Wednesday, January 25, 2017

Sejarah Peradaban Lembah Sungai Tigris Dan Eufrat ( Mesopotamia )

Sejarah Peradaban Lembah Sungai Tigris Dan Eufrat ( Mesopotamia ) - Kata “Mesopotamia” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “antara dua sungai”, yang mana antara sungai Efrat dan Tigris. Daerah ini meliputi: membentang dari pantai Teluk Persia membentang ke arah barat laut, membentang sepanjang sungai Efrat dan Tigris (perbandingan: meliputi Irak, sebagian kecil dari Iran, Suriah dan Lebanon).


Sejarah Peradaban Lembah Sungai Tigris Dan Eufrat ( Mesopotamia )
Sejarah Peradaban Lembah Sungai Tigris Dan Eufrat ( Mesopotamia )
Mesopotamia merupakan daerah yang bermedan keras: Mesopotamia kuno seringkali mengalami banjir namun juga kekeringan. Tanahnya juga mudah berubah dari tanah padang gurun ke tanah berlumpur. Meskipun demikian Mesopotamia menjanjikan kepada penduduk yang menempatinya untuk hidup dengan baik, terutama di Mesopotamia selatan, di mana air sungai Efrat di salurkan ke kanal-kanal, dan dari situlah tercipta daerah pertanian yang sangat subur, dan dari daerah pertanian ini tumbuh daerah-daerah perdagangan yang sangat penting. Para ahli arkheologi berpendapat, bahwa pada zaman Neolitikum (sekitar 7000 SM) telah ada usaha pertanian dan peternakan di daerah sebelah utara Tigris. Pada sekitar 3100 SM bangsa Sumer menciptakan tulisan untuk pertama kali, yaitu huruf atau tulisan paku.

Penduduk yang bermukim di daerah ini juga berubah-ubah dan banyak terjadi pergantian kekuasaan. Semula bermukim di daerah ini bangsa Sumer di Mesopotamia selatan. Kemudian sekitar 3300 sM datang bangsa Akadia ke daerah ini dan bermukim bersama-sama dengan bangsa Sumer di Mesopotamia selatan. Lalu sekitar 2000 sM datang bangsa Amori ke daerah ini. Mereka membentuk daerah-daerah kekuasaan baru, yaitu di daerah selatan mereka membangun Babilon (Babel) yang terletak di sungai Efrat, dan di daerah utara mereka membangun Asyur dan Niniwe yang terletak di sungai Tigris. Bangsa Babilonia dan bangsa Asyur merupakan bangsa-bangsa yang terkuat di Mesopotamia, dan kedua bangsa inilah yang memiliki peranan penting dalam sejarah Israel.

A. Sistem Pemerintahan Peradaban Lembah Sungai Tigris Dan Eufrat
Kerajaan-kerajaan yang pernah berkuasa di Mesopotamia antara lain sebagai berikut.

1. Kerajaan Sumeria (3500 SM)
Bangsa Sumeria adalah bangsa yang merintis peradaban Mesopotamia. Bangsa ini berkuasa sekitar tahun 3500 SM. Mereka berasal dari daerah di sekitar Teluk Persia. Bangsa ini menganut kepercayaan politeisme atau mempercayai adanya banyak dewa. Dewa-dewa tersebut, antara lain, Uruk (Dewa Langit), Nippur (Dewa Bumi), dan Eridu (Dewa Air). Tempat untuk memuja para dewa tersebut adalah ziggurat. Bangsa Sumeria juga sudah mengenal tulisan, yaitu tulisan paku. Kebudayaan bangsa Sumeria akhirnya berakhir setelah pada tahun 2350 SM diserang oleh bangsa Akkad di bawah pimpinan Sargon. Bangsa Akkad adalah rumpun bangsa Semit.

2. Kerajaan Akkad (2300 SM)
Bangsa Akkad termasuk rumpun bangsa Semit yang berasal dari daerah padang pasir. Mereka bergerak dari daerah yang terletak di sebelah utara daerah Mesopotamia. Di bawah pimpinan Sargon, pasukan bangsa Akkad semakin bertambah kuat dan melakukan serangan serta berhasil menduduki daerah Mesopotamia dengan mengalahkan Kerajaan Sumeria.

Dengan kemenangan tersebut bangsa Akkad tidak lagi menjadi bangsa pengembara. Mereka mulai hidup menetap di daerah Mesopotamia. Walaupun bangsa Akkad berhasil memenangkan perang tersebut, tetapi mereka mengambil dan meniru kebudayaan bangsa Sumeria. Bahkan mereka berintegrasi dengan penduduk yang ditaklukkannya.

Bangsa Akkad memuja banyak dewa, dan juga memiliki cerita-cerita dongeng tentang kepahlawanan, seperti cerita tentang Adopa, Etana, dan Gilgamesh.

3. Kerajaan Babylonia Lama (1850 SM)
Kota Babylonia dibangun oleh bangsa Amori di bawah pimpinan Sumuabum. Letak Kota Babylonia dekat dengan Kota Kish. Bangsa Amori tampil sebagai penguasa baru di Mesopotamia. Raja yang terkenal dari Kerajaan Babylonia (Lama) ini adalah Hammurabi (1750 SM). Raja Hammurabi terkenal dengan hukumnya, yaitu Hukum Hammurabi.

Pada masa pemerintahan Hammurabi, kekuasaan Babylonia terbentang dari Teluk Persia sampai seberang wilayah Turki sekarang dan dari Pegunungan Zagros di timur sampai Sungai Khabur di Siria. Tetapi, sepeninggal Hammurabi wilayah Babylonia terpecah-balah dan akhirnya Babylonia (Lama) runtuh karena serangan dari bangsa Hitti (Hittit). Selanjutnya Mesopotamia diduduki dan diperintah oleh bangsa Kassi (Kassit).
  
daerah Kerajaan Babylonia
daerah Kerajaan Babylonia

3. Kerajaan Babylonia (Baru) atau Chaldea
Setelah berhasil merebut bangsa Assyria pada tahun 612 SM, bangsa Chaldea di bawah pimpinan Raja Nabopalassar membangun kembali Kerajaan Babylonia (atau disebut juga dengan Babylonia Baru). Raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Babylonia Baru di antaranya Raja Nabopalassar, Raja Nebokadnezar, Raja Nebonidas, dan Raja Belshazzar. Kerajaan Babylonia Baru runtuh akibat serangan dari bangsa Persia pada tahun 539 SM.

4. Kerajaan Assyria (Assur)
Bangsa Assyria memenangkan peperangan atas bangsa-bangsa tersebut di atas dan menguasai daerah Mesopotamia. Bangsa Assyria juga ingin menguasai laut untuk melindungi perdagangan. lJpaya tersebut baru berhasil sekitar tahun 750 SM. Raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Assyria, dan antaranya Raja Sargon I I, Raja Sennacherib, dan Raja Assurbanipal.


daerah Kerajaan Assyria (Assur)
daerah Kerajaan Assyria (Assur)

Lambat laun Kerajaan Assyria semakin lemah. Hal ini diketahui oleh bangsa Chaldea yang berkembang di daerah Mesopotamia Selatan (bekas kekuasaan Kerajaan Babylonia Lama). Bangsa ini menyerang Kerajaan Assyria. Pada tahun 612 SM, Ibu Kota Niniveh berhasil dikuasai sehingga mengakibatkan runtuhnya Kerajaan Assyria.

6. Kerajaan Persia
Di bawah pimpinan Cyrus berdirilah Kerajaan Persia, berhasil memperluas wilayah kekuasaannya dengan menaklukkan Babylonia Baru dan daerah Asia Kecil. Raja Cyrus menguasai sebagian dari daerah India bagian barat. Namun dalam pertempuran melawan bangsa Tura, Raja Cyrus terbunuh. Ia kemudian digantikan oleh anaknya yang bernama Cambysses.

Raja Cambysses berhasii mengembalikan ketentraman dalam negeri Persia. Bahkan pada tahun 525 SM Cambysses berhasil menaklukkan negeri Mesir. Setelah Raja Cambysses meninggal ia digantikan oleh Raja Darius. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Persia mencapai masa kejayaannya. Pada masa itu dibangun istana yang megah dan indah di Kota Suza. Istana di Persepolis terkenal karena mempunyai tangga raksasa untuk memasuki istana tersebut. Kerajaan Persia hancur ketika mendapat serangan dari Iskandar Zulkarnaen.

B. Penduduk dan Masyarakat Peradaban Lembah Sungai Tigris Dan Eufrat
Daerah-daerah di sekitar daerah Mesopotamia didiami oleh bangsa-bangsa yang termasuk rumpun bangsa Semit. Kehidupannya bersifat seminomaden. Aktivitas perdagangan melalui Sungai Eufrat dan Tigris. Sekitar tahun 3000 SM, daerah Mesopotamia didiami oleh bangsa Sumeria. Orang-orang Mesopotamia lebih banyak bertempat tinggal pada kota-kota besar dan juga pada ibu kotanya yang bernama Uruk (Ur).

C. Pertanian dan Pengairan Peradaban Lembah Sungai Tigris Dan Eufrat
Pada musim hujan (dari bulan Oktober-April) di Mesopotamia terjadi air bah dari kedua sungai itu. Air menggenangi daerah di sepanjang aliran sungai dan setelah surut meninggalkan Iapisan lumpur yang sangat subur. Di daerah-daerah itulah masyarakat hidup dengan bercocok tanam atau bertani.

Bangsa-bangsa di Mesopotamia sudah mampu menanggulangi masalah banjir, dan memanfaatkan airnya untuk keperluan pertanian. Caranya ialah membuat sistem pengairan yang baik. Bendungan dibangun dan telaga buatan digali untuk menyalurkan dan menyimpan air yang berlebihan di masa banjir.

D. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Peradaban Lembah Sungai Tigris Dan Eufrat
Peradaban Mesopotamia telah memperlihatkan keunggulan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, sejak didiami oleh bangsa Sumeria (tahun 3000 SM). Keunggulan-keunggulan tersebut tampak dalam bidang-bidang berikut :
1.         Bidang arsitektur, orang Sumeria membangun kotanya menurut tata aturan kota yang terencana. Bangunan umumnya terbuat dari batu bata dan tanah liat.
2.         Kemampuan mengolah logam, dari pengolahan logam dihasilkan cermin, tongkat-tongkat, kapak, dan perlengkapan senjata lainnya. Mereka juga pandai membuat pakaian lenan, perkakas dari tembikar dan tembaga, serta perhiasan dari emas.
3.         Bidang ilmu pengetahuan, Ashurbanipal, pemimpin Assyria, membangun perpustakaan tertua di dunia.
4.         Mesopotamia pada zaman Babylonia (Baru) terkenal dengan "taman gantung", yang kemudian menjadi salah satu keajaiban dunia.
            Orang-orang di peradaban mesopotamia sudah mampu menerapkan bebeapa teknologi seperti pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan logam dan tembaga, membuat lampu dan gelas ( barang-barang dari kaca ), tekstil, pengendalian banjir, penyimpanan air dan irigasi.

Contoh penerapan teknologi pada peradaban Mensopotamia adalah orang-orang di masa itu sudah mampu membuat benda-benda dari logam. Awalnya mereka menggunakan tembaga, perunggu, dan emas. Lalu mereka menggunakan besi. Istana-istana kerajaan di masa Mesopotamia dihiasi oleh ratusan kilogram logam-logam. Tembaga, perunggu dan besi juga digunakan untuk pembuatan senjata seperti belati, tombak, dan lain-lain.

Contoh lain penerapan teknologi pada masa ini adalah pompa. Jenis pompa yang peling awal adalah pompa sekrup Archimides, pertama kali digunakan oleh Sanherib, Raja Asyur untuk sistem air di Taman Gantung Babilonia dan Niniwe di abad ke 7 SM, yang kemudian dideskripsikan dengan lebih jelas oleh Archimides di abad 3 SM. Kemudian pada periode Parthia atau Sassania, Orang-orang pada peradaban Mesopotamia mampu membuat Baterai Baghdad, yang merupakan baterai pertama yang diciptakan di Mesopotamia.

E. Aksara Peradaban Lembah Sungai Tigris Dan Eufrat
Orang-orang Sumeria sudah mengenal abjad yang berupa huruf paku. Huruf-huruf paku itu antara lain ditemukan pada sebuah prasasti yang berisi tentang hukum dan undang-undang yang berlaku untuk mengatur kerajaan. Undang-undang dan peraturan-peraturan hukum itu disebut dengan Undang-Undang Hammurabi (Codex Hammurabi).


F. Penanggalan/Kalender Peradaban Lembah Sungai Tigris Dan Eufrat
Orang-orang Sumeria sudah mengenal sistem penanggaian atau sistem kalender, yang dimaksudkan untuk mengenal perputaran waktu dan musim. Pengetahuan tentang perputaran waktu dan musim berguna untuk menentukan saat yang tepat dalam melaksanakan aktivitas kehidupannya, baik untuk bercocok tanam, perdagangan, dan sebagainya.

Untuk mempermudah memahami pengetahuan tentang perputaran waktu dan musim, mereka membagi dan mempersingkat waktu ke dalam jam, menit, dan detik. pembagian waktu terus dikembangkan ke dalam bentuk yang lebih khusus melalui sistem penanggalan atau sistem kalender, yaitu 24 jam menjadi 1 hari, 30 hari menjadi 1 bulan, dan 12 bulan menjadi 1 tahun.


G. Kepercayaan Peradaban Lembah Sungai Tigris Dan Eufrat
Berkembangnya kepercayaan di Mesopotamia berawal dari kepercayaan bangsa Sumeria. Bangsa Sumeria memuja dewa-dewa yang menguasai alam, seperti Dewa Anu (Dewa Langit), Dewa Enlil (Dewa Bumi), dan Dewa Ea (Dewa Air). Ketiga dewa itu mendapat pemujaan tertinggi dari bangsa Sumeria. Bangsa Sumeria juga menyembah Dewa Sin (Dewa Bulan), Dewa Samas (Dewa Matahari), dan Dewa Istar (Dewa Perang dan Asmara).

Bangsa Sumeria juga menyembah Tammuz (Dewa Tumbuh-tumbuhan) untuk memajukan pertanian. Dewa yang memiliki peranan penting dalam kepercayaan bangsa Sumeria adalah dewa yang berhubungan dengan terciptanya dunia, yaitu Dewa Marduk. Dewa Marduk adalah lambang usaha bangsa Sumeria di dalam menciptakan daerah pertanian.

Kepercayaan bangsa Sumeria ini terus berkembang dan dianut oleh masyarakat yang tinggal di daerah Mesopotamia. Tetapi ketika bangsa Persia menguasai daerah Mesopotamia, berkembanglah ajaran agama Persia. Kitab Suci Awesta ini merupakan firman-dewa dengan perantara nabi diturunkan kepada bangsa Persia.

Pada masyarakat bangsa Sumeria terdapat kepercayaan, bahwa manusia setelah mati akan hilang. Hal ini dijelaskan dalam cerita Gilgamesh. Cerita itu pada hakikatnya mempunyai kesimpulan bahwa hidup abadi di dunia ini tidak ada.

G. Hukum Peradaban Lembah Sungai Tigris Dan Eufrat
Sejak awal pemerintahannya, Raja Hammurabi telah memperkenalkan sistem hukuman dalam kehidupan masyarakat yang peraturannya didasarkan atas nilai-nilai tradisional. Dengan peraturan hukum seperti itu, masyarakat akan dapat hidup dengan hidup yang tertib dan menjadikan Raja Hammurabi sebagai raja yang besar, bijaksana, dan termasyhur namanya.

Hukum tersebut berupa prasasti batu yang tingginya delapan kaki atau sekitar 2,5 meter dan ditempatkan di tengah-tengah ibu kota Kerajaan Babylonia. Prasasti itu ditemukan kembali oleh pada ahli Prancis di Kota Susa (Persia) pada abad ke-20. Hukum itu dikenal dengan Hukum atau Undang-Undang Hammurabi (CodexHammurabi) dan merupakan hukum atau undang-undang tertulis pertama di dunia. Dalam kitab hukum atau undang-undang itu ditulis tentang peraturanperaturan yang menyangkut bidang pertanian, perdagangan, agama, pemerintahan, dan kemasyarakatan. Hukum itu terdiri dari 300 pokok undang-undang. Pada setiap bagian dengan jelas tercantum jenisjenis pelanggaran dan hukumannya. Dalam menjalankan undang-undang itu, Raja Hammurabi bertindak dengan keras dan tegas, sehingga terwujud ketertiban dan keamanan.

H. Seni dan Arsitektur Peradaban Lembah Sungai Tigris Dan Eufrat
Ketika para pengembara mulai menghentikan kebiasaannya dan menetap di dusun-dusun, rumah tinggal dibangun dari bata yang dijemur, dan tiap-tiap rumah terdiri dari 6 sampai 7 ruang berbentuk panjang melorong, yang diatur mengelilingi sebuah halaman dalaman (patio), sehingga hawa yang panas diluar tidak sampai masuk ke dalam rumah.

Akan tetapi bagi penghuni rawa gelagah, mereka membangun rumahnya dari bahan yang tersedia, yakni gelagah rawa yang mudah hancur. Bangunan yang dihasilkan mirip terowongan dengan atap melengkung, dengan cara menanam 2 deret ikatan gelagah kedalam tanah untuk membuat pilar, lalu melengkungkan serta mengikat pada ujungnya untuk membuat lengkungan atap gelagah pula, itulah gubug  gelagah.

I. Karakter arsitektuk Peradaban Lembah Sungai Tigris Dan Eufrat
Patio sebagai halaman dalam, sangat penting artinya bagi orang Mesopotamia. Patio tersebut mengikat ruang-ruang yang mengelilinginya, yang terdiri dari ruang-ruang berbentuk rangkaian segi panjang yang sempit melorong yang ditutup oleh atap melengkung.

Bahan bangunan terdiri dari bata Lumpur yang dikeringkan, sehingga secara struktural merupakan tatanan dinding bata yang cukup tebal, disamping karena bahannya sendiri juga dapat mengkondisikan ruang dalamnya, agar panas dari luar tidak terbawa masuk. Bukaan pada pintu dan jendela cukup kecil saja, juga agar hawa panas tidak masuk kedalam ruang, sedangkan kesan secara keseluruhan masif.

J. Bangunan/ Karya Arsitektural Mesopotamia
1. Zigurat
Sekitar tahun 2250 sebelum masehi dikenal adanya artificial ‘Hill of Heaven’ yang merupakan monument keselamatan terbesar simusim panas yang bernama ‘The Ziggurat of Ur’ yang merupakan monument penghormatan kepada salah satu Tuhan mereka bulan dan gunung sebagai rumah yang diberikan kepada pendatang pertamanya. Menurut Sir Leonard Wooley, Zigurat itu setinggi 68 feet yang terletak pada terase setinggi sepuluh feet di atas kota.
Zigurat
Zigurat

  
2. Taman Gantung
Pada abad ke lima sebelum masehi (604 -562 sebelum masehi), sebuah taman yang diasumsikan orang sebagai Taman Surga atau ‘paradise’ seperti yang diungkapkan pada setiap kitab suci. Taman ini kemudian dikenal dengan taman gantung Babylonia, yang megah seluas empat are (400 feet square), setinggi 300 kaki (100 feet) sehingga dapat melihat pemandangan-pemandangan lembah dan padang pasir disekitarnya, dan terlihat di sisi Barat sungai Euphrates. Taman Babylon ini termasuk salah satu keajaiban dunia.

taman gantung Babylonia,
taman gantung Babylonia,

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Sejarah Peradaban Lembah Sungai Tigris Dan Eufrat ( Mesopotamia )

Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment