Sejarah Kedatangan Penjajah Eropa dan Sistem VOC di Indonesia - Sebagai
sebuah negara yang berada di timur dunia, Indonesia memiliki kekayaan yang
sangat melimpah. Kekayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ini sangat
menggiurkan bangsa lain untuk menduduki atau menjajah bangsa Indonesia untuk
mendapatkan keuntungan yang melimpah dari hasil bumi Indonesia yang berupa
rempah-rempah yang sangat populer dan sangat diperlukan oleh bangsa Eropa dalam
kehidupannya sehari-hari.
Sejarah Kedatangan Penjajah Eropa dan Sistem VOC di Indonesia |
Sebelumnya
bangsa Eropa mendapatkan pasokan rempah-rempah dari pedangan Arab yang kemudian
dibeli oleh para pedagang dari alexandria, italia, dll yang kemudian disalurkan
keseluruh Eropa sampai ke Erpa Utara dan Selatan. Sejak runtuhnya Konstatinopel
dan putusnya hubungan antara negara konstatinopel dengan negara Eropa pasokan
rempah-rempah yang biasanya disuplai oleh pedagang Arab ini menjadi langka dan
banyak dicari oleh para warga Eropa.
Sebab
tersebutlah yang melatar belakangi bangsa Eropa mulai untuk melalukan ekspedisi
untuk mencari jalur menemukan tempat yang dapat memenuhi permintaan rempah-rempah
yang kurang di Eropa saat itu. Sehingga mulailah beberapa ekspedisi dilakukan
oleh beberapa negara. hingga pada tahun 1497 Vasco da Gama berhasil mencapai
Kalkuta di pantai barat India. Kalkuta saat itu menjadi bandar utama sutera, kayu
manis, porselen, cengkeh, pala, lada, kemenyan, dan barang dagangan lainnya. Pada
bulan April 1511, Albuquerque melakukan pelayaran dari Goa menuju Malaka dengan
kekuatan kira-kira 1200 orang dan 17 buah kapal. Peperangan pecah segera
setelah kedatangannya dan berlangsung terus secara sporadis sepanjang bulan
Juli hingga awal Agustus.
Jejak
keberhasilan portugis ini terdengar ke beberapa negara Eropa salah satunya
ialah negara Spanyol. Spanyol yang mulanya bukan merupakan negara maritim ikut
mengeluarkan seseorang untuk melakukan espedisi untuk mencari jalan menuju
India. Hingga ekspedisi bangsa Spanyol di bawah pimpinan Magelhaen, pada
tanggal 7 April 1521 telah sampai di Pulau Cebu.
Bukan
hanya Spanyol yang tertarik dengan kabar berita yang menyebutkan keberhasilan
portugis dalam mendapatkan rempah-rempah yang melimpah, akan tetapi berita ini
juga menarikperhatian dari negara Belanda. Hingga Cornelis de Houtman pada tahun 1596,
menemukan jalur yang dipakai oelh portugis untuk pergi menuju ke Indonesia.
Hingga ia mendarat di Indonesia tepatnya ke daerah Banten. Dari Banten,
Cornelis melanjutkan perjalanannnya ke tiap pusat rempah-rempah di Maluku. Ia
kembali ke negerinya membawa banyak rempah-rempah. Sejak saat itu para
bangsawan Belanda banyak berdatangan ke Indonesia. Agar tidak terjadi
persaingan antar sesama pedagang Belanda, maka pada tahun 1602 didirikan
perserikatan perusahaan Hindia Timur atau Vereenigde Ooost-Indische Compagnie
(VOC) yang dipimpin seorang Gubernur Jendral, Pieter Both.
Masa Kedatangan Penjajah Eropa Dan Masa
Penjajahan Voc Di Indonesia
A. Latar Belakang Masuknya Bangsa Eropa
Menurut
Kartonagoro, (1975:138) dalam abad ke-15 Eropa sangat membutuhkan rempah-rempah
dari Indonesia, Sailon, dan India yang biasanya dikumpulkan oleh
pedagang-pedagang Arab lalu disalurkan ke Eropa melalui Alexsandria dan
Konstantinopel. Pendistribusian rempah-rempah tersebut melalui pedagang-pedagang
Italy dari Amalfi, Venitia, dan dari Genua dan kota-kota besar di laut tengah,
rempah-rempah tersebut dikirim ke Jerman dan Prancis.
Dengan
jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani (1453) mengakibatkan hubungan
perdagangan antara Eropa dan Asia Barat (Timur Tengah) terputus yang
berdampak pada kurangnya persediaan rempah-rempah di daerah Eropa. Hal tersebut
membuat beberapa bangsa di Eropa mencari solusi lain untuk mendapatkan
rempah-rempah. Ada beberapa negara di Eropa yang berlayar mencari rempah-rempah
kearah utara dan ada beberapa yang berlayar menuju timur.
Terdapat
beberapa faktor yang mendorong bangsa Eropa pergi ke dunia Timur, antara lain
sebagai berikut :
1. Dikuasainya
rute dan pusat-pusat perdagangan di Timur Tengah oleh orang-orang Islam.
2. Adanya
kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu dengan ditemukan peta
dan kompas yang sangat penting bagi pelayaran.
3. Adanya
keinginan untuk mendapatkan rempah-rempah dari daerah asal sehingga harganya
lebih murah dan dapat memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.
4. Adanya
keinginan untuk melanjutkan Perang Salib dan menyebarkan agama Nasrani ke
daerah-daerah yang dikunjungi.
5. Adanya
jiwa petualangan sehingga menggugah semangat untuk melakukan penjelajahan
samudra.
B. Penjajahan Portugis dan
Spanyol
1. Penjajahan Spanyol
Menurut Kartonagoro (1975:139) pada waktu itu
spanyol bukanlah negara maritim, akan tetapi Spanyol mempunyai seorang raja
putri yang bernama Isabella yang merasa tertarik pada usulan seorang Columbus
yang yakin serta sanggup memimpin armada guna berlayar kearah barat untuk
mencari jalan ke India. Columbus menemukan pulau yang disangkanya bagian dari
India maka ia mengadakan perjalanan pulang pergi hingga empat kali. Tiap
pelayaran menemukan pulau-pulau yang diambil untuk kerajaan spanyol. Hingga
akhir khayatnya di Valladoid ia yakin telah menemukan jalan ke India.
Ekspedisi bangsa Spanyol di bawah pimpinan
Magelhaen, pada tanggal 7 April 1521 telah sampai di Pulau Cebu. Rombongan
Magelhaen diterima baik oleh Raja Cebu sebab pada waktu itu Cebu sedang bermusuhan
dengan Mactan. Kedatangan bangsa Spanyol ini diterima baik oleh Sultan Tidore
yang saat itu sedang bermusuhan dengan Portugis.
Sebaliknya, kedatangan Spanyol di Maluku bagi
Portugis merupakan pelanggaran atas "hak monopoli". Oleh karena itu,
timbullah persaingan antara Portugis dan Spanyol. Sebelum terjadi perang besar,
akhirnya diadakan Perjanjian Saragosa
(22 April 1529) yang isinya sebagai berikut.
I.
Spanyol harus meninggalkan Maluku, dan
memusatkan kegiatannya di Filipina.
II.
Portugis tetap melakukan aktivitas
perdagangan di Maluku.
2. Penjajahan Portugis
Menurut Kartonagoro (1975:139) untuk sejarah Indonesia
yang penting adalah usaha-usahanya orang-orang Portugis yang pada waktu itu
sudah biasa mengadakan pelayaran kearah selatan sampai kepulau Kanari. Tahun 1497 Vasco da Gama
berhasil mencapai Kalkuta di pantai
barat India. Kalkuta
saat itu menjadi bandar utama sutera, kayu manis, porselen, cengkeh, pala,
lada, kemenyan, dan barang dagangan lainnya. Berita mengenai kekayaan Malaka
tersebut kemudian mendorong raja Portugal mengutus Diego Lopes de
Sequeira untuk pergi ke Malaka.
Pada awalnya Sequeira
disambut baik oleh Sultan Mahmud Syah. Akan tetapi, para pedagang muslim India
berhasil meyakinkan sultan bahwa orang Portugis sangat berbahaya dan merupakan
ancaman berat bagi Malaka. Sultan kemudian berbalik menyerang Sequeira dan
mengusir kapal Portugis dari perairan Malaka.
Serangan Malaka
terhadap Sequeira dan anak buahnya memicu kemarahan orang Portugis. Portugis
kemudian mengirim Gubernur Portugis di India, yaitu Alfonso d'
Albuquerque. Ia berangkat dari
Goa pada bulan April 1511 menuju Malaka dengan kekuatan kira-kira 1.200 orang
dan 17-18 kapal. Perang antara Malaka dan Portugis tidak dapat dihindari lagi.
Portugis menang dan berhasil menduduki Malaka. Setelah berhasil menaklukkan
Malaka, Portugis mengirimkan sebuah armada ke Maluku di bawah pimpinanFransisco Serrao. Orang-orang
Portugis kemudian tiba di Ternate. Pada tahun 1522, Portugis mendirikan kantor
dagang lengkap dengan benteng di Ternate serta memperoleh hak monopoli di pusat
rempah-rempah.
a. Kejayaan
Portugis di Nusantara
Pada
bulan April 1511, Albuquerque melakukan pelayaran dari Goa menuju Malaka dengan
kekuatan kira-kira 1200 orang dan 17 buah kapal. Peperangan pecah segera
setelah kedatangannya dan berlangsung terus secara sporadis sepanjang bulan
Juli hingga awal Agustus. Pihak Malaka terhambat oleh pertikaian antara Sultan
Mahmud dan putranya, Sultan Ahmad yang baru saja diserahi kekuasaan atas negara
namun dibunuh atas perintah ayahnya
Malaka
akhirnya berhasil ditaklukan oleh Portugis. Albuquerque menetap di Malaka
sampai bulan November 1511, dan selama itu dia mempersiapkan pertahanan Malaka
untuk menahan setiap serangan balasan orang-orang Melayu. Dia juga
memerintahkan kapal-kapal yang pertama untuk mencari Kepulauan Rempah. Sesudah
itu dia berangkat ke India dengan kapal besar, dia berhasil meloloskan diri
ketika kapal itu karam di lepas pantai Sumatera beserta semua barang rampasan
yang dijarah di Malaka.
b. Perlawanan
Rakyat Terhadap Portugis
Pada tahun 1533, Sultan Ternate menyerukan
kepada seluruh rakyat Maluku untuk mengusir Portugis di Maluku. Pada tahun
1570, rakyat Ternate yang dipimpin oleh Sultan Hairun dapat kembali melakukan
perlawanan terhadap bangsa Portugis, namun dapat diperdaya oleh Portugis hingga
akhirnya tewas terbunuh di dalam Benteng Duurstede. Selanjutnya dipimpin oleh
Sultan Baabullah pada tahun 1574. Portugis diusir yang kemudian bermukim di
Pulau Timor.
c. Berakhirnya Penjajahan Portugis
Begitu cepat Portugis tidak lagi menjadi
suatu kekuatan yang revolusioner. Keunggulan teknologi mereka yang terdiri atas
teknik-teknik pelayaran dan militer berhasil dipelajari dengan cepat oleh saingan-saingan
mereka dari Indonesia. Seperti meriam Portugis yang dengan cepat berhasil
direbut oleh orang-orang Indonesia. Portugis menjadi suatu bagian dari jaringan
konflik di selat Malaka, dimana Johor dan Aceh berlomba-lomba untuk saling
mengalahkan Portugis agar bisa menguasai Malaka.
Kota Malaka mulai sekarat sebagai pelabuhan
dagang selama berada dibawah cengkeraman Portugis. Mereka tidak pernah berhasil
memonopoli perdagangan Asia. Portugis hanya mempunyai sedikit pengaruh terhadap
kebudayaan orang-orang Indonesia yang tinggal di nusantara bagian barat, dan
segera menjadi bagian yang aneh di dalam lingkungan Indonesia. Portugis telah
mengacaukan secara mendasar organisasi sistem perdagangan Asia. Tidak ada lagi
satu pelabuhan pusat dimana kekayaan Asia dapat saling dipertukarkan, tidak ada
lagi negara Malaya yang menjaga ketertiban selat Malaka dan membuatnya aman
bagi lalu lintas perdagangan. Sebaliknya komunitas dagang telah menyebar ke
beberapa pelabuhan dan pertempuran sengit meletus di Selat.
C. Masa Lahirnya VOC
Orang Belanda yang pertama kali
datang ke Indonesia adalah Cornelis de Houtman pada tahun 1596, tepatnya ke
daerah Banten. Dari Banten, Cornelis melanjutkan perjalanannnya ke tiap pusat
rempah-rempah di Maluku. Ia kembali ke negerinya membawa banyak rempah-rempah.
Sejak saat itu para bangsawan Belanda banyak berdatangan ke Indonesia. Agar
tidak terjadi persaingan antar sesama pedagang Belanda, maka pada tahun 1602
didirikan perserikatan perusahaan Hindia Timur atau Vereenigde Ooost-Indische
Compagnie (VOC) yang dipimpin seorang Gubernur Jendral, Pieter Both.
1.
Latar Belakang Lahirnya VOC
Lahirnya VOC dilatarbelakangi oleh
masuknya para pedagang belanda ke Indonesia dengan niat mencari rempah-rempah
untuk dibawa pulang dan kemudian dijualnya kembali. Untuk mengatasi persaingan
tidak sehat antar pedagang belanda dan sekaligus mematahkan dominasi Portugis,
seorang anggota parlemen Belanda bernama Johan Van Oldebanevelt mengajukan
sebuah usul, yaitu penggabungan (merger) seluruh perusahaan datang yang ada di
Belanda menjadi satu serikat dagang. Usulan tersebut mendapat sambutan
baik. Pada tanggal 20 Maret 1602, berdiri Verenigde Oost Compagnie atau serikat
perusahaan dagang hindia timur, yang biasa dikenal dengan VOC. Dengan modal
pertama 6,5 miliar gulden, VOC dipimpin oleh tujuh belas direktur.
Mereka dikenal dengan sebutan Heeren Zeventien.
2. Proses Masuknya VOC di Indonesia
Sebelum
datang ke Indonesia, para pedagang Belanda membeli rempah-rempah di Lisabon
(ibu kota Portugis). Pada waktu itu Belanda masih berada di bawah penjajahan
Spanyol. Mulai tahun 1585, Belanda tidak lagi mengambil rempah-rempah dari
Lisabon karena Portugis dikuasai oleh Spanyol. Putusnya hubungan perdagangan
rempah-rempah antara Belanda dan Spanyol mendorong bangsa Belanda untuk
mengadakan penjelajahan samudra.
Pada
bulan April 1595, Belanda memulai pelayaran menuju Nusantara dengan empat buah
kapal di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Dalam pelayarannya menuju ke
timur, Belanda menempuh rute Pantai Barat Afrika, Tanjung Harapan, Samudra
Hindia, Selat Sunda, Banten.
Pada
saat itu Banten berada di bawah pemerintahan Maulana Muhammad
(1580–1605) Kedatangan rombongan Cornelis de Houtman, pada mulanya
diterima baik oleh masyarakat Banten dan juga diizinkan untuk berdagang di
Banten. Karena sikap yang kurang baik sehingga orang Belanda kemudian diusir
dari Banten. Selanjutnya, orang-orang Belanda meneruskan perjalanan ke timur
akhirnya sampai di Bali. Rombongan kedua dari Negeri Belanda di bawah pimpinan
Jacob van Neck dan Van Waerwyck, dengan delapan buah kapalnya tiba di Banten
pada bulan November 1598. Pada saat itu hubungan Banten dengan Portugis sedang
memburuk sehingga kedatangan bangsa Belanda diterima dengan baik. Sikap Belanda
sendiri juga sangat hati-hati dan pandai mengambil hati para penguasa Banten
sehingga tiga buah kapal mereka penuh dengan muatan rempah-rempah (lada) dan
dikirim ke Negeri Belanda, sedangkan lima buah kapalnya yang lain menuju ke
Maluku. Keberhasilan rombongan Van Neck dalam perdagangan rempah-rempah,
mendorong orang-orang Belanda yang lain untuk datang ke Indonesia. Akibatnya
terjadi persaingan di antara pedagang-pedagang Belanda sendiri.
3. Tujuan VOC masuk Indonesia
Tujuan utama
dibentuknya VOC seperti tercermin dalam perundingan 15 Januari 1602 adalah
untuk “menimbulkan bencana pada musuh dan guna keamanan tanah air”. Yang
dimaksud musuh saat itu adalah Portugis dan Spanyol yang
pada kurun Juni 1580 –Desember 1640 bergabung menjadi satu
kekuasaan yang hendak merebut dominasi perdagangan di Asia. Untuk
sementara waktu, melalui VOC bangsa Belanda masih menjalin hubungan baik
bersama masyarakat Nusantara.
4. Masa Kejayaan VOC
a. Puncak kekuasaan VOC
VOC mencapai
puncak kejayaannya pada saat berada dibawah pimpinan Maetsuyker. Joan
Maetsuyker diangkat menjadi pengganti Gubernur Jenderal Cornelis Reyniersz dan
ia bertugas dalam kedudukan ini selama seperempat abad. Maetsuyker memegang
rekor lamanya memangku jabatan antara Gubernur Jenderal yang pertama (Pieter
Both) dan yang terakhir (Stachouwer, 1914). Masa jabatannya pun bersamaan
dengan tahun-tahun paling makmur dan berwibawa dari VOC.
Maetsuyker
tiba di Batavia dalam tahun 1636 dengan gelar penasihat dewan kehakiman. Tugas
pokoknya adalah mengkodifikasi berbagai kumpilan undang-undang yang berlaku,
yang diselesaikan pada tahun 1642, dengan memberinya mana Undang-undang
Batavia. Sebagai panglima dari angkatan laut yang dikirim ke Srilanka dan Goa
dalam tahun 1644, ia merundingkan persetujuan gencatan senjata dengan Portugis
yang diumumkan dalam bulan Nopember tahun itu. Pada bulan oktober 1650 dia diangkat sebagai pejabat senior kedua dalam
hierarki VOC, yaitu direktur jendral di Batavia, tempat ia mengakhiri sisa
hidupnya. Dia menjadi Gubernur Jenderal
dalam bulan Mei 1653 dengan meninggal pendahulunya. Selama masa Jabatan Gubernur Maetsuyker yang penuh dengan aneka peristiwa,
berakhir permusuhan dengan orang Portugis dan dengan orang Inggris : kedua
peristiwa ini ternyata menguntungkan bagi VOC.
Beberapa pertahanan Portugis, termasuk Colombo (1655-1656) dan Cochin
(1662-1663) melakukan perlawanan yang kuat, tetapi yang lain-lainnya jatuh
dengan mudah. Terutama orang Portugis sendiri sebagian besar yang menyebabkan
kehancuran militernya. Memang mereka kekurangan tenaga manusia, kapal, serta
sumber-sumber bantuan bahan, tetapi pun kesempatan-kesempatan kemungkinan yang
mereka miliki tidak mereka manfaatkan, karena kelalaian dan tidak adanya disiplin
mereka terus-menerus. VOC pada tahun 1664 adalah organisasi yang hebat yang
dapat dibandingkan dengan salah satu perusahaan multinasional modern yang besar
dengan mengadakan perbedaan dan waktu, ruang dan demografi.pada tanggal
22 Oktober, pengusaha Kompeni yang terkenal memberitahukan kepada
Dewan Perwakilan atas nama Heren XVII, bahwa Heren XVII,
bahwa VOC memilki lebih dari 140 buah kapal dan 25.000orang tercantum dalam
daftar gajinya.
Dengan kata lain Jan Kompeni yang terbaik dari kedua dunia dalam perang
damai. Dimulai
pada tahun 1702, yang menyatakan bahwa VOC yang tiada taranya ini,
telah menghasilkan perbendaharaan yang tiada terbilang dari ujung yang paling
jauh di dunia ke dalam persatuan provinsi-provinsi Belanda, ketika mencapai
ulang tahunya yang keseratus. Kemakmuran perniagaanya dibuktikan dengan tibanya
dengan selamat tujuh belas buah kapal Hindia yang kaya muatan, kendatipun
perang yang baru pecah dengan Prancis dan Spanyol.
Secara
tersusun, maka puncak kejayaan VOC antara lain :
1.
Kompeni (sebutan untuk VOC) tumbuh dari awal yang
sederhana menjadi persekutuan yang luar biasa kayanya.
2.
Saham nilainya telah bertambah banyak nilainya.
3.
Dapat membina kekuatan angkatan laut dan militer
dengan biaya sendiri.
4.
Melakukan perang di darat dan di laut di bagian
seluruh dunia yang jauh.
5.
Merebut kastil-kastil, benteng-benteng,
pelabuhan-pelabuhan dan daratan-daratan musuh.
6.
VOC memiliki lebih dari 140 buah kapal dan 25.000
orang tercantum dalam daftar gajinya.
b. Produk peraturan VOC
Peraturan-peraturan yang ditetapkan
VOC dalam melaksanakan monopoli perdagangan antara lain :
1.
Verplichte
Leverranties
Penyerahan
wajib hasil bumi dengan harga yang telah ditetapkan oleh VOC. Tidak boleh
menjual hasil bumi selain kepada VOC.
Contoh
penyerahan wajib, lada, rempah-rempah kepada VOC.
2. Contingenten
Kewajibkan bagi rakyat untuk bayar
pajak berupa hasil bumi.
3. Peraturan tentang ketentuan awal dan
jumlah tanaman rempah- rempah yang boleh ditanam.
4. Pelayaran Hongi.
Pelayaran dengan perahu kora-kora
(perahu perang)untuk mengawasi pelaksanaan monopoli perdagangan VOC dan
menindak pelanggarannya di Maluku.
5. Ekstirpasi
Hak VOC untuk menebang tanaman
rempah-rempah agar tidak terjadi over produksi yang dapat menyebabkan harga
merosot.
c. Gubernur
Jenderal
Suatu
organisasi yang berjalan dalam menjalankan kegiatannya pastilah memiliki
susunan organisasi yang akan begerak sesuai dengan tugasnya dalam organisasi
tersebut. dalam sebuah organisasi apa saja pastilah memiliki seorang yang
memimpin organisasi tersebut agar dapat berjalan dengan baik. Begitu juga
dengan VOC, orang yang menjadi pimpinan atau pemimpin VOC disebut dengan Gouverneurs-generaal VOC (
Gubernur Jendral VOC ). Seperti yang diketahui bahwasannya VOC merupakan
organisasi yang dibentuk dari beberapa orang pedagang atau perusahaan agar
tidak terjadi sebuah persaingan yang sengit antar pedangan belanda.
Berikut
merupakan beberapa nama orang yang pernah menjabat sebagai gubernur jendral
VOC, yakni:
1. 1610-1614 Pieter
Both
2. 1614-1615 Gerard
Reynst
3. 1616-1619 Laurens
Reaal
4. 1619-1623 Jan
Pieterszoon Coen
5. 1623-1627 Pieter
Carpentier
6. 1627-1629 Jan
Pieterszoon Coen
7. 1629-1632 Jacques
Specx
8. 1632-1636 Hendrik
Brouwer
9. 1636-1645 Antonio
van Diemen
10. 1645-1650 Cornelis
van der Lijn
11. 1650-1653 Carel
Reyniersz
12. 1653-1678 Joan
Maetsuycker
13. 1678-1681 Rijcklof
van Goens
14. 1681-1684 Cornelis
Speelman
15. 1684-1691 Johannes
Camphuys
16. 1691-1704 Willem
van Outhoorn
17. 1704-1709 Joan van Hoorn
18. 1709-1713 Abraham
van Riebeeck
19. 1713-1718 Christoffel
van Swoll
20. 1718-1725 Hendrick
Zwaardecroon
21. 1725-1729 Mattheus
de Haan
22. 1729-1731 Diederik
Durven
23. 1732-1735 Dirk
van Cloon
24. 1735-1737 Abraham
Patras
25. 1737-1741 Adriaan
Valckenier
26. 1741-1743 Johannes
Thedens (waarnemend)
27. 1743-1750 Gustaaf
Willem Baron van Imhoff
28. 1750-1761 Jacob
Mossel
29. 1761-1775 Petrus
Albertus van der Parra
30. 1775-1777 Jeremias
van Riemsdijk
31. 1777-1780 Reinier
de Klerk
32. 1780-1796 Willem
Arnold Alting
5. Masa
berakhirnya VOC
Para ahli sejarah masih memperdebatkan apakah VOC benar-benar runtuh karena
disebabkan korupsi. Tokoh-tokoh berwibawa seperti J. C. van Leur dan W. Coolhas
mengemukakan bahwa korupsi bukanlah faktor utama dalam kemunduran dan jatuhnya
VOC, mereka ingin menekankan bahwa EIC, yang didalamnya juga
memiliki masalah yang sama yaitu korupsi, memiliki masalah lain seperti
penyelewengan, patronase dan main pengaruh, dianggap sebagai kenyataan hidup
dalam rezim lama dan tidak punah sampai saat ini. Sikap badan-badan
pengurus kedua maskapai dagang tersebut (EIC dan VOC), sejak semula ditandai
oleh kecurigaan terus-menerus terhadap ketidakjujuran para abdi mereka. Para
pemilik kuasa menyadari bahwa korupsi tidak dapat dihindarkan jika dilihat dari
rendahnya upah dari sebagian besar para pegawainya.
Pietter Van Dam, yang sudah hampir lima puluh tahun berpengalaman dalam
bidang keuangan dan administrasi kompeni, mengakui dalam Beschriving
(penjelasan) rahasianya yang disusun untuk ditujukan hanya kepada Heren XVII :
”bahwa para abdi kompeni harus berusaha hidup dalam batas gaji mereka, adalah
hal yang sejak semula diakui tidak dapat dilakukan; dan karena itu adakalanya
orang harus menutup mata dan berpaling kearah lain”. Akan tetapi
lain halnya dengan memaafkan instansi bawahan melakukan penyogokan dan
pemerasan, dengan membiarkan korupsi kasar dan jauh jangkauannya seperti yang
dilakukan oleh ”kompeni-kompeni kecil”. Kompeni-kompeni kecil ini adalah
kelompok-kelompok atau gabungan-gabungan dari orang-orang bawahan VOC, terutama
di Bengala dan Jepang, yang melakukan kecurangan penipu para pegawai VOC dengan
cara memuat banyak barang-barang selundupan daripada muatan-muatan kompeni
sendiri.
Pada tahun 1732 Heren XVII secara tiba-tiba membebastugaskan sang Gubernur
Jendral, Direktur Jendral, dan dua orang anggota dewan senior karena korupsi.
Ini menimbulkan sensasi yang hebat, paling tidak untuk sementara. Dan pada
pertengahan abad ke 18, VOC mengalami kemunduran karena beberapa sebab sehingga
dibubarkan.
Sebab-sebabnya
ialah sebagai berikut:
1. Ketidakjujuran
para abdi VOC, karena kesejahteraan abdi VOC tidak setara dengan gaji yang
mereka terima.
2. Kemunduran
dinas militer VOC karena mutu korps perwiranya.
3. Perang untuk
menaklukkan daerah-daerah yang melakukan perlawanan yang dipimpin oleh pimpinan
local setempat maupun ulama.
4. Konfrontasi
dengan Prancis di Eropa mempengaruhi runtuhnya VOC.
6. Hasil VOC
untuk kerajaan Belanda
Beberapa
tahun berada di Indonesia menjajah dan mengambil kekayaan alam yang dimiliki
oleh Indonesia (Rempah-rempah) yang akan dijual oleh pedagang belanda ke Eropa
membuat kekayaan tersendiri bagi bangsa Belanda yang menaungi VOC itu sendiri.
Keuntungan yang didapat oleh VOC secara tidak langsung membuat negara Belanda
mendapatkan pemasukan dari pajak yang dikenakan kepada pedangang maupun VOC itu
sendiri. Dimana pajak tersebut digunakan untuk keperluan pembangunan dan juga
memperkuat ekonomi di bangsa Belanda.
DAFTAR
PUSTAKA
Kartonagoro,Soewidji. 1975. Belajar Membaca Sejarah Nasional Indonesia.PN
Balai Pustaka:Jakarta.
Notosusanto,Nugroho.
1984. Sejarah Nasional Indonesia IV.
PN Balai Pustaka:Jakarta.
Radi. 2012. Kebijakan Pemerintah Kolonial. radiasi4ever.blogspot.com/2012/03/kebijakan-pemerintah-kolonial.html.
Saksono, Arie. 2008. Gubernur Jendral VOC Nederlandsch Indie. ariesaksono.wordpress.com/2008/05/20/gubernur-jenderal-voc-nederlandsch-indie/
Suyatno. 2012. Masuknya Bangsa Asing Ke Indonesia. http://sejarah11-jt.blogspot.com/2012/10/masuknya-bangsa-asing-ke-indonesia.html
Suyitno. 2012. Kedatangan Bangsa Portugis Ke Indonesia. http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2012/04/kedatangan-bangsa-portugis-ke-indonesia.html