Sejarah Masuknya Jepang Ke Indonesia - Awal mula ekspansi Jepang ke Indonesia didasari oleh
kebutuhan Jepang akan minyak bumi untuk keperluan perang. Menipisnya persediaan
minyak bumi yang dimiliki oleh Jepang untuk keperluan perang ditambah pula
tekanan dari pihak Amerika yang melarang ekspor minyak bumi ke Jepang. Langkah
ini kemudian diikuti oleh Inggris dan Belanda. Keadaan ini akhirnya mendorong
Jepang mencari sumber minyak buminya sendiri.
Sejarah Masuknya Jepang Ke Indonesia |
A. Sejarah Masuknya Jepang Ke Indonesia
Pada tanggal 1 Maret 1942, sebelum matahari terbit,
Jepang mulai mendarat di tiga tempat di Pulau Jawa, yaitu di Banten, Indramayu,
dan Rembang, masing-masing dengan kekuatan lebih kurang satu divisi. Pada awalnya, misi utama
pendaratan Jepang adalah mencari bahan-bahan keperluan perang. Pendaratan ini
nyatanya disambut dengan antusias oleh rakyat Indonesia. Kedatangan Jepang
memberi harapan baru bagi rakyat Indonesia yang saat itu telah menaruh
kebencian terhadap pihak Belanda. Tidak adanya dukungan terhadap perang gerilya
yang dilakukan oleh Belanda dalam mempertahankan Pulau Jawa ikut memudahkan
pendaratan tentara Jepang. Melalui Indramayu, dengan cepat Jepang berhasil
merebut pangkalan udara Kalijati untuk dipersiapkan sebagai pangkaan pesawat.
Hingga akhirnya tanggal 9 Maret tahun Showa 17, upacara serah terima kekuasaan
dilakukan antara tentara Jepang dan Belanda di Kalijati.
Sikap Jepang pada awal kedatangannya semakin menarik
simpati rakyat Indonesia. Dan kemenangan Jepang atas perang Pasifik
digembor-gemborkan sebagai kemenangan bersama, yaitu kemenangan bangsa Asia.
Saat tentara Jepang hendak mendarat di Indonesia, Pemerintah Jepang
mengeluarkan slogan-slogan : ”India untuk orang India, Birma untuk orang Birma,
Siam untuk orang Siam, Indonesia untuk orang Indonesia.” Jepang juga memberikan
janji kemerdekaan “Indonesia shorai dokuritsu”, dan membiarkan bendera
Indonesia dikibarkan. Bahkan sebelum Jepang mendarat di Pulau Jawa, siaran
Tokyo sering menyiarkan lagu kebangsaan Indonesia. Tindakan lain yang dilakukan
oleh Jepang adalah melakukan pelarangan terhadap penggunaan bahasa Belanda.
Sejak itulah bahasa Indonesia ikut berkembang dengan pesat.
KESIMPULAN :
1. Jepang telah berhasil
menghancurkan pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawaii
pada tanggal 7 Desember 1941;
2. Negeri-negeri induk
(Inggris, Perancis, dan Belanda) sedang menghadapi peperangan di Eropa melawan
Jerman;
3. Bangsa-bangsa di Asia
sangat percaya dengan semboyan Jepang (Jepang pemimpin Asia, Jepang cahaya
Asia, dan Jepang pelindung Asia) sehingga tidak memberi perlawanan. Bahkan, kehadiran
Balatentara Jepang disambut dengan suka cita karena Jepang dianggap sebagai
‘saudara tua’ yang akan membebaskan bangsa-bangsa Asia dari belenggu penjajahan
negara-negara Barat.
Secara resmi Jepang telah menguasai Indonesia sejak tanggal 8
Maret 1942, ketika Panglima Tertinggi Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa
syarat di Kalijati, Bandung,. Jepang tanpa banyak menemui perlawanan yang
berarti berhasil menduduki Indonesia. Bahkan, bangsa Indonesia menyambut
kedatangan balatentara Jepang dengan perasaan senang, perasaan gembira karena
akan membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan bangsa Belanda.
Sebenarnya, semboyan Gerakan 3A dan pengakuan sebagai ‘saudara
tua’ yang disampaikan Jepang merupakan tipu muslihat agar bangsa Indonesia dapat
menerima kedatangan Balatentara Jepang. Pada awalnya, kedatangan pasukan Jepang
disambut dengan hangat oleh bangsa Indonesia. Namun dalam kenyataannya, Jepang
tidak jauh berbeda dengan negara imperialis lainnya. Jepang termasuk negara
imperialis baru, seperti Jerman dan Italia. Sebagai negara imperialis baru,
Jepang membutuhkan bahan-bahan mentah untuk memenuhi kebutuhan industrinya dan
pasar bagi barang-barang industrinya. Oleh karena itu, daerah jajahan menjadi
sangat penting artinya bagi kemajuan industri Jepang. Apalah arti kemajuan
industri apabila tidak didukung dengan bahan mentah (baku) yang cukup dengan
harga yang murah dan pasar barang hasil industri yang luas.
Dengan demikian, jelas bahwa tujuan kedatangan Balatentara
Jepang ke Indonesia adalah untuk menanamkan kekuasaannya, untuk menjajah
Indonesia. Artinya, semboyan Gerakan 3A dan pengakuan sebagai ‘saudara tua’
merupakan semboyan yang penuh kepalsuan. Hal itu dapat dibuktikan dari beberapa
kenyataan yang terjadi selama pendudukan Balatentara Jepang di Indonesia.
Bahkan, perlakuan pasukan Jepang lebih kejam sehingga bangsa Indonesia
mengalami kesengsaraan.
Sumber-sumber ekonomi dikontrol secara ketat oleh pasukan Jepang
untuk kepentingan peperangan dan industri Jepang, melalui berbagai cara berikut:
a.
Tidak sedikit para pemuda yang ditangkap dan dijadikan romusha. Romusha adalah
tenaga kerja paksa yang diambil dari para pemuda dan petani untuk bekerja paksa
pada proyek-proyek yang dikembangkan pemerintah pendudukan Jepang. Banyak
rakyat kita yang meninggal ketika menjalankan romusha, karena umumnya mereka
menderita kelaparan dan berbagai penyakit.
b.
Para petani diawasi
secara ketat dan hasil-hasil pertanian harus diserahkan kepada pemerintah
Balatentara Jepang.
c.
Hewan peliharaan penduduk
dirampas secara paksa untuk dipotong guna memenuhi kebutuhan konsumsi perang.
B. Latar Belakang Jepang Menduduki
Indonesia
1. Bulan
Oktober 1941, Jenderal Hideki Tojo menggantikan Konoe sebagai Perdana Menteri Jepang.
Sebenarnya, sampai akhir tahun 1940, pimpinan militer Jepang tidak menghendaki
melawan beberapa negara sekaligus, namun sejak pertengahan tahun 1941 mereka
melihat, bahwa Amerika Serikat, Inggris dan Belanda harus dihadapi sekaligus,
apabila mereka ingin menguasai sumber daya alam di Asia Tenggara. Apalagi setelah
Amerika melancarkan embargo minyak bumi, yang sangat mereka
butuhkan, baik untuk industri di Jepang, maupun untuk keperluan perang.
2. Admiral
Isoroku Yamamoto, Panglima Angkatan Laut Jepang, mengembangkan strategi perang
yang sangat berani, yaitu mengerahkan seluruh kekuatan armadanya untuk dua
operasi besar. Seluruh potensi Angkatan Laut Jepang mencakup 6 kapal induk
(pengangkut pesawat tempur), 10 kapal perang, 18 kapal penjelajah berat, 20 kapal
penjelajah ringan, 4 kapal pengangkut perlengkapan, 112 kapal perusak, 65 kapal
selam serta 2.274 pesawat tempur. Kekuatan pertama, yaitu 6 kapal induk, 2
kapal perang, 11 kapal perusak serta lebih dari 1.400 pesawat tempur, tanggal 7
Desember 1941, akan menyerang secara mendadak basis Armada Pasifik Amerika
Serikat di Pearl Harbor di kepulauan Hawaii. Sedangkan kekuatan kedua, sisa
kekuatan Angkatan Laut yang mereka miliki, mendukung Angkatan Darat dalam
Operasi Selatan, yaitu penyerangan atas Filipina dan Malaya/Singapura,
yang akan dilanjutkan ke Jawa.
Kekuatan yang dikerahkan ke Asia Tenggara adalah 11 Divisi Infantri yang
didukung oleh 7 resimen tank serta 795 pesawat tempur. Seluruh operasi
direncanakan selesai dalam 150 hari. Admiral Chuichi Nagumo memimpin armada
yang ditugaskan menyerang Pearl Harbor.
3. Hari
minggu pagi tanggal 7 Desember 1941, 360 pesawat terbang yang terdiri
dari pembom pembawa torpedo serta sejumlah pesawat tempur diberangkatkan dalam
dua gelombang. Pengeboman Pearl
Harbor ini berhasil
menenggelamkan dua kapal perang besar serta merusak 6 kapal perang lain. Selain
itu pemboman Jepang tesebut juga menghancurkan 180 pesawat tempur Amerika.
Lebih dari 2.330 serdadu Amerika tewas dan lebih dari 1.140 lainnya luka-luka.
Namun tiga kapal induk Amerika selamat, karena pada saat itu tidak berada di
Pearl Harbor. Tanggal 8 Desember 1941, Kongres Amerika Serikat
menyatakan perang terhadap Jepang.
4. Perang
Pasifik ini berpengaruh besar
terhadap gerakan kemerdekaan negara-negara di Asia Timur, termasuk Indonesia.
Tujuan Jepang menyerang dan menduduki Hndia-Belanda adalah untuk menguasai
sumber-sumber alam, terutama minyak bumi, guna mendukung potensi perang Jepang serta
mendukung industrinya. Jawa dirancang sebagai pusat penyediaan bagi seluruh
operasi militer di Asia Tenggara, dan Sumatera sebagai sumber minyak utama.
C. Sepak Terjang Jepang di Indonesia
Organisasi indonesia Yang di Prakarsai Jepang
§ Pembela Tanah Air (Peta)
§ Gakukotai (Laskar
Pelajar)
§ Heiho (Barisan Cadangan Prajurit)
§ Seinendan (Barisan Pemuda)
§ Fujinkai (Barisan Wanita)
§ Putera (Pusat Tenaga Rakyat)
§ Jawa Hokokai
§ Keibodan (Barisan Pembantu Polisi)
§ Jibakutai (Pasukan
Berani Mati)
§ Kempetai (Barisan Polisi Rahasia)
D. Sistem
Stratifikasi Sosial pada Zaman Jepang
Sistem stratifikasi sosial pada
zaman Jepang menempatkan golongan bumiputera di atas golongan Eropa maupun
golongan Timur Asing, kecuali Jepang. Hal ini disebabkan oleh Jepang ingin yang
mengambil hati rakyat Indonesia untuk membantu mereka dalam perang Asia Timur
Raya.
Sistem
Stratifikasi Sosial pada Zaman Industri Modern
Saat ini, industrialisasi modern
tentu membawa dampak yang jauh lebih luas daripada industrialisasi pada masa
Kolonial Belanda. Di perkotaan, terdapat pergeseran struktur pekerjaan dan angkatan
kerja. Misalnya, sekarang muncul jenis-jenis pekerjaan baru yang dahulu tidak
ada, yaitu jasa konsultan, advokasi, dan lembaga bantuan hokum. Angkatan kerja
juga mengalami pergeseran, terutama dalam hal gender. Dahulu, tenaga kerja
sangat dimonopoli kaum laki-laki. Namun saat ini, kaum perempuan telah berperan
di segala bidang pekerjaan.
Berdasarkan hal tersebut, penentuan
kelas sosial tidak lagi hanya ditentukan oleh aspek ekonomi semata, tetapi juga
ditentukan oleh aspek lain, seperti faktor kelangkaan dan profesionalitas
seseorang. Hal ini disebabkan oleh masyarakat industri yang memang sangat
mengahrgai kreativitas yang mampu memberi nilai tambah dalam pekerjaan.
Akibatnya, orang yang berpendidikan tinggi sangat dihargai oleh masyarakat
industri. Sebaliknya, orang yang berpendidikan rendah ditempatkan pada strata
bawah.
Sesuai dengan perjanjian
Wina pada tahun 1942, bahwa negara-negara sekutu bersepakat
untuk mengembalikan wilayah-wilayah yang kini diduduki Jepang pada pemilik
koloninya masing-masing bila Jepang berhasil diusir dari daerah pendudukannya.
Menurut Sekutu sebagai pihak yang
memenangkan Perang Dunia II, Lord Mountbatten sebagai Komandan
Tertinggi Sekutu di Asia Tenggara adalah orang yang diserahi tanggung jawab
kekuasaan atas Sumatra dan Jawa. Tentara Australia diberi tanggung jawab
terhadap Kalimantan dan Indonesia bagian Timur.
Pada 23 Agustus 1945 tentara
Belanda mendarat di Sabang, Aceh
15 September 1945, tentara
sekutu tiba di Jakarta, ia didampingi Dr Charles van der Plas, wakil
Belanda pada Sekutu. Kehadiran tentara sekutu ini, diboncengi NICA (Netherland
Indies Civil Administration - pemerintahan sipil Hindia Belanda) yang dipimpin
oleh Dr Hubertus J van Mook.
E. Dampak Pendudukan Jepang Dalam
Berbagai Aspek Kehidupan Bangsa Indonesia
1. Aspek
Politik
Kebijakan pertama yang dilakukan Dai
Nippon (pemerintah militer Jepang) adalah melarang semua rapat dan kegiatan
politik. Pada tanggal 20 Maret 1942, dikeluarkan peraturan yang
membubarkan semua organisasi politik dan semua bentuk perkumpulan. Pada tanggal 8
September 1942 dikeluarkan UU no. 2 Jepang mengendalikan seluruh
organisasi nasional.
Selain itu, Jepangpun melakukan propaganda untuk menarik
simpati bangsa Indonesia dengan cara:
§ Menganggap Jepang sebagai saudara
tua bangsa Asia (Hakko Ichiu)
§ Melancarkan semboyan 3A (Jepang
pemimpin, Jepang cahaya dan Jepang pelindung Asia)
§ Melancarkan simpati lewat pendidikan
berbentuk beasiswa pelajar.
§ Menarik simpati umat Islam untuk
pergi Haji
§ Menarik simpati organisasi Islam
MIAI.
§ Melancarkan politik dumping
§ Mengajak untuk bergabung tokoh-tokoh
perjuangan Nasional seperti: Ir. Soekarno, Drs. M. Hatta serta Sutan Syahrir,
dengan cara membebaskan tokoh tersebut dari penahanan Belanda.
Selain propaganda, Jepang juga
melakukan berbagai tindakan nyata berupa pembentukan badan-badan kerjasama
seperti berikut:
§ Putera (Pusat Tenaga Rakyat) dengan
tujuan membujuk kaum Nasionalis sekuler dan intelektual agar menyerahkan tenaga
dan pikirannya untuk mengabdi kepada Jepang.
§ Jawa Hokokai (Himpunan kebaktian Jawa)
merupakan organisasi sentral dan terdiri dari berbagai macam profesi (dokter,
pendidik, kebaktian wanita pusat dan perusahaan).
Penerapan sistem Autarki (daerah
yang harus memenuhi kebutuhan sendiri dan kebutuhan perang). Sistem ini
diterapkan di setiap wilayah ekonomi. Contoh Jawa menjadi 17 daerah, Sumatera 3
daerah, dan Meinsefu (daerah yang diperintah Angkatan Laut) 3 daerah. Setelah
penyerahan kekuasaan dari Belanda kepada Jepang di Kalijati maka seluruh daerah
Hindia Belanda menjadi 3 daerah pemerintahan militer:
§ Daerah bagian tengan meliputi Jawa dan Madura dikuasai
oleh tentara keenambelas denagn kantor pusat di Batavia (Jakarta).
§ Daerah bagian Barat meliputi Sumatera dengan
kantor pusat di Bukittinggi dikuasai oleh tentara keduapuluhlima.
§ Daerah bagian Timur meliputi Kalimantan, Sulawesi, Nusantara, Maluku dan Irian
Jaya dibawah kekuasaan armada selatan kedua dengan pusatnya di Makassar.
Selain kebijakan politik di atas,
pemerintah Militer Jepang juga melakukan perubahan dalam birokrasi
pemerintahan, diantaranya adalah pembentukan organisasi pemerintahan di tingkat
pusat dengan membentuk Departemen dan pembentukan Cou Sang In/dewan penasehat. Untuk mempermudah pengawasan
dibentuk tiga pemerintahan militer yakni:
§ Pembentukan Angkatan Darat/Gunseibu, membawahi Jawa dan Madura
dengan Batavia sebagai pusat dan dikenal dengan tentara ke enam belas dipimpin
oleh Hitoshi Imamura.
§ Pembentukan Angkatan Darat/Rikuyun, yang membawahi Sumatera
dengan pusat Bukit Tinggi (Sumatera Barat) yang dikenal dengan tentara ke dua
puluh lima dipimpin oleh Jendral Tanabe.
§ Pembentukan Angkatan Laut/Kaigun, yang membawahi Kalimantan,
Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian dengan pusatnya Ujung Pandang
(Makasar) yang dikenal dengan Armada Selatan ke dua dengan nama Minseifu
dipimpin Laksamana Maeda.
Untuk kedudukan pemerintahan militer
sementara khusus Asia Tenggara berpusat di Dalat/Vietnam.
2. Aspek
Ekonomi dan Sosial
Pada kedua aspek ini, Anda akan
menemukan bagaimana praktek eksploitasi ekonomi dan sosial yang dilakukan
Jepang terhadap bangsa Indonesia dan Anda bisa membandingkan dampak ekonomi dan
sosial dengan dampak politis dan birokrasi. Hal-hal yang diberlakukan dalam
sistem pengaturan ekonomi pemerintah Jepang adalah sebagai berikut:
§ Kegiatan ekonomi diarahkan untuk
kepentingan perang maka seluruh potensi sumber daya alam dan bahan mentah
digunakan untuk industri yang mendukung mesin perang. Jepang menyita seluruh
hasil perkebunan, pabrik, Bank dan perusahaan penting. Banyak lahan pertanian
yang terbengkelai akibat titik berat kebijakan difokuskan pada ekonomi dan
industri perang. Kondisi tersebut menyebabkan produksi pangan menurun dan
kelaparan serta kemiskinan meningkat drastis.
§ Jepang menerapkan sistem pengawasan
ekonomi secara ketat dengan sanksi pelanggaran yang sangat berat. Pengawasan
tersebut diterapkan pada penggunaan dan peredaran sisa-sisa persediaan barang.
Pengendalian harga untuk mencegah meningkatnya harga barang. Pengawasan perkebunan teh, kopi, karet, tebu dan
sekaligus memonopoli penjualannya. Pembatasan teh, kopi dan tembakau,
karena tidak langsung berkaitan dengan kebutuhan perang. Monopoli tebu dan gula,
pemaksaan menanam pohon jarak dan kapas pada lahan pertanian dan perkebunan
merusak tanah.
§ Menerapkan sistem ekonomi perang dan
sistem autarki (memenuhi kebutuhan daerah sendiri dan menunjang kegiatan
perang). Konsekuensinya tugas rakyat beserta semua kekayaan dikorbankan untuk
kepentingan perang. Hal ini jelas amat menyengsarakan rakyat baik fisik maupun
material.
Pada tahun 1944, kondisi politis dan
militer Jepang mulai terdesak, sehingga tuntutan akan kebutuhan bahan-bahan
perang makin meningkat. Untuk mengatasinya pemerintah Jepang mengadakan
kampanye penyerahan bahan pangan dan barang secara besar-besaran melalui Jawa
Hokokai dan Nagyo Kumiai (koperasi pertanian), serta instansi resmi pemerintah.
Dampak dari kondisi tersebut, rakyat dibebankan menyerahkan bahan makanan 30%
untuk pemerintah, 30% untuk lumbung desa dan 40% menjadi hak pemiliknya. Sistem
ini menyebabkan kehidupan rakyat semakin sulit, gairah kerja menurun,
kekurangan pangan, gizi rendah, penyakit mewabah melanda hampir di setiap desa
di pulau Jawa salah satunya: Wonosobo (Jateng) angka kematian 53,7%
dan untuk Purworejo(Jateng) angka kematian mencapai 224,7%. Bisa Anda
bayangkan bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan bangsa Indonesia pada
masa Jepang (bahkan rakyat dipaksa makan makanan hewan seperti keladi gatal,
bekicot, umbi-umbian).
3. Aspek
Kehidupan Militer
Pada aspek militer ini, Anda akan
memahami bahwa badan-badan militer yang dibuat Jepang semata-mata karena
kondisi militer Jepang yang semakin terdesak dalam perang Pasifik. Memasuki
tahun kedua pendudukannya (1943), Jepang semakin intensif mendidik dan melatih
pemuda-pemuda Indonesia di bidang militer. Hal ini disebabkan karena situasi di
medan pertempuran (Asia – Pasifik) semakin menyulitkan Jepang. Mulai dari
pukulan Sekutu pada pertempuran laut di Midway (Juni 1942) dan
sekitar Laut Karang (Agustus ’42 – Februari 1943). Kondisi tersebut diperparah
dengan jatuhnya Guadalacanal yang merupakan basis kekuatan Jepang di
Pasifik (Agustus 1943).
Situasi di atas membuat Jepang
melakukan konsolidasi kekuatan dengan menghimpun kekuatan dari kalangan pemuda
dan pelajar Indonesia sebagai tenaga potensial yang akan diikutsertakn dalam
pertempuran menghadapi Sekutu.
F. Dampak Positif dan Negatif
Pendudukan Jepang di Indonesia
Masa Pendudukan Jepang di Indonesia
adalah masa yang sangat berpengaruh bagi perkembangan Indonesia, selain itu
hampir tidak adanya tantangan yang berarti kepada Belanda sebelumnya. Dalam
masanya yang singkat itu, Jepang membawa dampak yang positif dan juga membawa
dampak yang negatif bagi bangsa Indonesia pada umumnya. Pada umumnya kebanyakan
beranggapan masa pendudukan Jepang adalah masa-masa yang kelam dan penuh
penderitaan. Akan tetapi tidak semuanya itu benar, ada beberapa kebijakan
pemerintah pendudukan Jepang yang memberikan dampak positif, terutama dalam
pembentukan nasionalisme Indonesia dan pelatihan militer bagi pemuda Indonesia.
1. Dampak
Positif Pendudukan Jepang
Tidak banyak yang mengetahui tentang
dampak positifnya Jepang menduduki Indonesia. Ada pun dampak positif yang dapat
dihadirkan antara lain :
§ Diperbolehkannya bahasa Indonesia
untuk menjadi bahasa komunikasi nasional dan menyebabkan bahasa Indonesia
mengukuhkan diri sebagai bahasa nasional.
§ Jepang mendukung semangat anti-Belanda,
sehingga mau tak mau ikut mendukung semangat nasionalisme Indonesia. Antara
lain menolak pengaruh-pengaruh Belanda, misalnya perubahan namaBatavia menjadi Jakarta.
§ Untuk mendapatkan dukungan rakyat
Indonesia, Jepang mendekati pemimpin nasional Indonesia seperti Sukarno dengan
harapan agar Sukarno mau membantu Jepang memobilisasi rakyat Indonesia.
Pengakuan Jepang ini mengukuhkan posisi para pemimpin nasional Indonesia dan
memberikan mereka kesempatan memimpin rakyatnya.
§ Dalam bidang ekonomi didirikannya
kumyai yaitu koperasi yang bertujuan untuk kepentingan bersama.
§ Mendirikan sekolah-sekolah seperti SD 6
tahun, SMP 9 tahun, dan SLTA
§ Pembentukan strata masyarakat hingga
tingkat paling bawah yaitu rukun tetangga (RT) atau Tonarigumi
§ Diperkenalkan suatu sistem baru bagi
pertanian yaitu line system (sistem
pengaturan bercocok tanam secara efisien) yang bertujuan untuk meningkatkan
produksi pangan.
§ Dibentuknya BPUPKI dan PPKI untuk
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Dari sini muncullah ide Pancasila.
§ Jepang dengan terprogram melatih dan
mempersenjatai pemuda-pemuda Indonesia demi kepentingan Jepang pada awalnya.
Namun oleh pemuda hal ini dijadikan modal untuk berperang yang dikemudian hari digunakan
untuk menghadapi kembalinya pemerintah kolonial Belanda.
§ Dalam pendidikan dikenalkannya
sistem Nipon-sentris dan diperkenalkannya kegiatan upacara dalam sekolah.
2. Dampak
Negatif Pendudukan Jepang
Selain dampak positifnya tadi
diatas, Jepang juga membawa dampak negatif yang luar biasa antara lain :
§ Penghapusan semua organisasi politik
dan pranata sosial warisan Hindia Belanda yang sebenarnya banyak diantaranya
yang bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan, sosial, ekonomi, dan
kesejahteraan warga.
§ Romusha, mobilisasi rakyat Indonesia
(terutama warga Jawa) untuk kerja paksa dalam kondisi yang tidak manusiawi.
§ Penghimpunan segala sumber daya
seperti sandang, pangan, logam, dan minyak demi kepentingan perang. Akibatnya
beras dan berbagai bahan pangan petani dirampas Jepang sehingga banyak rakyat
yang menderita kelaparan.
§ Krisis ekonomi yang sangat parah.
Hal ini karena dicetaknnya uang pendudukan secara besar-besaran sehingga
menyebabkan terjadinya inflasi.
§ Kebijakan self sufficiency (kawasan
mandiri) yang menyebabkan terputusnya hubungan ekonomi antar daerah.
§ Kebijakan fasis pemerintah militer
Jepang yang menyebar polisi khusus dan intelijen di kalangan rakyat sehingga
menimbulkan ketakutan. Pemerintah Jepang bebas melanggar hak asasi manusia
dengan menginterogasi, menangkap, bahkan menghukum mati siapa saja yang
dicurigai atau dituduh sebagai mata-mata atau anti-Jepang tanpa proses
pegadilan.
§ Pembatasan pers sehingga tidak ada
pers yang independen, semuanya dibawah pengawasan Jepang.
§ Terjadinya kekacauan situasi dan
kondisi keamanan yang parah seperti maraknya perampokan, pemerkosaan dan
lain-lain.
§ Pelarangan terhadap buku-buku
berbahasa Belanda dan Inggris yang menyebabkan pendidikan yang lebih tinggi
terasa mustahil.
§ Banyak guru-guru yang dipekerjakan
sebagai pejabat-pejabat pada masa itu yang menyebabkan kemunduran standar
pendidikan secara tajam.
G.
Upaya Jepang Menarik Simpati
Bangsa Indonesia
§ Kaisar
Jepang Berjanji Kepada Bangsa Indonesia Akan Diberikan Kemerdekaan.
§ Pada 6 Agustus 1945, sebuah
bom atom dijatuhkan ke dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika
Serikat. Ini menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya.
Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan
kemerdekaannya.
§ 7 Agustus - BPUPKI berganti nama
menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
§ Pada 9 Agustus 1945 Soekarno,
Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat diterbangkan ke Vietnam untuk
bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang
menuju kehancuran tetapi Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24
Agustus.
§ Sementara itu, di Indonesia, Sutan
Syahrir telah mendengar berita lewat radio pada tanggal 10
Agustus 1945, bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang
bawah tanah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk
kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang. Saat Soekarno, Hatta dan
Radjiman kembali ke tanah air pada tanggal 14 Agustus1945, Syahrir
mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan. Namun Soekarno
belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI
saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat
sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap.
§ 15 Agustus - Jepang menyerah
kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di
Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di
Indonesia ke tangan Belanda.
§ Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul
Saleh, yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada
dini hari tanggal 16 Agustus 1945 mereka menculik Soekarno dan
Hatta, dan membawanya ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa
Rengasdengklok. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah
menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya.
§ Malam harinya, Soekarno dan Hatta
kembali ke Jakarta, bertemu dengan Jenderal Moichiro Yamamoto dan
bermalam di kediaman Laksamana Muda Maeda Tadashi. Dari komunikasi antara
Hatta dan tangan kanan komandan Jepang di Jawa ini, Soekarno dan Hatta menjadi
yakin bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu, dan tidak memiliki wewenang
lagi untuk memberikan kemerdekaan.
§ Mengetahui bahwa proklamasi tanpa
pertumbahan darah telah tidak mungkin lagi, Soekarno, Hatta dan anggota PPKI lainnya
malam itu juga rapat dan menyiapkan teks Proklamasi yang kemudian
dibacakan pada pagi hari tanggal 17 Agustus 1945.
§ Tentara Pembela Tanah Air,
kelompok muda radikal, dan rakyat Jakarta mengorganisasi pertahanan di kediaman
Soekarno. Selebaran kemudian dibagi-bagikan berisi tentang pengumuman
proklamasi kemerdekaan. Adam Malik juga mengirim pesan singkat pengumuman
Proklamasi ke luar negeri.
§ Pasca-Kemerdekaan
§ 18 Agustus - PPKI membentuk
sebuah pemerintahan sementara dengan Soekarno sebagai Presiden dan Hatta
sebagai Wakil Presiden. Piagam Jakarta yang memasukkan kata "Islam"
di dalam sila Pancasila, dihilangkan dari mukadimah konstitusi yang baru.
§ Republik Indonesia yang baru lahir
ini terdiri 8 provinsi: Sumatra, Kalimantan, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil.
§ Pada 22 Agustus Jepang
mengumumkan mereka menyerah di depan umum di Jakarta. Jepang melucuti senjata
mereka dan membubarkan PETA Dan Heiho. Banyak anggota kelompok ini yang belum
mendengar tentang kemerdekaan.
§ 23 Agustus - Soekarno
mengirimkan pesan radio pertama ke seluruh negeri Indonesia. Badan
Keamanan Rakyat, angkatan bersenjata Indonesia yang pertama mulai dibentuk dari
bekas anggota PETA dan Heiho. Beberapa hari sebelumnya, beberapa batalion PETA
telah diberitahu untuk membubarkan diri.
§ 29 Agustus - Rancangan
konstitusi bentukan PPKI yang telah diumumkan pada 18 Agustus, ditetapkan
sebagai UUD 45. Soekarno dan Hatta secara resmi diangkat menjadi Presiden
dan Wakil Presiden. PPKI kemudian berubah nama menjadi KNIP (Komite Nasional
Indonesia Pusat). KNIP ini adalah lembaga sementara yang bertugas sampai pemilu
dilaksanakan. Pemerintahan Republik Indonesia yang baru, Kabinet
Presidensial, mulai bertugas pada 31 Agustus.