Monday, January 23, 2017

Sejarah Asal Usul Muhammadiyah

Sejarah Asal Usul Muhammadiyah - Muhammadiyah sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia,karena Muhammadiyah aktif dalam pergerakan masyarakat baik itu dalam bidang pendidikan maupun dalam bidang kesehatan. Adapun arti dari Nama Muhammadiyah dapat ditinjau dari dua segi yaitu berdasarkan arti etimologis ( bahasa ) dan arti terminologis ( istilah ).


Sejarah Asal Usul Muhammadiyah

A. Pengertian Muhammadiyah
Arti Bahasa (Etimologis)Muhamadiyah berasal dari kata bahasa Arab “Muhamadiyah”, yaitu nama nabi dan rasul Allah yang terkhir. Kemudian mendapatkan “ya” nisbiyah, yang artinya menjeniskan. Jadi, Muhamadiyah berarti “umat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam” atau “pengikut Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam”, yaitu semua orang Islam yang mengakui dan meyakini bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah hamba dan pesuruh Allah yang terakhir.

Arti Istilah (Terminologi) Secara istilah, Muhamadiyah merupakan gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi munkar, berakidah Islam dan bersumber pada Alquran dan as-Sunnah, didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H, bertepatan 18 November 1912 Miladiyah di kota Yogyakarta.

Gerakan ini diberi nama Muhammadiyah oleh pendirinya dengan maksud untuk berpengharapan baik, dapat mencontoh dan meneladani jejak perjuangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam, semata-mata demi terwujudnya ‘Izzul Islam wal Muslimin, kejayaan Islam sebagai realita dan kemuliaan hidup umat Islam sebagai realita.

Secara garis besar Muhammadiyah adalah salah satu orgnisasi Islam pembaharu di Indonesia. Gerakan Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan sesungguhnya merupakan salah satu mata rantai yang panjang dari gerakan pembaharuan Islam yang dimulai sejak tokoh pertamanya, yaitu Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim al-Jauziyah, Muhammad bin Abdul Wahab, Sayyid Jamaludin al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, dan sebagainya. Pengaruh gerakan pembaharuan tersebut terutama berasal dari Muhammad Abduh melalui tafsirnya, al-Manar, suntingan dari Rasyid Ridha serta majalah al-Urwatul Wustqa.

1. faktor pendorong berdirinya Muhammadiyah
a.        Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Quran dan Sunnah Nabi, sehingga menyebabkan merajalelanya syirik, bid’ah, dan khurafat, yang mengakibatkan umat Islam tidak merupakan golongan yang terhormat dalam masyarakat, demikian pula agama Islam tidak memancarkan sinar kemurniannya lagi;
b.        Ketiadaan persatuan dan kesatuan di antara umat Islam, akibat dari tidak tegaknya ukhuwah Islamiyah serta ketiadaan suatu organisasi yang kuat;
c.        Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam memprodusir kader-kader Islam, karena tidak lagi dapat memenuhi tuntutan zaman;
d.        Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang sempit, bertaklid buta serta berpikir secara dogmatis, berada dalam konservatisme, formalisme, dan tradisionalisme;
e.        Karena keinsyafan akan bahaya yang mengancam kehidupan dan pengaruh agama Islam, serta berhubung dengan kegiatan misi dan zending Kristen di Indonesia yang semakin menanamkan pengaruhnya di kalangan rakyat

2. Tokoh Pendiri dan Perkembangan Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta pada 8 Dzulhijjah 1330 H/18 November 1912 oleh Muhammad Darwis yang kemudian dikenali sebagai K.H. Ahmad Dahlan. Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang. Melihat keadaan umat Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis. Oleh kerana itu beliau memberikan pengertian keagamaan di rumahnya di tengah kesibukannya sebagai Khatib dan pedagang.

Semula ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan rakannya. Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar kampung Kauman bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar daripada Pulau Jawa. Untuk mengorganisasi kegiatan tersebut maka didirikan persyarikatan Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah ada di seluruh penjuru negeri.

Di samping memberikan pelajaran / pengetahuannya kepada laki-laki, beliau juga memberi pelajaran kepada kaum perempuan muda dalam forum pengajian yang disebut “Sidhratul Muntaha”. Pada siang hari pelajaran untuk kanak-kanak lelaki dan perempuan. Pada malam hari untuk kanak-kanak yang telah dewasa.

Di samping memberikan kegiatan kepada laki-laki, pengajian kepada ibu-ibu dan kanak-kanak, beliau juga mendirikan sekolah-sekolah. Tahun 1913 sampai tahun 1918 beliau telah mendirikan sekolah dasar sejumlah 5 buah, tahun 1919 mendirikan Hooge School Muhammadiyah ialah sekolah lanjutan. Tahun 1921 diganti namanya menjadi Kweek School Muhammadiyah, tahun 1923, dipecah menjadi dua, laki-laki sendiri perempuan sendiri, dan akhirnya pada tahun 1930 namanya diubah menjadi Mu`allimin dan Mu`allimat.

B. Muhammadiyah Pada Masa Penjajahan
Pada masa ini, perintisan yang dilakukan K.H.A.Dahlan mengarah pada ajakan untuk melaksanakan islam secara benar sesuai dengan tuntunan AL-Qur’an dan As-sunah shahihah, wujud rintisan K.H.A.Dahlan antara lain :
1.        Pada tahun 1898, beliau meluruskan arah kiblat secara benar dengan serong kearah  barat laut 24,5 derajat.
2.        Bermula dari sekolah yang dirintis di teras rumah K.H.A Dahlan dan akhirnya beliau membangun gedung standard school med de Qur’an hingga akhirnya pendidikan Muhammadiyah terus berkembang.
3.        K.H.A Dahlan yang dibantu K.H.Suja’ merintis RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada 15 Februari1923.
4.         Pada tahun 1922, didirikan mushala khusus wanita.

Pada 23 Februari 1923, K.H.A Dahlan wafat. Namun perjuangan Muhammadiyah tetap dilanjutkan oleh murid-murid beliau dan terus mengalami perkembangan seperti
a.)    H.Karim Amrullah yang bergelar H.Rasul pemimpin perkumpulan Sandi Aman di Padang bergabung dengan Muhammadiyah.
b.)    Dipercayakannya Consul-Consul di luar pulauJawa kepada :
1.)    AR Sutan Mansyur consul untuk pulau Sumatera.
2.)    M.Hasan Tjorong consul untuk pulau Kalimantan.
3.)    D.Muntu consul untuk pulau Sulawesi.

C. Muhammadiyah Pada Masa Kemerdekaan
Rasa kecintaan Muhammadiyah terhadap tanah air dibuktikan dengan di bentuknya perkumpulan Hisbul Wathan yang berarti pembela tanah air. Beberapa aktivisnya yaitu bapak Sarbini dan Jend.Sudirman.

Setelah Indonesia merdeka, putera terbaik Muhammadiyah Ki Bagus Hadikusuma menjadi anggota BPUPKI untuk merumuskan Pancasila. Pada 17 Agustus 1945, Muhammadiyah membidani  lahirnya partai Masyumi yang diresmikan pada tanggal 7 November 1945.

D. Muhammadiyah Pada Masa Orde Lama
Kemenangan Partai Masyumi pada 1955, membuat PKI dan antek-anteknya menaruh dendam hingga menuduh Masyumi terlibat dalam pemberontakan PRRI di Sumatera. PKI membujuk penguasa pada saat itu untuk membubarkan Masyumi yang tentu akan mengancam eksistensi Muhammadiyah. Tetapi,keputusan tertingi tetap di tangan presiden Soekarno.

Dampak dari permasalahan tersebut, banyak tokoh Masyumi yang notabene aktivis Muhammadiyah dijebloskan ke penjara yakni :
a. Buya HAMKA
b. Mr.Kasman Singidimejo
c. dr.Yusuf Wibisono

Pada 1959, dikeluarkan dekrit presiden yang memberi waktu pada Masyumi untuk membubarkan diri. Lalu dalam rangka menyelamatkan Muhammadiyah dari hasutan PKI terhadap presiden, diberikanlah predikat “Anggota Setia Muhammadiyah” kepada Ir.Soekarno.

E. Muhammadiyah Pada Orde Baru
Pada masa ini, Muhammadiyah menata kembali organisasinya dan turut membantu pemerintah dalam menumpas PKI. Namun setelah cukup lama berkuasa, mulai terjadi penyelewengan-penyelewengan. Semua organisasi Massa dan politik tidak ada yang boleh menentang kata-kata pemerintah. Pada 1977, munculnya krisis moneter yang menyerang bangsa Indonesia. Hal ini mendorong para aktivis untuk ikut bersama gelombang masyarakat untuk melengserkan rezim orde baru. Akhirnya pada 22 Mei 1998, rezim orde baru tumbang, dan digantikan dengan Masa Reformasi yang satu diantara penggeraknya ialah Prof. DR.H.Amien Rais.

F. Muhammadiyah Pada Reformasi
Dalam sidang Tanwir di Semarang pada 1998, Muhammadiyah merelakan Prof. DR.H. Amien Rais untuk melepaskan jabatannya sebaga Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah guna menjaga agar kondisi perpolitikan tidak menghambat gerak juang Muhammadiyah.
yang berpolitik riil agar memperhatikan :
1.    Mengedepankan kejujuran
2.   Menjadi Uswatun Khasanah Pada Sidang Tanwir Muhammadiyah bulan Februari 2002 di Bali, Muhammadiyah merumuskan khittah berbangsa dan bernegara yang isi nya mempertegas statement Ujung Pandang dan Khittah Surabaya.
        Muhammadiyah mengihimbau kadernya
3.     Melakukan Islah

G. Dimana letak upaya Muhammadiyah dalam pemurnian Islam
Dalam memurnikan ajaran islam, Muhammadiyah berupaya menghilangkan praktik praktik syirik dan Takhayul, Bid’ah dan Khurafat yang terjadi dimasyarakat dengan cara dakwah amar ma’ruf nahi munkar.
a.  Bid’ah adalah sesuatu hal baru tanpa ada tokoh yang mendahuluinya. 
Menurut Pengertiannya, bid’ah adalah sesuatu cara yang diadakan orang dalam agama yang menyerupai perintah agama. Mengingat ibadah tambahan itu tidak diperintahkan oleh Allah dan Rasulullah, maka dinamakan bid’ah. Muhammadiyah mmenegaskan bahwa bid’ah adalah semua perbuatan mengada adakan dalam agama yang dipandang sebagai ibadah kepada Allah.


b.  Khurafat adalah hal hal yang tidak masuk akal atau sulit dipercaya kebenarannya.
      Mempercayai adanya kekuatan lain selain Allah. Mempercayai ajaran dinamisme, ajaran peninggalan nenek moyang. Perbuatan khurafat yang dimaksud antara lain
      b.1. Upacara menanam kerbau
      b.2. Memberi sedekah kelaut
      b.3. Memberi sesaji ditempat keramat.
      b.4. Pemujaan terhadap benda benda keramat.
c.  Takhayul adalah Kepercayaan yang dilandasi oleh alam khayal atas sesuatu yang dianggap ada, tanpa didasari fakta kebenarannya.
Percaya pada takhayul berarti kepercayaan animism, yang berarti percaya pada sesuatu yang ada dan memberikan kekuatan tertentu. Yang termasuk perbuatan takhayul antara lain :
c.1. Adanya kekuatan tertentu pada keris.
c.2. Adanyan penguasa laut selatan.
c.3. Adanya mahluk gaib yang menunggu pohon besar.
d. Syirik berarti menyekutukan Allah SWT, dengan sesuatu lainnya, baik dalam keyakinan, perbuatan dan ucapan. Syirik juga diartikan meyakini, menyembah, meminta pertolongan selain kepada Allah SWT. 
      Yang termasuk perbuatan syirik antara lain :
      d.1. Meminta pertolongan kepada kekuatan gaib.
      d.2. Meminta pertolongan roh roh leluhur yang telah meninggal
      d.3. Meminta pertolongan pada binatang- binatang tertentu.
d.  Musyrik berarti sebutan bagi orang orang yang menyekutukan Allah dengan sesuatu selain ALLah baik dalam ucapan, keyakinan ataupun perbuatannya.
Merajalelanya perbuatan bid’ah, Khurafat, dan takhayul ini akibat pengaruh tradisi-tradisi yang bukan islam.

H. Maksud dan Tujuan didirikan Muhammadiyah
Rumusan maksud dan tujuan Muhammadiyah sejak berdiri hingga sekarang ini telah mengalami beberapa kali perubahan redaksional, perubahan susunan bahasa dan istilah. Tetapi, dari segi isi, maksud dan tujuan Muhammadiyah tidak berubah dari semula.Pada waktu pertama berdirinya Muhamadiyah memiliki maksud dan tujuan sebagai berikut:

Rumusan pertama
Menyebarkan pengajaran Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada penduduk bumi-putra, di dalam residensi Yogyakarta. Dan Memajukan hal agama Islam kepada anggota-anggotanya.

Rumusan kedua
terjadi setelah muhammadiyah meluas ke berbagai daerah di luar Yogyakarta. Memperhatikan jumlah cabang yang ada di luar Yogyakarta maka maksud dan tujuan muhammadiyah harus direvisi sesuaii dengan keadaan riil yang dialaminya. Adapun isinya adalah memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran agama Islam di Hindia Belanda, serta memajukan dan menggembirakan hidup sepanjang kemauan Agama Islam kepada sekutu-sekutunya.

Rumusan ketiga
rumusan ketiga ini terjadi ketika masa pendudukan Jepang di Indonesia. Pemerintahan fasis ini mengharuskan terjadinya perubahan redaksional yang sesuai dengan yang dikehendakinya. Maka rumusanya adalah sesuai dengan kepercayaan untuk mendirikan kemakmuran bersamaseluruh Asia Timur Raya dibawah pimpinan Dai Nippon, dan memang diperintahkan oleh Allah maka perkumpulan ini:
a)     Hendaknya menyiarkan agama Islam, serta melatihkan hidup yang selaras dengan tuntunannya.
b)     Hendak melakukan pekerjaan perbaikan umum.
c)     Hendak memajukan pengetahuan dan keepandaian serta budi pekerti yang baik kepada anggota-anggotanya.

Rumusan keempat  
terjadi setelah Muktamar Muhammadiyah ke 31 di Yogyakarta. Adapaun rumusanya adalah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga dapat mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya
Rumusan kelima
ini diubah pada Muktamar Muhammadiyah ke 34 di Yogyakarta. Perubahan ini hanya pada redaksionalnya saja dari kata dapat mewujudkan menjadi terwujudnya. Sihingga rumusan resminya adalah, Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Rumusan keenam
 terjadi pada Muktamar Muhammadiyah ke 41 di Surakarta. Pada tahun itu Muhammadiyah harus merubah maksud dan tujuan azaznya, dikarenakan kehadiran Undang-undang nomor 8 tahun 1985 tentang kewajiban setiap ormas, baik agama maupun non agama untuk mencantumkan asas pancasila. Adapun maksud dan tujuan hasil Muktamar ke 41 itu adalah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil, dan makmur yang diridhai Allah SWT.

Rumusan ketujuh
Muhammadiyah adalah gerakan Islam, Dakwah Amar ma’ruf Nahi Munkar, berasaskan Islam yang bersumber pada al Qur’an dan As-Sunnah.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Sejarah Asal Usul Muhammadiyah

Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment