Sejarah Terbentuknya Danau Toba ( Menurut Legenda dan Ilmiah ) - Pada kesempatan kali ini kami akan memberikan salah satu sejarah menarik dari kepulauan indonesia yaitu sejarah asal mula terbentuknya danau toba. Pada sejarah kali ini kami akan membahas dalam 2 versi antara legenda dan secara ilmiah sesuai penelitian-penelitian yang perna dilakukan. Baiklah silahkan simak sejarah asal usul terbentuknya danau toba berikut ini.
Danau Toba |
1. Sejarah Asal Usul Danau Toba Menurut Legenda
Pada
zaman dahulu di suatu desa di Sumatera
Utara hiduplah seorang
petani bernama Toba yang menyendiri di sebuah lembah yang landai dan subur.
Petani itu mengerjakan lahan pertaniannya untuk keperluan hidupnya.
Selain mengerjakan ladangnya,
kadang-kadang lelaki itu pergi memancing ke sungai
yang berada tak jauh dari rumahnya. Setiap kali dia memancing, mudah saja ikan
didapatnya karena di sungai yang jernih itu memang banyak sekali ikan. Ikan
hasil pancingannya dia masak untuk dimakan.
Pada suatu sore, setelah pulang dari
ladang lelaki itu langsung pergi ke sungai untuk memancing. Tetapi sudah cukup
lama ia memancing tak seekor iakan pun didapatnya. Kejadian yang seperti
itu,tidak pernah dialami sebelumnya. Sebab biasanya ikan di sungai itu mudah
saja dia pancing. Karena sudah terlalu lama tak ada yang memakan umpan
pancingnya, dia jadi kesal dan memutuskan untuk berhenti saja memancing. Tetapi
ketika dia hendak menarik pancingnya, tiba-tiba pancing itu disambar ikan yang
langsung menarik pancing itu jauh ketengah sungai. Hatinya yang tadi sudah
kesal berubah menjadi gembira, Karena dia tahu bahwa ikan yang menyambar
pancingnya itu adalah ikan yang besar.
legenda Danau Toba |
Setelah beberapa lama dia biarkan
pancingnya ditarik ke sana kemari, barulah pancing itu disentakkannya, dan
tampaklah seekor ikan besar tergantung dan menggelepar-gelepar di ujung tali
pancingnya. Dengan cepat ikan itu ditariknya ke darat supaya tidak lepas.
Sambil tersenyum gembira mata pancingnya dia lepas dari mulut ikan itu. Pada
saat dia sedang melepaskan mata pancing itu, ikan tersebut memandangnya dengan
penuh arti. Kemudian, setelah ikan itu diletakkannya ke satu tempat dia pun
masuk ke dalam sungai untuk mandi. Perasaannya gembira sekali karena belum
pernah dia mendapat ikan sebesar itu. Dia tersenyum sambil membayangkan betapa
enaknya nanti daging ikan itu kalau sudah dipanggang. Ketika meninggalkan
sungai untuk pulang ke rumahnya hari sudah mulai senja.
Setibanya di rumah, lelaki itu
langsung membawa ikan besar hasil pancingannya itu ke dapur. Ketika dia hendak
menyalakan api untuk memanggang ikan itu, ternyata kayu bakar di dapur rumahnya
sudah habis. Dia segera keluar untuk mengambil kayu bakar dari bawah kolong
rumahnya. Kemudian, sambil membawa beberapa potong kayu bakar dia naik kembali
ke atas rumah dan langsung menuju dapur.
Pada saat lelaki itu tiba di dapur,
dia terkejut sekali karena ikan besar itu sudah tidak ada lagi. Tetapi di
tempat ikan itu tadi diletakkan tampak terhampar beberapa keping uang emas.
Karena terkejut dan heran mengalami keadaan yang aneh itu, dia meninggalkan
dapur dan masuk ke kamar. Ketika lelaki itu membuka pintu kamar, tiba-tiba
darahnya tersirap karena didalam kamar itu berdiri seorang perempuan dengan
rambut yang panjang terurai. Perempuan itu sedang menyisir rambutnya sambil
berdiri menghadap cermin yang tergantung pada dinding kamar. Sesaat kemudian
perempuan itu tiba-tiba membalikkan badannya dan memandang lelaki itu yang
tegak kebingungan di mulut pintu kamar. Lelaki itu menjadi sangat terpesona karena
wajah perempuan yang berdiri dihadapannya luar biasa cantiknya. Dia belum
pernah melihat wanita secantik itu meskipun dahulu dia sudah jauh mengembara ke
berbagai negeri.
Karena hari sudah malam, perempuan itu
minta agar lampu dinyalakan. Setelah lelaki itu menyalakan lampu, dia diajak
perempuan itu menemaninya kedapur karena dia hendak memasak nasi untuk mereka.
Sambil menunggu nasi masak, diceritakan oleh perempuan itu bahwa dia adalah
penjelmaan dari ikan besar yang tadi didapat lelaki itu ketika memancing di
sungai. Kemudian dijelaskannya pula bahwa beberapa keping uang emas yang
terletak di dapur itu adalah penjelmaan sisiknya. Setelah beberapa minggu
perempuan itu menyatakan bersedia menerima lamarannya dengan syarat lelaki itu
harus bersumpah bahwa seumur hidupnya dia tidak akan pernah mengungkit asal usul istrinya myang menjelma dari ikan. Setelah lelaki itu
bersumpah demikian, kawinlah mereka.
Setahun kemudian, mereka dikaruniai
seorang anak laki-laki yang mereka beri nama Samosir. Anak itu sngat dimanjakan
ibunya yang mengakibatkan anak itu bertabiat kurang baik dan pemalas. Setelah cukup besar, anak itu disuruh ibunya mengantar
nasi setiap hari untuk ayahnya yang bekerja di ladang. Namun, sering dia
menolak mengerjakan tugas itu sehingga terpaksa ibunya yang mengantarkan nasi
ke ladang.
Suatu hari, anak itu disuruh ibunya
lagi mengantarkan nasi ke ladang untuk ayahnya. Mulanya dia menolak. Akan
tetapi, karena terus dipaksa ibunya, dengan kesl pergilah ia mengantarkan nasi
itu. Di tengah jalan, sebagian besar nasi dan lauk pauknya dia makan. Setibanya
diladang, sisa nasi itu yang hanya tinggal sedikit dia berikan kepada ayahnya.
Saat menerimanya, si ayah sudah merasa sangat lapar karena nasinya terlambat
sekali diantarkan. Oleh karena itu, maka si ayah jadi sangat marah ketika
melihat nasi yang diberikan kepadanya adalah sisa-sisa. Amarahnya makin
bertambah ketika anaknya mengaku bahwa dia yang memakan sebagian besar dari
nasinya itu. Kesabaran si ayah jadi hilang dan dia pukul anaknya sambil
mengatakan: “Anak kurang ajar. Tidak tahu diuntung. Betul-betul kau anak
keturunan perempuan yang berasal dari ikan!”
Sambil menangis, anak itu berlari
pulang menemui ibunya di rumah. Kepada ibunya dia mengadukan bahwa dia dipukuli
ayahnya. Semua kata-kata cercaan yang diucapkan ayahnya kepadanya di ceritakan
pula. Mendengar cerita anaknya itu, si ibu sedih sekali, terutama karena
suaminya sudah melanggar sumpahnya dengan kata-kata cercaan yang dia ucapkan
kepada anaknya itu. Si ibu menyuruh anaknya agar segera pergi mendaki bukit
yang terletak tidak begitu jauh dari rumah mereka dan memanjat pohon kayu
tertinggi yang terdapat di puncak bukit itu. Tanpa bertanya lagi, si anak
segera melakukan perintah ibunya itu. Dia berlari-lari menuju ke bukit tersebut
dan mendakinya.
Ketika tampak oleh sang ibu anaknya
sudah hampir sampai ke puncak pohon kayu yang dipanjatnya di atas bukit , dia
pun berlari menuju sungai yang tidak begitu jauh letaknya dari rumah mereka
itu. Ketika dia tiba di tepi sungai itu kilat menyambar disertai bunyi guruh
yang megelegar. Sesaat kemudian dia melompat ke dalam sungai dan tiba-tiba
berubah menjadi seekor ikan besar. Pada saat yang sama, sungai itu pun banjir
besar dan turun pula hujan yang sangat lebat. Beberapa waktu kemudian, air
sungai itu sudah meluap kemana-mana dan tergenanglah lembah tempat sungai itu
mengalir. Pak Toba tak bisa menyelamatkan dirinya, ia mati tenggelam oleh
genangan air. Lama-kelamaan, genangan air itu semakin luas dan berubah menjadi
danau yang sangat besar yang di kemudian hari dinamakan orang Danau Toba.
Sedang Pulau kecil di tengah-tengahnya diberi nama Pulau Samosir.
2. Sejarah Asal Usul Danau Toba Menurut Ilmiah
Beberapa
asumsi para ahli, dikutip dari ragam literatur yang membahas tentang Sejarah
Gunung Toba dan terbentuknya Danau Toba, sebagai berikut :
Sejarah Danau Toba Menurut Ilmiah |
1. Dalam riset terkini ini peneliti mengambil sampel penelitian berupa lapisan bongkah marine core dari kedalaman dasar laut Teluk Benggali serta lapisan fosil pada 3 (tiga) lokasi terpisah di daratan anak benua India untuk kemudian melaksanakan analisis uji carbon isotopes : isotop karbon. Analisa isotop karbon hasilnya mencerminkan jenis vegetasi yang ada pada suatu tempat dan periode waktu tertentu. Kawasan berhutan lebat meninggalkan beda pada cirian “sidik jari” isotop karbon yang berbeda dari padang rumput atau hutan savana.
2. Pada
lapis 5 - 7 cm di atas lapisan debu letusan Toba mengindikasikan terjadi
perubahan dengan terdapatnya fosil vegetasi tanaman khas perdu dan pakis yang
berbeda halnya dengan sedimentasi vegetasi tanaman keras layaknya pepohonan
hutan belantara kawasan tropis.
3. Letusan
luar biasa gunung Toba zaman purbakala ini diklasifikasikan kategori VEI : 8
hingga disebut “mega-colossal” yang antara lain dicirikan dari besaran volume
lontaran material vulkanis letusan -/+ 1.000 km³.
4. Danau
Toba terletak di pertemuan tiga lempeng tektonik, yakni Eurasia, Indo-Australia
dan Lempeng Pasifik. Sebanyak 80% dari wilayah Indonesia, terletak di lempeng
Eurasia, yang meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Banda.
5. Lempeng
Eurasia, Indo-Australia dan Lempeng Pasifik, setiap tahunnya mereka bergeser
atau menumbuk lempeng lainnya dengan jarak tertentu.
6. Lempeng
Eurasia yang merupakan lempeng benua selalu jadi sasaran. Lempeng
Indo-Australia misalnya menumbuk lempeng Eurasia sejauh 7 cm per tahun.
7. Lempeng
Pasifik yang bergeser secara relatif terhadap lempeng Eurasia sejauh 11 cm per
tahun. Dari pergeseran itu, muncullah rangkaian gunung, termasuk gunung berapi
Toba.
Jika ada tumbukan, lempeng lautan yang mengandung lapisan sedimen menyusup di bawahnya lempeng benua. Proses ini lantas dinamakan subduksi atau penyusupan.
Gunung hasil subduksi, salah satunya Gunung Toba.
Jika ada tumbukan, lempeng lautan yang mengandung lapisan sedimen menyusup di bawahnya lempeng benua. Proses ini lantas dinamakan subduksi atau penyusupan.
Gunung hasil subduksi, salah satunya Gunung Toba.
8. Sisa-sisa
kedasahyatan letusannya masih tampak hingga saat ini. Danau Toba merupakan
kaldera yang terbentuk akibat meletusnya Gunung Toba mencapai luas 100 km x 30
km persegi yang kemudian membentuk kaldera. Di tengahnya kemudian muncul Pulau
Samosir.
9. Kandungan
materi-materi yang terdapat pada tanah sekarang ini merupakan gabungan yang
terdiri dari batu apung peninggalan dari letusan, debu riolit (rhyolite),
Tanah Deatomea, Kaolin, Kwarsa, Belerang, Guano dan batuan magma yang membeku berupa Tanah putih nan rapuh tersusun berlapis hingga dua
meter. Beberapa lembar daun tercetak di dalamnya. Berserak di pinggir jalan
Simbolon-Pangururan di Pulau Samosir, lapisan itu sesungguhnya endapan
ganggang dan fosil dedaunan yang berumur puluhan ribu tahun. Fosil yang menjadi
bukti penting denyut magma di bawah Danau Toba.
10. Fosil
ganggang menguatkan bukti-bukti tentang pengangkatan Pulau Samosir dari dasar
danau.
11. Keberadaan
fosil ini ibarat jejak yang dipahatkan alam di masa silam bahwa permukaan tanah
di Pulau Samosir itu dulunya pernah terendam air, karena ganggang hanya bisa
hidup di dalam air. Selama puluhan ribu tahun, dasar danau yang berkedalaman
hingga 500 meter itu perlahan naik hingga membentuk Pulau Samosir di atas Pulau
Sumatera.
12. Pengangkatan
itu terjadi pascaletusan terakhir Gunung Toba (Youngest Toba Tuff/YTT) sekitar
74.000 tahun lalu. Sebelum itu Toba juga pernah meletus sekitar 501.000 tahun
lalu (Middle Toba Tuff, MTT) dan sekitar 840.000 tahun lalu (Oldest Toba Tuff,
OTT). CA Chesner, geolog dari Eastern Illinois University dan WI Rose, geolog
dari Michigan Technology University pada 1991, yang meneliti usia rempah
vulkanik di sekitar Toba melalui radioaktif Argon-argon (40Ar/39Ar) menemukan,
material bebatuan Samosir berusia sekitar 74.000 tahun lalu, atau seusia
letusan YTT
13. Bagi
para ahli geologi lapisan tanah itu adalah subyek amatan sangat penting untuk
memahami dinamika gunung api raksasa (supervolcano) yang bersemayam di bawah
Danau Toba (baca:Kaldera Toba). Tak hanya di Simbolon-Pangururan, fosil
ganggang juga ditemui nyaris di seluruh lapisan tanah di Samosir.
14. Magma
ini diperkirakan memiliki volume sedikitnya 34.000 kilometer kubik yang
mengonfirmasi banyaknya magma yang pernah dikeluarkan gunung ini sebelumnya.
15. Aktivitas
vulkanik dari dapur magma, Danau Toba (baca: Kaldera Toba) ternyata juga sangat
dipengaruhi oleh kegiatan tektonik yang mengimpitnya sehingga kalangan geolog
menyebutnya sebagai vulkano-tektonik.
16. Kaldera
Toba tidak berada persis di atas sesar
lempeng Indo-Australia .
17. Tumbukan
lempeng bumi yang sangat kuat dari lempeng Indo-Australia telah memicu
terbentuknya sesar geser besar yang disebut sebagai Zona Sesar Besar Sumatera
(Sumatera Fault Zone/SFZ). Sesar ini memanjang hingga 1.700 kilometer dari
Teluk Lampung hingga Aceh. Hampir semua gunung berapi di Sumatera berdiri di
atas sesar raksasa ini.
18. Kaldera Toba menyimpang beberapa
kilometer ke sebelah timur laut sesar Sumatera. ”Di antara Sungai Barumun dan
Sungai Wampu, Pegunungan Barisan (yang berdiri di atas sesar) tiba-tiba melebar
dan terjadi pengangkatan dari bawah yang membentuk dataran tinggi; panjangnya
275 km dan lebar 150 km yang disebut Batak Tumor,” papar Van Bemmelen, geolog
Belanda yang pada 1939 untuk pertama kali mengemukakan bahwa Toba adalah gunung
api.
19. Pengangkatan Batak Tumor ini, disebut
Bemmelen, menjadi fase awal pembentukan Gunung Toba. Saat pembubungan terjadi,
sebagian magma keluar melalui retakan awal membentuk tubuh gunung. Jejak awal
tubuh gunung ini masih terlihat di sekitar Haranggaol, Tongging, dan Silalahi.
Sementara sebagian besar lainnya telah musnah saat terjadinya letusan Toba
terbaru sekitar 74.000 tahun lalu (Youngest Toba Tuff/YTT).
20. Danau
Toba jelas terpengaruh oleh gaya sesar yang menyimpang beberapa kilometer ke
sebelah timur laut sesar Sumatera. Bentuk Danau Toba yang memanjang, bukan
bulat sebagaimana lazimnya kaldera, menunjukkan dia terpengaruh dengan gaya
sesar geser yang berimpit di kawasan ini. Sisi terpanjang danau, yang mencapai
90 km, sejajar dengan Zona Sesar Sumatera, yang merupakan salah satu patahan
teraktif di dunia selain Patahan San Andreas di Amerika. Aktivitas gunung
berapi di Sumatera, termasuk Toba, dikontrol oleh patahan ini.
21. Yang menarik adalah terjadinya anomali
gravitasi di Toba. Menurut hukum gravitasi, antara satu tempat dengan lainnya
akan memiliki gaya tarik bumi sama bila mempunyai massa, ketinggian dan
kerelatifan yang sama. Jika ada materi yang lain berada di situ dengan massa
berbeda, maka gaya tariknya berbeda. Bayangkan gunung meletus. Banyak materi
yang keluar, artinya kehilangan massa dan gaya tariknya berkurang. Lalu yang
terjadi up-lifting (pengangkatan). Inilah yang menyebabkan munculnya Pulau
Samosir.
22. Magma yang di bawah itu terus mendesak
ke atas, pelan-pelan. Dia sudah tidak punya daya untuk meletus. Gerakan ini
berusaha untuk menyesuaikan ke normal gravitasi. Ini terjadi dalam kurun waktu
ribuan tahun. Hanya Samosir yang terangkat karena daerah itu yang terlemah.
Sementara daerah lainnya merupakan dinding kaldera.
23. Bukti-bukti riset mencakup debu sampel
penelitian yang ditemukan di lokasi daratan India, Samudera Hindia, Teluk
Benggali, dan laut China Selatan dari kejadian letusan yang diperkirakan
melontarkan material dan debu vulkanis hingga sejumlah 800 km³ ke atmosfir bumi
dan membuat gunung berapi zaman purbakala tersebut lenyap tinggal meninggalkan
kawah di muka bumi yang kini menjadi danau Toba —dengan dimensi panjang 100km
dan lebar 35km menjadi bukti peninggalan danau vulkanis terbesar sejagat.
24. Letusan pertama terjadi sekitar 800
ribu tahun lalu. Letusan ini menghasilkan kaldera di selatan Danau Toba,
meliputi daerah Prapat dan Porsea.
25. Letusan kedua yang memiliki kekuatan
lebih kecil, terjadi 500 ribu tahun lalu. Letusan ini membentuk kaldera di
utara Danau Toba. Tepatnya di daerah antara Silalahi dengan Haranggaol. Dari
dua letusan ini, letusan ketigalah yang paling dashyat.
26. Letusan ketiga 74.000 tahun lalu
menghasilkan kaldera, dan menjadi Danau Toba sekarang dengan Pulau Samosir di
tengahnya.
27. CA Chesner, geolog dari Eastern
Illiois University, menyebutkan, saat meletus pada 74.000 tahun lalu, Toba
melontarkan 2.800 kilometer kubik magma, Inilah letusan berskala 8 dalam
Volcano Explosivity Index (VEI), terkuat dalam 2 juta tahun terakhir.
28. Kantong magma Toba yang meraksasa
disuplai oleh banyaknya lelehan sedimen lempeng benua yang hiperaktif.
Kolaborasi tiga peneliti dari German Center for Geosciences (GFZ) dengan Danny
Hilman dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Fauzi dari Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada 2010 menyimpulkan bahwa di
bawah Kaldera Toba terdapat dua dapur magma yang terpisah.
29. Dapur magma ini diperkirakan memiliki
volume sedikitnya 34.000 kilometer kubik yang mengonfirmasi banyaknya magma
yang pernah dikeluarkan gunung ini sebelumnya.
30. Luncuran awan panas letusan YTT
mencapai area seluas 20.000 km2. Awan panas itu menimbun nyaris seluruh daratan
Sumatera mulai dari Samudera Hindia di sebelah barat hingga Selat Malaka di
sebelah timur dengan ketebalan material rata-rata 100 m dan di beberapa area
mencapai 400 meter.
31. Geolog Belanda, Van Bemmelen (1939)
yang untuk pertama kali menemukan limpahan material vulkanik yang menutupi
seluruh kawasan sekitar Danau Toba. Bemmelen adalah orang yang pertama kali
menyimpulkan bahwa danau ini terbentuk dari letusan gunung api.
32. Tinggi tebing yang tersusun dari batu
apung di kawasan ini bisa mencapai lebih dari 50 meter. Tak adanya pelapisan,
menunjukkan material ini dilontarkan seketika saat letusan. Padahal ini belum
dasarnya,” Indyo menggambarkan kedahsyatan letusan itu
33. Letusan itu membentuk awan panas, lalu
runtuh dan menimbun kawasan sekitarnya. Kedalaman timbunan awan panas di
sekitar Danau Toba, diperkirakan mencapai lebih dari 100 meter. Kombinasi
kegiatan volkano-tektonik di kawasan Toba, juga memicu terjadinya runtuhan dan
pengangkatan lapisan bumi, yang mengakibatkan tersingkapnya batuan dasar dari
periode permo-karbon, yaitu sekitar 300 juta tahun yang lalu.
34. Para geolog menyebut bebatuan itu
formasi bahorok, karena batu yang sama ditemukan di kawasan Bahorok. Asalnya
sebenarnya dari Gondwana, benua raksasa di masa lalu yang berada di belahan
bumi selatan.
35. Benua raksasa ini terpecah dan
mengapung saat mencairnya zaman es dan terbawa hingga ke Sumatera. Batuan itu
berwarna hitam, berbentuk pipih, dan berlapis-lapis, dengan noda-noda berwarna
kuning. “Batuan ini juga sering disebut sebagai batu sabak yang dipakai untuk
buku tulis di masa lalu. Bentuknya pipih dan warnanya hitam. Batu sejenis bisa
ditemukan di sekitar Pegunungan Himalaya.
36. Letusan Toba, sangat kuat dan unik. Di
gunung-gunung lain tak pernah dilihat batuan dasar yang terbongkar akibat
letusan.
37. Manusia
purba yang tinggal di Asia saat letusan gunung Toba adalah Homo erectus. Mereka
sudah tinggal di sana paling tidak sejuta tahun, seperti bukti dari fosil-fosil
Sangiran dan lainnya di Jawa.
38. Tim
peneliti multidisiplin internasional, yang dipimpin oleh Dr. Michael Petraglia,
mengungkapkan dalam suatu konferensi pers di Oxford, Amerika Serikat bahwa
telah ditemukan situs arkeologi baru yang cukup spektakuler oleh para ahli geologi
di selatan dan utara India. Di situs itu terungkap bagaimana orang bertahan
hidup, sebelum dan sesudah letusan gunung berapi (supervolcano) Toba
pada 74.000 tahun yang lalu, dan bukti tentang adanya kehidupan di bawah
timbunan abu Gunung Toba. Padahal sumber letusan berjarak 3.000 mil, dari sebaran
abunya.
39. Selama tujuh tahun, para ahli dari oxford
University tersebut meneliti projek ekosistem di India, untuk mencari bukti
adanya kehidupan dan peralatan hidup yang mereka tinggalkan di padang yang
gundul. Daerah dengan luas ribuan hektare ini ternyata hanya sabana (padang
rumput). Sementara tulang belulang hewan berserakan. Tim menyimpulkan, daerah
yang cukup luas ini ternyata ditutupi debu dari letusan gunung berapi purba.
40. Penyebaran debu gunung berapi itu
sangat luas, ditemukan hampir di seluruh dunia. Berasal dari sebuah erupsi supervolcano
purba, yaitu Gunung Toba. Dugaan mengarah ke Gunung Toba, karena ditemukan
bukti bentuk molekul debu vulkanik yang sama di 2100 titik. Sejak kaldera kawah
yang kini jadi danau Toba di Indonesia, hingga 3000 mil, dari sumber letusan.
Bahkan yang cukup mengejutkan, ternyata penyebaran debu itu sampai terekam
hingga Kutub Utara. Hal ini mengingatkan para ahli, betapa dahsyatnya letusan super
gunung berapi Toba kala itu. Bukti-bukti yang ditemukan, memperkuat dugaan,
bahwa kekuatan letusan dan gelombang lautnya sempat memusnahkan kehidupan di Atlantis.
41. Menurut Alan Robock, letusan Toba
tidak memicu zaman es. Penelitiannya yang menganalisa emisi 6 miliar ton sulfur
dioksida dalam simulasinya menunjukkan pendinginan global 3–5 °C (5.4–9.0 °F) maksimum
sekitar 15 °C, tiga tahun setelah letusan. Pada lapisan hemisphere di bagian
utara mencapai suhu pendinginan hingga 10 °C [18 °F] ketika terjadi letusan. Ini berarti garis pepohonan dan salju sekitar
3000 meter lebih rendah dari sekarang.
42. Bila manusia modern bahkan telah ada
di dalam perimeter letusan danau Toba di masa ini, seperti India misalnya, maka
teknologi akan lebih berkembang lagi. Atau mungkin mereka punah dan digantikan
oleh leluhur kita yang juga leluhur mereka, yang datang dalam gelombang kedua
setelah letusan. Populasi manusia modern yang masih tersisa setelah bencana
Toba dapat berbaur dengan pendatang baru mereka dan mengadopsi teknologi
mereka. Atau mungkin leluhur dari gelombang kedua (H. sapiens) menghancurkan
penduduk asli (H. sapiens) dan kemudian juga menghancurkan Homo erectus yang
lebih asli lagi, seperti mereka yang tinggal di Jawa. Dan memulai kekuasaan
besar manusia di Asia Selatan dan Tenggara, termasuk di Indonesia.
43. Masih banyak PR yang bisa dikerjakan
para ilmuan mengenai jalur migrasi manusia modern sebelum dan sesudah bencana
Toba. Apapun itu, bencana Toba jelas memberikan arti yang besar bagi sejarah
evolusi kita. Bisa jadi ia lah penyebab keberadaan kita sekarang di Indonesia.
Karenanya, fakta ilmiah asal usul danau Toba jauh lebih berharga daripada
dongeng asal usul danau Toba.
44. Walau begitu, manusia modern tampaknya
sudah ada di Israel pada 130 ribu tahun lalu dan kemudian di Arab pada 85 ribu
tahun lalu, berdasarkan fosil dari Jebel Faya. Leluhur kita melewati dua jalur
masuk, dari daratan di ujung utara Laut Merah dan di ujung selatan Laut Merah.
Kedua daerah ini lebih dekat lagi ke parameter abu letusan Gunung Toba yang
berbatasan darat di Pakistan. Sayangnya belum ada cukup bukti yang menunjukkan
kalau manusia modern di daerah ini mengevolusikan teknologi untuk beradaptasi
seperti leluhur kita di Afrika Timur dan Selatan.
45. Hembusan angin membawa hawa kering
atau summer monsoon yang berasal dari laut Cina Selatan.
46. Jenis fauna dengan species zooplankton
benthic.
47. Jenis flora terdiri dari jenis phytoplankton,
macrophytes, macrophyta melayang, dan turunan jenis macrophytes
48. Tipe danau oligotrophic miskin hara
(nutrient-poor),
49. Jenis ikan di Danau Toba endemics Rasbora
tobana dan Neolissochilus thienemanni, yang dikenal dengan nama ikan
batak atau Batak fish.
50. Jenis ikan yang berada di Danau Toba,
terdiri dari species Aplocheilus panchax, Nemacheilus pfeifferae,
Homaloptera gymnogaster, Channa gachua, Channa striata, Clarias
batrachus, Barbonymus gonionotus, Barbonymus schwanenfeldii, Danio
albolineatus, Osteochilus vittatus, Puntius binotatus, Rasbora
jacobsoni, Tor tambra, Betta imbellis, Betta taeniata
dan Monopterus albus.
51. Jenis ikan yang bukan asli berada di
Danau Toba namun dimasukkan, terdiri dari jenis species Anabas testudineus,
Oreochromis mossambicus, Oreochromis niloticus, Ctenopharyngodon
idella, Cyprinus carpio, Osphronemus goramy, Trichogaster
pectoralis, Trichopodus trichopterus, Poecilia reticulata dan
Xiphophorus hellerii.
Ragam
respon ilmiah dari para ahli geolog tentang meletusnya Gunung Toba yang
dikategorikan Gunung Berapi Raksasa hingga terbentuknya Danau Toba, yang sampai
saat ini masih belum terkuak secara pasti. Untuk itulah sudah saatnya, Danau
Toba ini sangat penting dan bermanfaat sekali diwujudkan menjadi pusat sekolah/penelitian
alam dunia secara berkesinambungan, atau dunia sudah saatnya mendukung Danau
Toba Go Geopark / Toba Lake Go Geopark.