
siapa yang dapat membunuh Jalut maka ia akan diangkatnya sebagai menantu. Tak
disangka dan diduga, Daud yang masih berusia remaja tampil ke depan, minta izin
kepada Thalut untuk menghadapi Jalut. Mula-mula Thalut ragu, mampukah Daud yang
masih sangat belia itu mengalahkan Jalut? Namun setelah didesak oleh Daud,
akhirnya ia mengizinkan anak muda itu maju ke medan perang.
Dari
kejauhan Thalut mengawasi sepak terjang Daud yang menantang Jalut. Jalut memang
sombong. Ia telah berteriak berkali-kali, menantang orang-orang Israil untuk
berperang tanding. Ia juga mengejek bangsa Israil sebagai bangsa pengecut dan
hinaan-hinaan lainnya yang menyakitkan hati. Tiba-tiba Daud muncul di hadapan
Jalut. Jalut tertawa terbahak-bahak melihat anak muda itu menantangnya duel.
Daud tidak membawa senjata tajam. Senjatanya hanya ketapel. Berkali-kali Jalut
melayangkan pedangnya untuk membunuh Daud, namun Daud dapat menghindar dengan
gesitnya. Pada suatu kesempatan, Daud berhasil melayangkan peluru ketapelnya
tepat di antara kedua mata Jalut. Jalut
berteriak keras, roboh dengan dahi pecah, dan tewaslah ia. Dengan demikian
menanglah pasukan Thalut melawan Jalut. Sesuai janji, Daud lalu diangkat
sebagai menantu Raja Thalut. Ia dinikahkan dengan putri Thalut yang bernama Mikyai.
C.
Daud menjadi Raja
Disamping menjadi menantu Raja, Daud
juga diangkat sebagai penasihatnya. Ia dihormati semua orang, bahkan rakyatnya
seolah lebih menghormati Daud daripada Thalut. Hal ini membuat Thalut iri hati.
Karenanya ia berusaha mencelakakan Daud ke medan perang yang sulit. Daud
ditugaskan membasmi musuh yang jauh lebih kuat dan lebih besar jumlahnya. Namun
Daud justru memenangkan pertempuran itu dan kembali ke istana dengan disambut
luapan kegembiraan rakyatnya. Thalut makin merasa iri dan tersaingi atas
kepopuleran Daud di mata rakyatnya. Ia terus mencoba membunuh dan menyingkirkan
Daud dengan berbagai cara, namun selalu menemui kegagalan. Daud seolah selalu
dilindungi Allah.
Akhirnya terjadilah perang Jalbu'
antara Thalut dan Daud serta pendukung mereka. Dalam peperangan itu Thalut
tewas. Setelah kematian Thalut dan putra mahkotanya yang juga mati dalam
pertempuran tsb, maka rakyat langsung mengangkat Daud sebagai Raja Israil.
D.
Mukjizat Nabi Daud AS
Allah
SWT menurunkan kitab Zabur bagi Nabi Daud AS. Selain Zabur, keistimewaan
Nabi Daud AS lainnya adalah setiap pagi dan senja gunung-gunung bertasbih atas
perintah Allah SWT mengikuti tasbihnya. Nabi Daud AS juga memahami bahasa
burung-burung. Binatang juga mengikuti tasbih Nabi Daud AS. Keistimewaannya dalam beribadah ini
diterangkan dalam surat Shâd: 17-19 dan Saba': 10.
Selain
itu kerajaannya yang kuat belum pernah sekalipun dapat terkalahkan. Sebaliknya,
Nabi Daud AS selalu mendapat kemenangan dari semua lawannya. Ia menduduki takhta
kerajaan selama 40 tahun. Diantaranya mukjizatnya adalah Nabi Daud dapat
melunakkan besi seperti lilin, kemudian ia dapat merubah-rubah bentuk besi itu
tanpa memerlukan api atau peralatan apapun. Dari besi itu, ia dapat membuat
baju besi yang dikokohkan dengan tenunan dari bulatan-bulatan rantai yang
saling menjalin secara berkesinambungan. Jenis baju ini membuat pemakainya
lebih bebas bergerak, karena tidak kaku seperti baju besi biasa yang dibuat
dari besi lembaran. Tentang mukjizatnya
ini disebutkan dalam surat Saba': 10 dan Al-Anbiyâ': 80.
Nabi
Daud juga dikaruniai suara yang sangat merdu sekali. Kitab Zabur yang
diturunkan kepadanya selain berisi pelajaran dan peringatan, juga berisi
nyanyian puji-pujian kepada Tuhan. Nyanyian ini sering juga disebut dengan Mazmur.
Nabi Daud membagi hari-harinya menjadi 4 bagian. Sehari untuk beribadah, sehari
ia menjadi hakim, sehari untuk memberikan pengajaran, dan sehari lagi untuk
kepentingan pribadi. Ia juga suka berpuasa. Ia melakukan puasa dua hari sekali,
sehari berpuasa, sehari lagi tidak.
E.
Peringatan Allah pada Nabi Daud AS
Para nabi adalah manusia yang
menjadi contoh teladan umat. Jika ia melakukan kesalahan, maka Allah segera memperingatkannya
untuk meluruskan kesalahannya itu. Demikian pula halnya dengan Nabi Daud. Ia
memiliki istri 99 orang. Ketika itu memang tidak ada pembatasan jumlah istri
yang boleh dimiliki oleh seorang lelaki. Seorang lelaki biasa untuk memiliki
banyak istri, terlebih lagi bagi seorang raja. Nabi Daud ingin menggenapkan
istrinya menjadi 100 orang.
Pada suatu hari, datanglah dua orang
lelaki mengadu kepada Nabi Daud. Seorang di antara mereka berkata,
"Saudaraku ini memiliki kambing 99 ekor, sedang aku hanya memiliki seekor,
tetapi ia menuntut dan mendesakku agar menyerahkan kambingku yang seekor itu
kepadanya, supaya jumlah kambingnya menjadi genap 100 ekor. Ia membawa berbagai
alasan yang tak bisa kubantah karena aku tak pandai berdebat."
Daud lalu bertanya pada lelaki yang
satu lagi, "Benarkah ucapan saudaramu itu?" "Benar," jawab lelaki itu. Berkatalah Daud dengan marah, "Jika
demikian halnya, maka saudaramu telah berbuat zalim. Aku tidak akan
membiarkanmu meneruskan perbuatanmu yang semena-mena itu atau engkau akan
mendapat hukuman pukulan pada wajah dan hidungmu!"."Hai Daud!"
kata lelaki itu, "Sebenarnya engkaulah yang pantas mendapat hukuman yang
kau ancamkan kepadaku itu. Bukankah engkau telah mempunyai 99 istri? Tetapi
mengapa kau masih menyunting lagi seorang gadis yang sudah bertunangan dengan
pemuda yang menjadi tentaramu sendiri? Padahal pemuda itu sangat setia dan
berbakti kepadamu." Nabi Daud tercengang mendengar ucapan yang tegas dan
berani dari lelaki itu. Ia berpikir keras, siapakah sesungguhnya kedua orang
ini? Tetapi tiba-tiba kedua pria itu sudah hilang lenyap dari pandangannya.
Tahulah Nabi Daud bahwa ia telah diperingatkan Allah melalui malaikat-Nya. Ia
segera bertaubat memohon ampun kepada Allah, dan Allah menerima taubatnya.
F.
Pelanggaran terhadap Hari Sabath
Suatu ketika rakyat Nabi Daud AS
bersepakat untuk melanggar ketentuan yang menyatakan hari Sabtu (Sabath)
sebagai hari besar untuk Bani Israil, sebagaimana yang telah diajarkan oleh
Nabi Musa AS. Hari Sabat dikhususkan untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT,
menyucikan hati dan pikiran dengan berzikir dan bersyukur atas segala nikmat
yang telah diberikan-Nya, serta memperbanyak amal dan diharamkan melakukan
kesibukan-kesibukan yang bersifat duniawi.
Penduduk desa Ailat di tepi
Laut Merah juga mematuhi perintah itu. Pada hari Sabtu mereka tidak menangkap
ikan, tetapi pada hari Sabtu itu justru ikan-ikan di laut banyak menampakkan
diri. Akhirnya penduduk Ailat tidak dapat menahan diri untuk melanggar larangan
hari Sabtu itu. Hari Sabtu mereka gunakan untuk mengumpulkan ikan. Azab Allah
SWT pun turun kepada mereka. Wajah mereka diubah menjadi wajah yang amat buruk,
kemudian terjadi gempa bumi yang dahsyat. Kisah ini diriwayatkan dalam surat Al-A'râf:
163-166.
G.
Asal-usul Baitul Maqdis
Pada
suatu hari, berjangkitlah penyakit kolera di wilayah kerajaan yang dikuasai
Nabi Daud AS. Banyak rakyat yang mati karena penyakit ini. Nabi Daud kemudian
berdoa kepada Allah agar menghilangkan wabah ini, maka hilanglah penyakit
itu. Untuk menunjukkan rasa syukurnya
kepada Allah, maka Nabi Daud mengajak putranya, Sulaiman, untuk
membangun tempat suci, yaitu Baitul Maqdis, yang sekarang kita kenal
sebagai Masjidil Aqsha di Yerusalem, Palestina. Tempat inilah yang
menjadi kiblat pertama umat Islam sebelum beralih ke Ka'bah.