Sejarah Asal Usul Muhammadiyah - Muhammadiyah sudah
tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia,karena Muhammadiyah aktif dalam
pergerakan masyarakat baik itu dalam bidang pendidikan maupun dalam bidang
kesehatan. Adapun arti dari Nama Muhammadiyah dapat ditinjau dari dua segi
yaitu berdasarkan arti etimologis ( bahasa ) dan arti terminologis ( istilah ).
A. Pengertian
Muhammadiyah
Arti Bahasa
(Etimologis)Muhamadiyah berasal dari kata bahasa Arab “Muhamadiyah”, yaitu nama
nabi dan rasul Allah yang terkhir. Kemudian mendapatkan “ya” nisbiyah, yang
artinya menjeniskan. Jadi, Muhamadiyah berarti “umat Muhammad Shallallahu
‘alaihi wa sallam” atau “pengikut Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam”,
yaitu semua orang Islam yang mengakui dan meyakini bahwa Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah hamba dan pesuruh Allah yang terakhir.
Arti Istilah (Terminologi)
Secara istilah, Muhamadiyah merupakan gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi
munkar, berakidah Islam dan bersumber pada Alquran dan as-Sunnah, didirikan
oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H, bertepatan 18 November
1912 Miladiyah di kota Yogyakarta.
Gerakan ini diberi nama
Muhammadiyah oleh pendirinya dengan maksud untuk berpengharapan baik, dapat
mencontoh dan meneladani jejak perjuangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam, semata-mata
demi terwujudnya ‘Izzul Islam wal Muslimin, kejayaan Islam sebagai realita dan
kemuliaan hidup umat Islam sebagai realita.
Secara garis besar
Muhammadiyah adalah salah satu orgnisasi Islam pembaharu di Indonesia. Gerakan
Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan sesungguhnya merupakan salah
satu mata rantai yang panjang dari gerakan pembaharuan Islam yang dimulai sejak
tokoh pertamanya, yaitu Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim al-Jauziyah, Muhammad bin
Abdul Wahab, Sayyid Jamaludin al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, dan
sebagainya. Pengaruh gerakan pembaharuan tersebut terutama berasal dari
Muhammad Abduh melalui tafsirnya, al-Manar, suntingan dari Rasyid Ridha serta
majalah al-Urwatul Wustqa.
1. faktor
pendorong berdirinya Muhammadiyah
a.
Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Quran dan
Sunnah Nabi, sehingga menyebabkan merajalelanya syirik, bid’ah, dan khurafat,
yang mengakibatkan umat Islam tidak merupakan golongan yang terhormat dalam
masyarakat, demikian pula agama Islam tidak memancarkan sinar kemurniannya
lagi;
b.
Ketiadaan persatuan dan kesatuan di antara umat Islam,
akibat dari tidak tegaknya ukhuwah Islamiyah serta ketiadaan suatu organisasi
yang kuat;
c.
Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam
dalam memprodusir kader-kader Islam, karena tidak lagi dapat memenuhi tuntutan
zaman;
d.
Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang
sempit, bertaklid buta serta berpikir secara dogmatis, berada dalam
konservatisme, formalisme, dan tradisionalisme;
e.
Karena keinsyafan akan bahaya yang mengancam kehidupan
dan pengaruh agama Islam, serta berhubung dengan kegiatan misi dan zending
Kristen di Indonesia yang semakin menanamkan pengaruhnya di kalangan rakyat
2. Tokoh Pendiri dan Perkembangan Muhammadiyah
Muhammadiyah
didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta pada 8 Dzulhijjah 1330 H/18 November
1912 oleh Muhammad Darwis yang kemudian dikenali sebagai K.H. Ahmad Dahlan. Beliau
adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai
pedagang. Melihat keadaan umat Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku
dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya
untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan
Al-Qur’an dan Hadis. Oleh kerana itu beliau memberikan pengertian keagamaan di
rumahnya di tengah kesibukannya sebagai Khatib dan pedagang.
Semula ajaran
ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapat
sambutan dari keluarga dan rakannya. Profesinya sebagai pedagang sangat
mendukung ajakan beliau, sehingga dalam waktu
singkat ajakannya menyebar ke luar kampung Kauman bahkan sampai ke luar
daerah dan ke luar daripada Pulau Jawa. Untuk mengorganisasi kegiatan tersebut
maka didirikan persyarikatan Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah ada di
seluruh penjuru negeri.
Di samping
memberikan pelajaran / pengetahuannya kepada laki-laki, beliau juga memberi
pelajaran kepada kaum perempuan muda dalam forum pengajian yang disebut
“Sidhratul Muntaha”. Pada siang hari pelajaran untuk kanak-kanak lelaki dan
perempuan. Pada malam hari untuk kanak-kanak yang telah dewasa.
Di samping
memberikan kegiatan kepada laki-laki, pengajian kepada ibu-ibu dan kanak-kanak,
beliau juga mendirikan sekolah-sekolah. Tahun 1913 sampai tahun 1918 beliau
telah mendirikan sekolah dasar sejumlah 5 buah, tahun 1919 mendirikan Hooge
School Muhammadiyah ialah sekolah lanjutan. Tahun 1921 diganti namanya menjadi
Kweek School Muhammadiyah, tahun 1923, dipecah menjadi dua, laki-laki sendiri
perempuan sendiri, dan akhirnya pada tahun 1930 namanya diubah menjadi
Mu`allimin dan Mu`allimat.
B. Muhammadiyah Pada Masa Penjajahan
Pada masa ini,
perintisan yang dilakukan K.H.A.Dahlan mengarah pada ajakan untuk melaksanakan
islam secara benar sesuai dengan tuntunan AL-Qur’an dan As-sunah shahihah,
wujud rintisan K.H.A.Dahlan antara lain :
1.
Pada tahun 1898, beliau
meluruskan arah kiblat secara benar dengan serong kearah barat laut 24,5 derajat.
2.
Bermula dari sekolah yang
dirintis di teras rumah K.H.A Dahlan dan akhirnya beliau membangun gedung
standard school med de Qur’an hingga akhirnya pendidikan Muhammadiyah terus
berkembang.
3.
K.H.A Dahlan yang dibantu
K.H.Suja’ merintis RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada 15 Februari1923.
4.
Pada tahun 1922, didirikan
mushala khusus wanita.
Pada 23
Februari 1923, K.H.A Dahlan wafat. Namun perjuangan Muhammadiyah tetap dilanjutkan oleh murid-murid beliau dan terus mengalami
perkembangan seperti
a.) H.Karim Amrullah yang
bergelar H.Rasul pemimpin perkumpulan Sandi Aman di Padang bergabung dengan
Muhammadiyah.
b.) Dipercayakannya
Consul-Consul di luar pulauJawa kepada :
1.) AR Sutan Mansyur
consul untuk pulau Sumatera.
2.) M.Hasan Tjorong
consul untuk pulau Kalimantan.
3.) D.Muntu consul untuk
pulau Sulawesi.
C. Muhammadiyah Pada Masa Kemerdekaan
Rasa kecintaan
Muhammadiyah terhadap tanah air dibuktikan dengan di bentuknya perkumpulan
Hisbul Wathan yang berarti pembela tanah air. Beberapa aktivisnya yaitu bapak
Sarbini dan Jend.Sudirman.
Setelah
Indonesia merdeka, putera terbaik Muhammadiyah Ki Bagus Hadikusuma menjadi
anggota BPUPKI untuk merumuskan Pancasila. Pada 17 Agustus 1945, Muhammadiyah
membidani lahirnya partai Masyumi yang diresmikan pada tanggal 7 November
1945.
D. Muhammadiyah Pada Masa Orde Lama
Kemenangan
Partai Masyumi pada 1955, membuat PKI dan antek-anteknya menaruh dendam hingga
menuduh Masyumi terlibat dalam pemberontakan PRRI di Sumatera. PKI membujuk
penguasa pada saat itu untuk membubarkan Masyumi yang tentu akan mengancam
eksistensi Muhammadiyah. Tetapi,keputusan tertingi tetap di tangan presiden
Soekarno.
Dampak dari
permasalahan tersebut, banyak tokoh Masyumi yang notabene aktivis Muhammadiyah dijebloskan ke penjara yakni :
a. Buya HAMKA
b. Mr.Kasman Singidimejo
c. dr.Yusuf Wibisono
Pada 1959,
dikeluarkan dekrit presiden yang memberi waktu pada Masyumi untuk membubarkan
diri. Lalu dalam rangka menyelamatkan Muhammadiyah dari hasutan PKI terhadap
presiden, diberikanlah predikat “Anggota Setia Muhammadiyah” kepada
Ir.Soekarno.
E. Muhammadiyah Pada Orde Baru
Pada masa ini,
Muhammadiyah menata kembali organisasinya dan turut membantu pemerintah dalam
menumpas PKI. Namun setelah cukup lama berkuasa, mulai terjadi
penyelewengan-penyelewengan. Semua organisasi Massa dan politik tidak ada yang
boleh menentang kata-kata pemerintah. Pada 1977, munculnya krisis moneter yang
menyerang bangsa Indonesia. Hal ini mendorong para aktivis untuk ikut bersama
gelombang masyarakat untuk melengserkan rezim orde baru. Akhirnya pada 22 Mei
1998, rezim orde baru tumbang, dan digantikan dengan Masa Reformasi yang satu
diantara penggeraknya ialah Prof. DR.H.Amien Rais.
F. Muhammadiyah Pada Reformasi
Dalam sidang
Tanwir di Semarang pada 1998, Muhammadiyah merelakan Prof. DR.H. Amien Rais
untuk melepaskan jabatannya sebaga Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah guna
menjaga agar kondisi perpolitikan tidak menghambat gerak juang Muhammadiyah.
yang
berpolitik riil agar memperhatikan :
1.
Mengedepankan kejujuran
2. Menjadi Uswatun
Khasanah Pada Sidang Tanwir Muhammadiyah bulan Februari 2002 di Bali,
Muhammadiyah merumuskan khittah berbangsa dan bernegara yang isi nya
mempertegas statement Ujung Pandang dan Khittah Surabaya.
Muhammadiyah mengihimbau kadernya
3.
Melakukan Islah
G. Dimana letak upaya Muhammadiyah
dalam pemurnian Islam
Dalam memurnikan ajaran islam,
Muhammadiyah berupaya menghilangkan praktik praktik syirik dan Takhayul, Bid’ah
dan Khurafat yang terjadi dimasyarakat dengan cara dakwah amar ma’ruf nahi munkar.
a.
Bid’ah adalah sesuatu hal baru tanpa ada tokoh yang mendahuluinya.
Menurut
Pengertiannya, bid’ah adalah sesuatu cara yang diadakan orang dalam agama yang
menyerupai perintah agama. Mengingat ibadah tambahan itu tidak diperintahkan
oleh Allah dan Rasulullah, maka dinamakan bid’ah. Muhammadiyah mmenegaskan
bahwa bid’ah adalah semua perbuatan mengada adakan dalam agama yang dipandang
sebagai ibadah kepada Allah.
b.
Khurafat adalah hal hal yang tidak masuk akal atau sulit dipercaya
kebenarannya.
Mempercayai
adanya kekuatan lain selain Allah. Mempercayai ajaran dinamisme, ajaran
peninggalan nenek moyang. Perbuatan khurafat yang dimaksud antara lain
b.1.
Upacara menanam kerbau
b.2.
Memberi sedekah kelaut
b.3.
Memberi sesaji ditempat keramat.
b.4.
Pemujaan terhadap benda benda keramat.
c. Takhayul adalah Kepercayaan yang dilandasi
oleh alam khayal atas sesuatu yang dianggap ada, tanpa didasari fakta
kebenarannya.
Percaya
pada takhayul berarti kepercayaan animism, yang berarti percaya pada sesuatu
yang ada dan memberikan kekuatan tertentu. Yang termasuk perbuatan takhayul
antara lain :
c.1. Adanya kekuatan
tertentu pada keris.
c.2. Adanyan penguasa laut selatan.
c.3. Adanya mahluk gaib yang menunggu pohon besar.
d.
Syirik berarti menyekutukan Allah SWT, dengan sesuatu lainnya, baik dalam
keyakinan, perbuatan dan ucapan. Syirik juga diartikan meyakini, menyembah,
meminta pertolongan selain kepada Allah SWT.
Yang
termasuk perbuatan syirik antara lain :
d.1.
Meminta pertolongan kepada kekuatan gaib.
d.2.
Meminta pertolongan roh roh leluhur yang telah meninggal
d.3.
Meminta pertolongan pada binatang- binatang tertentu.
d. Musyrik berarti sebutan bagi orang orang yang
menyekutukan Allah dengan sesuatu selain ALLah baik dalam ucapan, keyakinan
ataupun perbuatannya.
Merajalelanya perbuatan bid’ah, Khurafat, dan takhayul ini
akibat pengaruh tradisi-tradisi yang bukan islam.
H. Maksud dan Tujuan didirikan Muhammadiyah
Rumusan maksud
dan tujuan Muhammadiyah sejak berdiri hingga sekarang ini telah mengalami
beberapa kali perubahan redaksional, perubahan susunan bahasa dan istilah.
Tetapi, dari segi isi, maksud dan tujuan Muhammadiyah tidak berubah dari
semula.Pada waktu pertama berdirinya Muhamadiyah memiliki maksud dan tujuan
sebagai berikut:
Rumusan pertama
Menyebarkan pengajaran Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada penduduk bumi-putra, di dalam
residensi Yogyakarta. Dan Memajukan hal agama Islam kepada anggota-anggotanya.
Rumusan kedua
terjadi setelah muhammadiyah
meluas ke berbagai daerah di luar Yogyakarta. Memperhatikan jumlah cabang yang
ada di luar Yogyakarta maka maksud dan tujuan muhammadiyah harus direvisi
sesuaii dengan keadaan riil yang dialaminya. Adapun isinya adalah memajukan dan
menggembirakan pengajaran dan pelajaran agama Islam di Hindia Belanda, serta
memajukan dan menggembirakan hidup sepanjang kemauan Agama Islam kepada
sekutu-sekutunya.
Rumusan ketiga
rumusan ketiga ini terjadi
ketika masa pendudukan Jepang di Indonesia. Pemerintahan fasis ini mengharuskan
terjadinya perubahan redaksional yang sesuai dengan yang dikehendakinya. Maka
rumusanya adalah sesuai dengan kepercayaan untuk mendirikan kemakmuran
bersamaseluruh Asia Timur Raya dibawah pimpinan Dai Nippon, dan memang
diperintahkan oleh Allah maka perkumpulan ini:
a) Hendaknya
menyiarkan agama Islam, serta melatihkan hidup yang selaras dengan tuntunannya.
b) Hendak
melakukan pekerjaan perbaikan umum.
c) Hendak
memajukan pengetahuan dan keepandaian serta budi pekerti yang baik kepada
anggota-anggotanya.
Rumusan keempat
terjadi setelah Muktamar
Muhammadiyah ke 31 di Yogyakarta. Adapaun rumusanya adalah menegakkan dan
menjunjung tinggi agama Islam sehingga dapat mewujudkan masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya
Rumusan kelima
ini diubah pada Muktamar
Muhammadiyah ke 34 di Yogyakarta. Perubahan ini hanya pada redaksionalnya saja
dari kata dapat mewujudkan menjadi terwujudnya. Sihingga rumusan resminya
adalah, Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam terwujudnya masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya.
Rumusan keenam
terjadi pada
Muktamar Muhammadiyah ke 41 di Surakarta. Pada tahun itu Muhammadiyah harus
merubah maksud dan tujuan azaznya, dikarenakan kehadiran Undang-undang nomor 8
tahun 1985 tentang kewajiban setiap ormas, baik agama maupun non agama untuk
mencantumkan asas pancasila. Adapun maksud dan tujuan hasil Muktamar ke 41 itu
adalah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud
masyarakat utama, adil, dan makmur yang diridhai Allah SWT.
Rumusan ketujuh
Muhammadiyah adalah gerakan
Islam, Dakwah Amar ma’ruf Nahi Munkar, berasaskan Islam yang bersumber pada al
Qur’an dan As-Sunnah.