Thursday, January 26, 2017

Sejarah Kedatangan Penjajah Eropa dan Sistem VOC di Indonesia

Sejarah Kedatangan Penjajah Eropa dan Sistem VOC di Indonesia - Sebagai sebuah negara yang berada di timur dunia, Indonesia memiliki kekayaan yang sangat melimpah. Kekayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ini sangat menggiurkan bangsa lain untuk menduduki atau menjajah bangsa Indonesia untuk mendapatkan keuntungan yang melimpah dari hasil bumi Indonesia yang berupa rempah-rempah yang sangat populer dan sangat diperlukan oleh bangsa Eropa dalam kehidupannya sehari-hari.


Sejarah Kedatangan Penjajah Eropa dan Sistem VOC di Indonesia
Sejarah Kedatangan Penjajah Eropa dan Sistem VOC di Indonesia
Sebelumnya bangsa Eropa mendapatkan pasokan rempah-rempah dari pedangan Arab yang kemudian dibeli oleh para pedagang dari alexandria, italia, dll yang kemudian disalurkan keseluruh Eropa sampai ke Erpa Utara dan Selatan. Sejak runtuhnya Konstatinopel dan putusnya hubungan antara negara konstatinopel dengan negara Eropa pasokan rempah-rempah yang biasanya disuplai oleh pedagang Arab ini menjadi langka dan banyak dicari oleh para warga Eropa.

Sebab tersebutlah yang melatar belakangi bangsa Eropa mulai untuk melalukan ekspedisi untuk mencari jalur menemukan tempat yang dapat memenuhi permintaan rempah-rempah yang kurang di Eropa saat itu. Sehingga mulailah beberapa ekspedisi dilakukan oleh beberapa negara. hingga pada tahun 1497 Vasco da Gama berhasil mencapai Kalkuta di pantai barat India. Kalkuta saat itu menjadi bandar utama sutera, kayu manis, porselen, cengkeh, pala, lada, kemenyan, dan barang dagangan lainnya. Pada bulan April 1511, Albuquerque melakukan pelayaran dari Goa menuju Malaka dengan kekuatan kira-kira 1200 orang dan 17 buah kapal. Peperangan pecah segera setelah kedatangannya dan berlangsung terus secara sporadis sepanjang bulan Juli hingga awal Agustus.

Jejak keberhasilan portugis ini terdengar ke beberapa negara Eropa salah satunya ialah negara Spanyol. Spanyol yang mulanya bukan merupakan negara maritim ikut mengeluarkan seseorang untuk melakukan espedisi untuk mencari jalan menuju India. Hingga ekspedisi bangsa Spanyol di bawah pimpinan Magelhaen, pada tanggal 7 April 1521 telah sampai di Pulau Cebu.

Bukan hanya Spanyol yang tertarik dengan kabar berita yang menyebutkan keberhasilan portugis dalam mendapatkan rempah-rempah yang melimpah, akan tetapi berita ini juga menarikperhatian dari negara Belanda. Hingga Cornelis de Houtman pada tahun 1596, menemukan jalur yang dipakai oelh portugis untuk pergi menuju ke Indonesia. Hingga ia mendarat di Indonesia tepatnya ke daerah Banten. Dari Banten, Cornelis melanjutkan perjalanannnya ke tiap pusat rempah-rempah di Maluku. Ia kembali ke negerinya membawa banyak rempah-rempah. Sejak saat itu para bangsawan Belanda banyak berdatangan ke Indonesia. Agar tidak terjadi persaingan antar sesama pedagang Belanda, maka pada tahun 1602 didirikan perserikatan perusahaan Hindia Timur atau Vereenigde Ooost-Indische Compagnie (VOC) yang dipimpin seorang Gubernur Jendral, Pieter Both.

Masa Kedatangan Penjajah Eropa Dan Masa Penjajahan Voc Di Indonesia
A. Latar Belakang Masuknya Bangsa Eropa
Menurut Kartonagoro, (1975:138) dalam abad ke-15 Eropa sangat membutuhkan rempah-rempah dari Indonesia, Sailon, dan India yang biasanya dikumpulkan oleh pedagang-pedagang Arab lalu disalurkan ke Eropa melalui Alexsandria dan Konstantinopel. Pendistribusian rempah-rempah tersebut melalui pedagang-pedagang Italy dari Amalfi, Venitia, dan dari Genua dan kota-kota besar di laut tengah, rempah-rempah tersebut dikirim ke Jerman dan Prancis.

Dengan jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani (1453) mengakibatkan hubungan perdagangan antara Eropa dan Asia Barat (Timur Tengah) terputus yang berdampak pada kurangnya persediaan rempah-rempah di daerah Eropa. Hal tersebut membuat beberapa bangsa di Eropa mencari solusi lain untuk mendapatkan rempah-rempah. Ada beberapa negara di Eropa yang berlayar mencari rempah-rempah kearah utara dan ada beberapa yang berlayar menuju timur.

Terdapat beberapa faktor yang mendorong bangsa Eropa pergi ke dunia Timur, antara lain sebagai berikut :
1.     Dikuasainya rute dan pusat-pusat perdagangan di Timur Tengah oleh orang-orang Islam.
2.     Adanya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu dengan ditemukan peta dan kompas yang sangat penting bagi pelayaran.
3.     Adanya keinginan untuk mendapatkan rempah-rempah dari daerah asal sehingga harganya lebih murah dan dapat memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya.
4.     Adanya keinginan untuk melanjutkan Perang Salib dan menyebarkan agama Nasrani ke daerah-daerah yang dikunjungi.
5.     Adanya jiwa petualangan sehingga menggugah semangat untuk melakukan penjelajahan samudra.

B. Penjajahan Portugis dan Spanyol
1. Penjajahan Spanyol
Menurut Kartonagoro (1975:139) pada waktu itu spanyol bukanlah negara maritim, akan tetapi Spanyol mempunyai seorang raja putri yang bernama Isabella yang merasa tertarik pada usulan seorang Columbus yang yakin serta sanggup memimpin armada guna berlayar kearah barat untuk mencari jalan ke India. Columbus menemukan pulau yang disangkanya bagian dari India maka ia mengadakan perjalanan pulang pergi hingga empat kali. Tiap pelayaran menemukan pulau-pulau yang diambil untuk kerajaan spanyol. Hingga akhir khayatnya di Valladoid ia yakin telah menemukan jalan ke India.

Ekspedisi bangsa Spanyol di bawah pimpinan Magelhaen, pada tanggal 7 April 1521 telah sampai di Pulau Cebu. Rombongan Magelhaen diterima baik oleh Raja Cebu sebab pada waktu itu Cebu sedang bermusuhan dengan Mactan. Kedatangan bangsa Spanyol ini diterima baik oleh Sultan Tidore yang saat itu sedang bermusuhan dengan Portugis.

Sebaliknya, kedatangan Spanyol di Maluku bagi Portugis merupakan pelanggaran atas "hak monopoli". Oleh karena itu, timbullah persaingan antara Portugis dan Spanyol. Sebelum terjadi perang besar, akhirnya diadakan Perjanjian Saragosa (22 April 1529) yang isinya sebagai berikut.
                    I.          Spanyol harus meninggalkan Maluku, dan memusatkan kegiatannya di Filipina.
                  II.          Portugis tetap melakukan aktivitas perdagangan di Maluku.

2. Penjajahan Portugis
Menurut Kartonagoro (1975:139) untuk sejarah Indonesia yang penting adalah usaha-usahanya orang-orang Portugis yang pada waktu itu sudah biasa mengadakan pelayaran kearah selatan sampai kepulau Kanari. Tahun 1497 Vasco da Gama berhasil mencapai Kalkuta di pantai barat India. Kalkuta saat itu menjadi bandar utama sutera, kayu manis, porselen, cengkeh, pala, lada, kemenyan, dan barang dagangan lainnya. Berita mengenai kekayaan Malaka tersebut kemudian mendorong raja Portugal mengutus Diego Lopes de Sequeira untuk pergi ke Malaka.

Pada awalnya Sequeira disambut baik oleh Sultan Mahmud Syah. Akan tetapi, para pedagang muslim India berhasil meyakinkan sultan bahwa orang Portugis sangat berbahaya dan merupakan ancaman berat bagi Malaka. Sultan kemudian berbalik menyerang Sequeira dan mengusir kapal Portugis dari perairan Malaka.

Serangan Malaka terhadap Sequeira dan anak buahnya memicu kemarahan orang Portugis. Portugis kemudian mengirim Gubernur Portugis di India, yaitu Alfonso d' Albuquerque. Ia berangkat dari Goa pada bulan April 1511 menuju Malaka dengan kekuatan kira-kira 1.200 orang dan 17-18 kapal. Perang antara Malaka dan Portugis tidak dapat dihindari lagi. Portugis menang dan berhasil menduduki Malaka. Setelah berhasil menaklukkan Malaka, Portugis mengirimkan sebuah armada ke Maluku di bawah pimpinanFransisco Serrao. Orang-orang Portugis kemudian tiba di Ternate. Pada tahun 1522, Portugis mendirikan kantor dagang lengkap dengan benteng di Ternate serta memperoleh hak monopoli di pusat rempah-rempah.

a. Kejayaan Portugis di Nusantara
Pada bulan April 1511, Albuquerque melakukan pelayaran dari Goa menuju Malaka dengan kekuatan kira-kira 1200 orang dan 17 buah kapal. Peperangan pecah segera setelah kedatangannya dan berlangsung terus secara sporadis sepanjang bulan Juli hingga awal Agustus. Pihak Malaka terhambat oleh pertikaian antara Sultan Mahmud dan putranya, Sultan Ahmad yang baru saja diserahi kekuasaan atas negara namun dibunuh atas perintah ayahnya

Malaka akhirnya berhasil ditaklukan oleh Portugis. Albuquerque menetap di Malaka sampai bulan November 1511, dan selama itu dia mempersiapkan pertahanan Malaka untuk menahan setiap serangan balasan orang-orang Melayu. Dia juga memerintahkan kapal-kapal yang pertama untuk mencari Kepulauan Rempah. Sesudah itu dia berangkat ke India dengan kapal besar, dia berhasil meloloskan diri ketika kapal itu karam di lepas pantai Sumatera beserta semua barang rampasan yang dijarah di Malaka.

b. Perlawanan Rakyat Terhadap Portugis
Pada tahun 1533, Sultan Ternate menyerukan kepada seluruh rakyat Maluku untuk mengusir Portugis di Maluku. Pada tahun 1570, rakyat Ternate yang dipimpin oleh Sultan Hairun dapat kembali melakukan perlawanan terhadap bangsa Portugis, namun dapat diperdaya oleh Portugis hingga akhirnya tewas terbunuh di dalam Benteng Duurstede. Selanjutnya dipimpin oleh Sultan Baabullah pada tahun 1574. Portugis diusir yang kemudian bermukim di Pulau Timor.

c. Berakhirnya Penjajahan Portugis
Begitu cepat Portugis tidak lagi menjadi suatu kekuatan yang revolusioner. Keunggulan teknologi mereka yang terdiri atas teknik-teknik pelayaran dan militer berhasil dipelajari dengan cepat oleh saingan-saingan mereka dari Indonesia. Seperti meriam Portugis yang dengan cepat berhasil direbut oleh orang-orang Indonesia. Portugis menjadi suatu bagian dari jaringan konflik di selat Malaka, dimana Johor dan Aceh berlomba-lomba untuk saling mengalahkan Portugis agar bisa menguasai Malaka.

Kota Malaka mulai sekarat sebagai pelabuhan dagang selama berada dibawah cengkeraman Portugis. Mereka tidak pernah berhasil memonopoli perdagangan Asia. Portugis hanya mempunyai sedikit pengaruh terhadap kebudayaan orang-orang Indonesia yang tinggal di nusantara bagian barat, dan segera menjadi bagian yang aneh di dalam lingkungan Indonesia. Portugis telah mengacaukan secara mendasar organisasi sistem perdagangan Asia. Tidak ada lagi satu pelabuhan pusat dimana kekayaan Asia dapat saling dipertukarkan, tidak ada lagi negara Malaya yang menjaga ketertiban selat Malaka dan membuatnya aman bagi lalu lintas perdagangan. Sebaliknya komunitas dagang telah menyebar ke beberapa pelabuhan dan pertempuran sengit meletus di Selat.

C. Masa Lahirnya VOC
Orang Belanda yang pertama kali datang ke Indonesia adalah Cornelis de Houtman pada tahun 1596, tepatnya ke daerah Banten. Dari Banten, Cornelis melanjutkan perjalanannnya ke tiap pusat rempah-rempah di Maluku. Ia kembali ke negerinya membawa banyak rempah-rempah. Sejak saat itu para bangsawan Belanda banyak berdatangan ke Indonesia. Agar tidak terjadi persaingan antar sesama pedagang Belanda, maka pada tahun 1602 didirikan perserikatan perusahaan Hindia Timur atau Vereenigde Ooost-Indische Compagnie (VOC) yang dipimpin seorang Gubernur Jendral, Pieter Both.

1. Latar Belakang Lahirnya VOC
Lahirnya VOC dilatarbelakangi oleh masuknya para pedagang belanda ke Indonesia dengan niat mencari rempah-rempah untuk dibawa pulang dan kemudian dijualnya kembali. Untuk mengatasi persaingan tidak sehat antar pedagang belanda dan sekaligus mematahkan dominasi Portugis, seorang anggota parlemen Belanda bernama Johan Van Oldebanevelt mengajukan sebuah usul, yaitu penggabungan (merger) seluruh perusahaan datang yang ada di Belanda menjadi satu serikat dagang. Usulan tersebut mendapat sambutan baik. Pada tanggal 20 Maret 1602, berdiri Verenigde Oost Compagnie atau serikat perusahaan dagang hindia timur, yang biasa dikenal dengan VOC. Dengan modal pertama 6,5 miliar gulden, VOC dipimpin oleh tujuh belas direktur. Mereka dikenal dengan sebutan Heeren Zeventien.

2. Proses Masuknya VOC di Indonesia
Sebelum datang ke Indonesia, para pedagang Belanda membeli rempah-rempah di Lisabon (ibu kota Portugis). Pada waktu itu Belanda masih berada di bawah penjajahan Spanyol. Mulai tahun 1585, Belanda tidak lagi mengambil rempah-rempah dari Lisabon karena Portugis dikuasai oleh Spanyol. Putusnya hubungan perdagangan rempah-rempah antara Belanda dan Spanyol mendorong bangsa Belanda untuk mengadakan penjelajahan samudra.

Pada bulan April 1595, Belanda memulai pelayaran menuju Nusantara dengan empat buah kapal di bawah pimpinan Cornelis  de Houtman. Dalam pelayarannya menuju ke timur, Belanda menempuh rute Pantai Barat Afrika, Tanjung Harapan, Samudra Hindia, Selat Sunda, Banten.

Pada saat itu Banten berada di bawah pemerintahan Maulana Muhammad (1580–1605) Kedatangan rombongan Cornelis de Houtman, pada mulanya diterima baik oleh masyarakat Banten dan juga diizinkan untuk berdagang di Banten. Karena sikap yang kurang baik sehingga orang Belanda kemudian diusir dari Banten. Selanjutnya, orang-orang Belanda meneruskan perjalanan ke timur akhirnya sampai di Bali. Rombongan kedua dari Negeri Belanda di bawah pimpinan Jacob van Neck dan Van Waerwyck, dengan delapan buah kapalnya tiba di Banten pada bulan November 1598. Pada saat itu hubungan Banten dengan Portugis sedang memburuk sehingga kedatangan bangsa Belanda diterima dengan baik. Sikap Belanda sendiri juga sangat hati-hati dan pandai mengambil hati para penguasa Banten sehingga tiga buah kapal mereka penuh dengan muatan rempah-rempah (lada) dan dikirim ke Negeri Belanda, sedangkan lima buah kapalnya yang lain menuju ke Maluku. Keberhasilan rombongan Van Neck dalam perdagangan rempah-rempah, mendorong orang-orang Belanda yang lain untuk datang ke Indonesia. Akibatnya terjadi persaingan di antara pedagang-pedagang Belanda sendiri.

3. Tujuan VOC masuk Indonesia
Tujuan utama dibentuknya VOC seperti tercermin dalam perundingan 15 Januari 1602 adalah untuk “menimbulkan bencana pada musuh dan guna keamanan tanah air”. Yang dimaksud musuh saat itu adalah Portugis dan Spanyol yang pada kurun Juni 1580 –Desember 1640 bergabung menjadi satu kekuasaan yang hendak merebut dominasi perdagangan di Asia. Untuk sementara waktu, melalui VOC bangsa Belanda masih menjalin hubungan baik bersama masyarakat Nusantara.

4. Masa Kejayaan VOC
a. Puncak kekuasaan VOC
VOC mencapai puncak kejayaannya pada saat berada dibawah pimpinan Maetsuyker. Joan Maetsuyker diangkat menjadi pengganti Gubernur Jenderal Cornelis Reyniersz dan ia bertugas dalam kedudukan ini selama seperempat abad. Maetsuyker memegang rekor lamanya memangku jabatan antara Gubernur Jenderal yang pertama (Pieter Both) dan yang terakhir (Stachouwer, 1914). Masa jabatannya pun bersamaan dengan tahun-tahun paling makmur dan berwibawa dari VOC.

Maetsuyker tiba di Batavia dalam tahun 1636 dengan gelar penasihat dewan kehakiman. Tugas pokoknya adalah mengkodifikasi berbagai kumpilan undang-undang yang berlaku, yang diselesaikan pada tahun 1642, dengan memberinya mana Undang-undang Batavia. Sebagai panglima dari angkatan laut yang dikirim ke Srilanka dan Goa dalam tahun 1644, ia merundingkan persetujuan gencatan senjata dengan Portugis yang diumumkan dalam bulan Nopember tahun itu. Pada bulan oktober 1650 dia diangkat sebagai pejabat senior kedua dalam hierarki VOC, yaitu direktur jendral di Batavia, tempat ia mengakhiri sisa hidupnya. Dia menjadi Gubernur Jenderal dalam bulan Mei 1653 dengan meninggal pendahulunyaSelama masa Jabatan Gubernur Maetsuyker yang penuh dengan aneka peristiwa, berakhir permusuhan dengan orang Portugis dan dengan orang Inggris : kedua peristiwa ini ternyata menguntungkan bagi VOC.

Beberapa pertahanan Portugis, termasuk Colombo (1655-1656) dan Cochin (1662-1663) melakukan perlawanan yang kuat, tetapi yang lain-lainnya jatuh dengan mudah. Terutama orang Portugis sendiri sebagian besar yang menyebabkan kehancuran militernya. Memang mereka kekurangan tenaga manusia, kapal, serta sumber-sumber bantuan bahan, tetapi pun kesempatan-kesempatan kemungkinan yang mereka miliki tidak mereka manfaatkan, karena kelalaian dan tidak adanya disiplin mereka terus-menerus. VOC pada tahun 1664 adalah organisasi yang hebat yang dapat dibandingkan dengan salah satu perusahaan multinasional modern yang besar dengan mengadakan perbedaan dan waktu, ruang dan demografi.pada tanggal 22  Oktober, pengusaha Kompeni yang terkenal memberitahukan kepada Dewan Perwakilan atas nama Heren XVII, bahwa Heren XVII, bahwa VOC memilki lebih dari 140 buah kapal dan 25.000orang tercantum dalam daftar gajinya.

Dengan kata lain Jan Kompeni yang terbaik dari kedua dunia dalam perang damai. Dimulai pada tahun 1702, yang menyatakan bahwa VOC  yang tiada taranya ini, telah menghasilkan perbendaharaan yang tiada terbilang dari ujung yang paling jauh di dunia ke dalam persatuan provinsi-provinsi Belanda, ketika mencapai ulang tahunya yang keseratus. Kemakmuran perniagaanya dibuktikan dengan tibanya dengan selamat tujuh belas buah kapal Hindia yang kaya muatan, kendatipun perang yang baru pecah dengan Prancis dan Spanyol.

Secara tersusun, maka puncak kejayaan VOC antara lain :
1.         Kompeni (sebutan untuk VOC) tumbuh dari awal yang sederhana menjadi persekutuan yang luar biasa kayanya.
2.         Saham nilainya telah bertambah banyak nilainya.
3.         Dapat membina kekuatan angkatan laut dan militer dengan biaya sendiri.
4.         Melakukan perang di darat dan di laut di bagian seluruh dunia yang jauh.
5.         Merebut kastil-kastil, benteng-benteng, pelabuhan-pelabuhan dan daratan-daratan musuh.
6.         VOC memiliki lebih dari 140 buah kapal dan 25.000 orang tercantum dalam daftar gajinya.

b. Produk peraturan VOC
Peraturan-peraturan yang ditetapkan VOC dalam melaksanakan monopoli perdagangan antara lain :
1.         Verplichte Leverranties
Penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yang telah ditetapkan oleh VOC. Tidak boleh menjual hasil bumi selain  kepada VOC. 
Contoh penyerahan wajib, lada, rempah-rempah kepada VOC.
2.      Contingenten
Kewajibkan bagi rakyat untuk bayar pajak berupa hasil bumi.
3.      Peraturan tentang ketentuan awal dan jumlah tanaman rempah- rempah yang boleh ditanam.
4.      Pelayaran Hongi.
Pelayaran dengan perahu kora-kora (perahu perang)untuk mengawasi pelaksanaan monopoli perdagangan VOC dan menindak pelanggarannya di Maluku.
5.      Ekstirpasi 
Hak VOC untuk menebang tanaman rempah-rempah agar tidak terjadi over produksi yang dapat menyebabkan harga merosot.

c. Gubernur Jenderal
Suatu organisasi yang berjalan dalam menjalankan kegiatannya pastilah memiliki susunan organisasi yang akan begerak sesuai dengan tugasnya dalam organisasi tersebut. dalam sebuah organisasi apa saja pastilah memiliki seorang yang memimpin organisasi tersebut agar dapat berjalan dengan baik. Begitu juga dengan VOC, orang yang menjadi pimpinan atau pemimpin VOC disebut dengan Gouverneurs-generaal VOC ( Gubernur Jendral VOC ). Seperti yang diketahui bahwasannya VOC merupakan organisasi yang dibentuk dari beberapa orang pedagang atau perusahaan agar tidak terjadi sebuah persaingan yang sengit antar pedangan belanda.

Berikut merupakan beberapa nama orang yang pernah menjabat sebagai gubernur jendral VOC, yakni:
1.     1610-1614    Pieter Both 
2.     1614-1615    Gerard Reynst
3.     1616-1619     Laurens Reaal
4.     1619-1623    Jan Pieterszoon Coen
5.     1623-1627    Pieter Carpentier
6.     1627-1629    Jan Pieterszoon Coen
7.     1629-1632    Jacques Specx
8.     1632-1636    Hendrik Brouwer
9.     1636-1645    Antonio van Diemen
10.  1645-1650    Cornelis van der Lijn
11.  1650-1653    Carel Reyniersz
12.  1653-1678    Joan Maetsuycker
13.  1678-1681    Rijcklof van Goens
14.  1681-1684    Cornelis Speelman
15.  1684-1691    Johannes Camphuys
16.  1691-1704    Willem van Outhoorn
17.  1704-1709   Joan van Hoorn
18.  1709-1713    Abraham van Riebeeck
19.  1713-1718     Christoffel van Swoll
20.  1718-1725    Hendrick Zwaardecroon
21.  1725-1729    Mattheus de Haan
22.  1729-1731    Diederik Durven
23.  1732-1735    Dirk van Cloon
24.  1735-1737    Abraham Patras
25.  1737-1741    Adriaan Valckenier
26.  1741-1743    Johannes Thedens (waarnemend)
27.  1743-1750    Gustaaf Willem Baron van Imhoff
28.  1750-1761    Jacob Mossel
29.  1761-1775    Petrus Albertus van der Parra
30.  1775-1777    Jeremias van Riemsdijk
31.  1777-1780    Reinier de Klerk
32.  1780-1796    Willem Arnold Alting

5. Masa berakhirnya VOC
Para ahli sejarah masih memperdebatkan apakah VOC benar-benar runtuh karena disebabkan korupsi. Tokoh-tokoh berwibawa seperti J. C. van Leur dan W. Coolhas mengemukakan bahwa korupsi bukanlah faktor utama dalam kemunduran dan jatuhnya VOC, mereka ingin menekankan bahwa  EIC, yang didalamnya juga memiliki masalah yang sama yaitu korupsi, memiliki masalah lain seperti penyelewengan, patronase dan main pengaruh, dianggap sebagai kenyataan hidup dalam rezim lama dan tidak punah sampai saat ini. Sikap badan-badan pengurus kedua maskapai dagang tersebut (EIC dan VOC), sejak semula ditandai oleh kecurigaan terus-menerus terhadap ketidakjujuran para abdi mereka. Para pemilik kuasa menyadari bahwa korupsi tidak dapat dihindarkan jika dilihat dari rendahnya upah dari sebagian besar para pegawainya.

Pietter Van Dam, yang sudah hampir lima puluh tahun berpengalaman dalam bidang keuangan dan administrasi kompeni, mengakui dalam Beschriving (penjelasan) rahasianya yang disusun untuk ditujukan hanya kepada Heren XVII : ”bahwa para abdi kompeni harus berusaha hidup dalam batas gaji mereka, adalah hal yang sejak semula diakui tidak dapat dilakukan; dan karena itu adakalanya orang harus menutup mata dan berpaling kearah lain”.  Akan tetapi lain halnya dengan memaafkan instansi bawahan melakukan penyogokan dan pemerasan, dengan membiarkan korupsi kasar dan jauh jangkauannya seperti yang dilakukan oleh ”kompeni-kompeni kecil”. Kompeni-kompeni kecil ini adalah kelompok-kelompok atau gabungan-gabungan dari orang-orang bawahan VOC, terutama di Bengala dan Jepang, yang melakukan kecurangan penipu para pegawai VOC dengan cara memuat banyak barang-barang selundupan daripada muatan-muatan kompeni sendiri. 

Pada tahun 1732 Heren XVII secara tiba-tiba membebastugaskan sang Gubernur Jendral, Direktur Jendral, dan dua orang anggota dewan senior karena korupsi. Ini menimbulkan sensasi yang hebat, paling tidak untuk sementara. Dan pada pertengahan abad ke 18, VOC mengalami kemunduran karena beberapa sebab sehingga dibubarkan.

Sebab-sebabnya ialah sebagai berikut:
1.     Ketidakjujuran para abdi VOC, karena kesejahteraan abdi VOC tidak setara dengan gaji yang mereka terima.
2.     Kemunduran dinas militer VOC karena mutu korps perwiranya.
3.     Perang untuk menaklukkan daerah-daerah yang melakukan perlawanan yang dipimpin oleh pimpinan local setempat maupun ulama.
4.     Konfrontasi dengan Prancis di Eropa mempengaruhi runtuhnya VOC.

6. Hasil VOC untuk kerajaan Belanda
Beberapa tahun berada di Indonesia menjajah dan mengambil kekayaan alam yang dimiliki oleh Indonesia (Rempah-rempah) yang akan dijual oleh pedagang belanda ke Eropa membuat kekayaan tersendiri bagi bangsa Belanda yang menaungi VOC itu sendiri. Keuntungan yang didapat oleh VOC secara tidak langsung membuat negara Belanda mendapatkan pemasukan dari pajak yang dikenakan kepada pedangang maupun VOC itu sendiri. Dimana pajak tersebut digunakan untuk keperluan pembangunan dan juga memperkuat ekonomi di bangsa Belanda.

DAFTAR PUSTAKA
Kartonagoro,Soewidji. 1975. Belajar Membaca Sejarah Nasional Indonesia.PN Balai Pustaka:Jakarta.
Notosusanto,Nugroho. 1984. Sejarah Nasional Indonesia IV. PN Balai Pustaka:Jakarta.
Radi. 2012. Kebijakan Pemerintah Kolonial. radiasi4ever.blogspot.com/2012/03/kebijakan-pemerintah-kolonial.html.
Saksono, Arie. 2008. Gubernur Jendral VOC Nederlandsch Indie. ariesaksono.wordpress.com/2008/05/20/gubernur-jenderal-voc-nederlandsch-indie/
Suyatno. 2012. Masuknya Bangsa Asing Ke Indonesia. http://sejarah11-jt.blogspot.com/2012/10/masuknya-bangsa-asing-ke-indonesia.html
Suyitno. 2012. Kedatangan Bangsa Portugis Ke Indonesia. http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2012/04/kedatangan-bangsa-portugis-ke-indonesia.html

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Sejarah Kedatangan Penjajah Eropa dan Sistem VOC di Indonesia

Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment