Gurun
tandus yang di kelilingi gurun pasir dan gunung-gunung, yang mana pada masa itu
kehidupan manusia sangat lah buruk, sehingga disebutlah pada masa itu dengan
zaman jahiliyah atau zaman kebodohan manusia, dilahirkanlah seorang manusia
pilihan, yang merupakan pembawa cahaya iman, sebagai panutan akhlak yang mulia bagi
umat manusia dan jin sampai akhir kehidupan di dunia ini.
![]() |
Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW |
Bahkan nama seorang hamba yang mulia ini sudah diramalkan
dalam kitab-kitab suci agama terdahulu, seperti dalam kitab agama Buddha. Sang
Buddha berkata : “Wahai para pendeta, ketika manusia berusia 80.000
tahun, akan hadir di atas muka bumi seorang Buddha bernama Metteyya (yang
pengasih), manusia suci (Arahat), yang tercerahkan serta penuh keagungan,
dirahmati kebijaksanaan tindakannya, kesuksesan, pengatahuan atas jagat,
pengendara kereta kuda tiada tanding yang ramah; penguasa malaikat dan manusia;
Buddha yang diberkati, meskipun aku telah lahir di muka bumi ini, seorang
Buddha dengan kualitas yang sama akan diturunkan. Apa yang dia pahami dari
langit akan dia kabarkan pada dunia bersama para malaikat, sahabat, dan
malaikat utama lainnya, dan orang-orang bijak serta brahmana, pangeran, dan
rakyat biasa; seperti halnya aku sekarang yang mengatakan hal yang sama kepada
pihak yang sama. Dia akan mengkhotbahkan agamanya, mulia asalnya, agung pada puncak
kejayaannya, dan agung pula tujuannya, baik dalam jiwa maupun ucapan. Dia akan
mengumandangkan kehidupan beragama yang utuh sempurna lagi menyeluruh, seperti
aku sekarang menyebarkan agamaku dan kehidupan sama. Dia akan memimpin ribuan
masyarakat, sedangkan aku hanya memimpin beberapa ratus pendeta.
Sungguh begitu agung dan mulia, nama-namanya telah terukir
indah di sorga sana dan di hati-hati orang-orang yang beriman, namanya terus di
puji-puji sebagai tanda kecintaan kepada insan pilihan, bahkan air mata terus
mengalir di mata-mata para perindu sang nabi yang mulia hingga akhir zaman.
Yang mampu memberikan cahaya kedamaian bagi hati yang sedang kegelapan, beliau
adalah “cayaha di atas cahaya”, NUURUN ALA NUURI”.
Tubuh Nabi Saw warnanya putih kemerah-merahan, kulitnya
bercahaya-cahaya mukanya indah menawan dahi beliau luas, kepala beliau besar
sempurna, hidung mancung bagai huruf alif bengkok sedikit dan bercahaya,
pipinya halus dan sedang, bulu matanya lebat, bola mata nya besar dan indah,
matanya luas dan bersangatan hitam bola matanya, putih mata beliau bercampur
kemerah-merahan, gigi muka rapi tersusun indah, jika beliau tersenyum sungguh
bercahaya-cahaya, rambut beliau lebat tidak terlalu keriting dan lurus indah
menawan, yang panjangnya sampai ketelinga, kadang panjangnya sampai kebahu,
jenggotnya lebat, perut dan belakang rata, bahu beliau besar, jari-jari lemas
dan lembut, dan bentuk tubuh beliau sedang tidak terlalu tinggi dan tidak pula
terlalu rendah, tidak gemuk dan tidak pula kurus, tutur katanya halus dan
santun, bila Nabi SAW berbicara bercahaya dan senyum manis menyertai raut
mukanya. Tatkala beliau berjalan tenang bagaikan orang yang sedang turun dari
tempat yang tinggi dan pandangan beliau lebih banyak memandang kebawah dari
pada ke atas, begitu tampan dan menawan walaupun dilihat dari jauh, dan apabila
sudah dekat tak ada kata yang bisa diucapkan sebab begitu indahnya. Abu
Hurairah ra pernah berkata : “Tak pernah aku melihat orang yang lebih tampan
dari Nabi saw.
Beliau adalah bernama MUHAMMAD SAW, seorang manusia pilihan
yang dilahirkan dengan penuh kemuliaan hingga akhir hayatnya. dari betapa
agungnya beliau dari maka itu penulis akan mempersembahkan sebuah makalah yang
berisikan tentang sejarah perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW. Namun kiranya
dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan kekeliruan baik dalam penyusunan
kalimat, karena keterbatasan pengetahuan penulis dan masih kurangnya buku-buku
pendukung dalam penulisan ini.
Prakerasulan
Muhammad SAW.
- 1. Kelahiran Muhammad SAW
Sekitar tahun 570 M, Mekah adalah sebuah kota yang sangat
penting dan terkenal di antara kota-kota di negeri Arab, baik karena tradisinya
ataupun karena letaknya. Kota ini dilalui jalur perdagangan yang ramai
menghubungkan Yaman di Selatan dan Syiria di Utara. Dengan adanya Ka’bah di
tengah kota, Mekah menjadi pusat keagamaan Arab. Di dalamnya terdapat 360
berhala, mengelilingi berhala utama, Hubal. Mekah kelihatan
makmur dan kuat. Agama dan masyarakat Arab pada masa itu mencerminkan realitas
kesukuan masyarakat jazirah Arab dengan luas satu juta mil persegi.
Nabi Muhammad
dilahirkan dalam keluarga bani Hasyim di Mekah pada hari senin, tanggal 9 Rabi’ul
Awwal, pada permulaan tahun dari Peristiwa Gajah. Maka tahun itu dikenal
dengan Tahun Gajah. Dinamakan demikian karena pada tahun itu pasukan Abrahah,
gubernur kerajaan Habsyi (Ethiopia), dengan menunggang gajah menyerang Kota
Mekah untuk menghancurkan Ka’bah. Bertepatan dengan tanggal 20 atau 22
bulan April tahun 571 M. Ini berdasarkan penelitian ulama terkenal, Muhammad
Sulaiman Al-manshurfury dan peneliti astronomi, Mahmud Pasha.
Nabi Muhammad adalah anggota bani Hasyim, suatu kabilah yang
kurang berkuasa dalam suku Quraisy. Kabilah ini memegang jabatan siqayah. Nabi
Muhammad lahir dari keluarga terhormat yang relatif miskin. Ayahnya bernama
Abdullah anak Abdul Muthalib, seorang kepala suku Quraisy yang besar
pengaruhnya. Ibunya adalah Aminah binti Wahab dari bani Zuhrah. Muhammad SAW. Nabi
terakhir ini dilahirkan dalam keadaan yatim karena ayahnya meninggal dunia tiga
bulan setelah dia menikahi Aminah.
Ramalan tentang kedatangan atau kelahiran Nabi Muhammad
dapat ditemukan dalam kitab-kitab suci terdahulu. Al-Qur’an dengan tegas
menyatakan bahwa kelahiran Nabi Muhammad SAW telah diramalkan oleh setiap dan
semua nabi terdahulu, yang melalui mereka perjanjian telah dibuat dengan umat
mereka masing-masing bahwa mereka harus menerima atas kerasulan Muhammad SAW
nanti. Seperti dalam Qs. Ali ‘Imran ayat 81:
øŒÎ)ur
x‹s{r& ª!$# t,»sW‹ÏB
z`¿ÍhŠÎ;¨Y9$# !$yJs9 Nà6çG÷s?#uä
`ÏiB 5=»tGÅ2 7pyJõ3Ïmur ¢OèO öNà2uä!%y` ×Aqß™u‘
×-Ïd‰|Á•B
$yJÏj9 öNä3yètB £`ãYÏB÷sçGs9 ¾ÏmÎ/ ¼çm¯RãÝÁYtGs9ur
4 tA$s% óOè?ö‘tø%r&uä
ôMè?õ‹s{r&ur 4’n?tã
öNä3Ï9ºsŒ “Ìô¹Î)
( (#þqä9$s% $tRö‘tø%r&
4 tA$s% (#r߉pkô$$sù O$tRr&ur Nä3yètB z`ÏiB
tûïωÎg»¤±9$# ÇÑÊÈ
“Dan
(ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: “Sungguh, apa
saja yang Aku berikan kepadamu berupa Kitab dan hikmah Kemudian datang kepadamu
seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan
sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya”. Allah berfirman: “Apakah
kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?” mereka
menjawab: “Kami mengakui”. Allah berfirman: “Kalau begitu saksikanlah (hai para
Nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu”.
Sejumlah penulis besar tentang Sirah dan
para pakar hadits telah banyak meriwayatkan peristiwa-peristiwa di luar
kebiasaan, yang muncul pada saat kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Peristiwa-peristiwa diluar daya nalar manusia, yang mengarah kepada dimulainya
era baru bagi alam dan kehidupan manusia, dalam hal agama dan moral.
Diantara peristiwa-peristiwa tersebut adalah singgasana Kisra yang
bergoyang-goyang hingga menimbulkan bunyi serta menyebabkan jatuh 14 balkonnya,
surutnya danau Sawa, padamnya api sembahan orang-orang Persia yang belum pernah
padam sejak seribu tahun lalu.
- 2. Masa Kanak-kanak
Tidak lama setelah kelahirannya, bayi Muhammad SAW
diserahkan kepada Tsuwaibah, budak perempuan pamannya, Abu Lahab, yang pernah
menyusui Hamzah. Meskipun diasuh olehnya hanya beberapa hari, nabi tetep
menyimpan rasa kekeluargaan yang mendalam dan selalu menghormatinya. Nabi SAW
selanjutnya dipercayakan kepada Halimah, seorang wanita badui dari Suku Bani
Sa’ad. Bayi tersebut diasuhnya dengan hati-hati dan penuh kasih sayang, dan
tumbuh menjadi anak yang sehat dan kekar. Pada usia lima tahun, nabi dikembalikan
Halimah kepada tanggungjawab ibunya. Sejumlah hadis menceritakan bahwa
kehidupan Halimah dan keluarganya banyak dianugrahi nasib baik terus-menerus
ketika Muhammad SAW kecil hidup di bawah asuhannya. Halimah menyayangi baginda
Rasul seperti menyayangi anak sendiri, penuh kasih sayang dan cinta, namun
karena banyak kejadian yang luar biasa sehingga takut akan terjadi hal-hal yang
tidak baik sehingga dikembalikanlah Rasul SAW kepada keluarga beliau.
Muhammad SAW kira-kira berusia enam tahun, dimana tatkala
asik bermain-main dengan teman-teman beliau, teman-teman beliau gembira saat
ayah-ayah mereka pulang, namun Rasulullah pulang dengan tangisan menemui ibunda
beliau, seraya berkata wahai ibunda mana ayah?.. ibunda beliau terharu tampa
jawaban yang pasti, sehingga dalam ketidakmampuan atas jawaban tersebut, hingga
suatu ketika ibunda beliau mengajak baginda Nabi SAW pergi kekota tempat ayah
beliau dimakamkan. Sekembalinya dari pencarian Makan suami tercinta ibu Rasul
tercinta jatuh sakit dan meninggal dalam perjalanan pulang, dengan duka cita
yang mendalam dan pulang bersama seorang pembantu nabi. Sekembalinya pulang
sebagai anak yatim piatu maka beliau diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib.
Namun dua tahun kemudian, kakeknya pun yang berumur 82 tahun, juga meninggal
dunia. Maka pada usia delapan tahun itu, nabi ada di bawah tanggungjawab
pamannya Abi Thalib.
Pada usia 8 tahun, seperti kebanyakan anak muda seumurnya,
nabi memelihara kambing di Mekkah dan menggembalakan di bukit dan lembah
sekitarnya. Pekerjaan menggembala sekawanan domba ini cocok bagi perangai orang
yang bijaksana dan perenung seperti Muhammad SAW muda, ketika beliau
memperhatikan segerombolan domba, perhatiannya akan tergerak oleh tanda-tanda
kekuatan gaib yang tersebar di sekelilingnya.
- 3. Masa Remaja
Diriwayatkan bahwa ketika berusia dua belas tahun, Muhammad
SAW menyertai pamannya, Abu Thalib, dalam berdagang menuju Suriah, tempat
kemudian beliau berjumpa dengan seorang pendeta, yang dalam berbagai riwayat
disebutkan bernama Bahira. Meskipun beliau merupakan satu-satunya nabi dalam
sejarah yang kisah hidupnya dikenal luas, masa-masa awal kehidupan Muhammad SAW
tidak banyak diketahui.
Muhammad SAW, besar
bersama kehidupan suku Quraisy Mekah, dan hari-hari yang dilaluinya penuh
dengan pengalaman yang sangat berharga. Dengan kelembutan, kehalusan budi dan
kejujuran beliau maka orang Quraisy Mekkah memberi gelar kepada beliau dengan
Al-Amin yang artinya orang yang dapat dipercaya. Pada usia 30 tahunan, Muhammad
SAW sebagai tanda kecerdasan dan bijaksanya beliau, Nabi SAW mampu mendamaikan
perselisihan kecil yang muncul di tengah-tengah suku Quraisy yang sedang
melakukan renovasi Ka’bah. Mereka mempersoalkan siapa yang paling berhak
menempatkan posisi Hajar Aswad di Ka’bah. Beliau membagi tugas kepada mereka
dengan teknik dan strategi yang sangat adil dan melegakan hati mereka.
Pada masa mudanya,
beliau telah menjadi pengusaha sukses dan hidup berkecukupan dari hasil
usahanya. Kemudian pada usia 25 tahun, beliau menikah dengan pemodal besar Arab
dan janda kaya Mekah, Khadijah binti Khuwailid yang telah berusia 40 tahun.
Adapun
isteri-isteri Nabi Muhammad SAW berjumlah 11 orang, yaitu :
- Khadijah binti Khuwailid
- Saudah binti jam’ah
- Aisyah binti Abu Bakar ra.
- Hafshah binti Umar ra.
- Hindun ummu salamah binti Abu Umayyah
- Ramlah Ummu Habibah binti Abu Sofyan
- Zainab binti Jahsyin
- Zainab binti Khuzaimah
- Maimunah binti Al-Harts Al-Hilaliyah
- Juwairiyah binti Al-Haarits
- Sofiyah binti Huyay
Dari 11 isteri Nabi SAW ini yang wafat saat Nabi SAW masih
hidup adalah 2 orang yaitu Khadijah dan Zainab binti Khuzaimah, sedangkan
sedangkan isteri Nabi yang 9 orang masih hidup saat Nabi SAW wafat. Isteri Nabi
SAW yang tersebut disebut dengan Ummul Mu’minin artinya ibu orang-orang
beriman. Mereka banyak menolong penyebaran agama Islam di kalangan kaum ibu.
Nabi
Muhammad SAW mempunyai 7 orang anak, 3 laki-laki dan 4 perempuan yaitu :
- Qasim
- Abdullah
- Zainab
- Fatimah
- Ummu kalsum
- Rukayyah
- Ibrahim
Ibu anak-anak Nabi SAW itu semuanya dari isteri nabi
Khadijah, kecuali Ibrahim, yang ibu Mariyatul Qibtiyyah (seorang hamba
perempuan yang dihadiahkan oleh seorang pembesar Mesir kepada Nabi SAW.
Anak-naka Nabi SAW tersebut wafat pada saat Nabi SAW masih hidup, kecuali
Fatimah yang wafat beberapa bulan setelah Nabi SAW wafat.
Diriwayatkan tatkala
Nabi SAW akan wafat beliau membisikkan kepada Fatimah ra, bahwa beliau akan
berpulang ke hadirat Allah, dan mendengar itu Fatimah menangis dengan sedih,
dan beberapa saat setelah itu Nabi SAW membisikan lagi sesuatu kepada Fatimah
ra, mendengar bisikan yang kedua ini Fatimah ra tersenyum, ternyata bisikan
bahwa dikabarkan bahwa setelah Nabi SAW wafat tidak ada orang yang pertama
meninggal kecuali Fatimah ra, sungguh mulia Fatimah tersenyum walau mendengar
kabar yang tentang wafat nya diri beliau, tapi semua tertutup karena cinta yang
mendalam kepada sang ayah tercinta.
B. Kerasulan
Muhammad SAW
- 1. Awal Kerasulan
Menjelang usianya yang keempat puluh, Muhammad SAW terbiasa memisahkan
diri dari pergaulan masyarakat umum, untuk berkontemplasi di Gua Hira, beberapa
kilometer di Utara Mekah. Di gua tersebut, nabi mula-mula hanya
berjam-jam saja, kemudian berhari-hari bertafakur. Pada tanggal 17 Ramadhan
tahun 611 M, Muhammad SAW mendapatkan wahyu pertama dari Allah melalui Malaikat
Jibril.
Pada saat beliau tidur dan terbangun dengan tiba-tiba pada
malam itu di gua bernama Hira, dalam ketakutan yang luar biasa, seluruh
tubuhnya, seluruh diri bathinnya, dicengkeram oleh sebuah kekuatan yang sangat
besar, seolah-olah seorang malaikat telah mencengkeram beliau dalam pelukan
yang menakutkan yang seakan mencabut kehidupan dan napas darinya. Ketika beliau
berbaring di sana, remuk redam, beliau mendengar perintah, “Bacalah!” beliau
tidak dapat melakukan ini beliau bukan penyair terdidik, bukan peramal, bukan
penyair dengan seribu kalimat yang tersusun dengan baik yang siap dibibir
beliau. Ketika itu beliau protes bahwa beliau adalah buta huruf, malaikat itu
merangkulnya lagi dengan kekuatan yang begitu rupa, hingga turunlah ayat yang
pertama yaitu ayat 1 sampai 5 dalam surat Al-‘Alaq. [11]
ù&tø%$#
ÉOó™$$Î/ y7În/u‘
“Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ t,n=y{ z`»|¡SM}$#
ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ ù&tø%$# y7š/u‘ur
ãPtø.F{$# ÇÌÈ “Ï%©!$#
zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷ètƒ
ÇÎÈ
1.
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia
Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3.
Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4.
Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
5.
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Dia merasa ketakutan karena belum pernah mendengar dan
mengalaminya. Dengan turunnya wahyu yang pertama itu, berarti Muhammad SAW
telah dipilih Allah sebagai nabi. Dalam wahyu pertama ini, dia belum
diperintahkan untuk menyeru manusia kepada suatu agama.
Peristiwa turunnya wahyu itu menandakan telah diangkatnya
Muhammad SAW sebagai seorang nabi penerima wahyu di tanah Arab. Malam
terjadinya peristiwa itu kemudian dikenal sebagai “Malam Penuh Keagungan” (Laylah
al-qadar), dan menurut sebagian riwayat terjadi menjelang akhir bulan
Ramadhan. Setelah wahyu pertama turun, yang menandai masa awal kenabian,
berlangsung masa kekosongan, atau masa jeda (fatrah). Ketika hati
Muhammad SAW diliputi kegelisahan yang sangat dan merasakan beban emosi yang
menghimpit, dia pulang ke rumah dengan perasaan waswas, dan meminta istrinya
untuk menyelimutinya. Saat itulah turun wahyu yang kedua yang berbunyi:
$pkš‰r’¯»tƒ
ãÏoO£‰ßJø9$#
ÇÊÈ óOè% ö‘É‹Rr’sù
. . .
“Wahai
kau yang berselimut! Bangkit dan berilah peringatan!.”
Dan seterusnya, yaitu surat al-Muddatstsir: 1-7. Wahyu yang
telah, dan kemudian turun sepanjang hidup Muhammad SAW, muncul dalam bentuk
suara-suara yang berbeda-beda. Tapi pada periode akhir kenabiannya, wahyu
surah-surah Madaniyah turun dalam satu suara.
- 2. Pertengahan Kerasulan
Setelah beberapa lama dakwah Nabi Muhammad SAW tersebut
dilaksanakan secara individual, turunlah perintah agar nabi menjalankan dakwah
secara terbuka. Mula-mula beliau mengundang dan menyeru kerabat karibnya dan
Bani Abdul Muthalib. Beliau mengatakan di tengah-tengah mereka, “Saya tidak
melihat seorang pun di kalangan Arab yang dapat membawa sesuatu ke
tengah-tengah mereka lebih baik dari apa yang saya bawa kepada kalian.
Kubawakan kepada kalian dunia dan akhirat yang terbaik. Tuhan memerintahkan
saya mengajak kalian semua. Siapakah diantara kalian yang mau mendukung saya
dalam hal ini?”. Mereka semua menolak kecuali Ali bin Abi Thalib.
Pada permulaan dakwah ini orang yang pertama-tama merima
dakwah nabi yaitu dengan masuk Islam adalah, dari pihak laki-laki dewasa adalah
Abu Bakar Ash-Shiddiq, dari pihak perempuan adalah isteri nabi SAW yaitu
Khadijah, dan dari pihak anak-anak adalah Ali bin Abi Thalib ra.
Dalam memulai dakwah nabi banyak mendapat halangan dari
pihak kafir quraisy mekah dan berbagai bujuk rayu yang dilakukan kaum Quraisy
untuk menghentikan dakwah Nabi gagal, tindakan-tindakan kekerasan secara fisik
yang sebelumnya sudah dilakukan semakin ditingkatkan. Kekejaman yang dilakukan
oleh penduduk Mekah terhadap kaum muslimin itu, mendorong Nabi Muhammad SAW
untuk mengungsikan sahabat-sahabatnya ke luar Mekah. Pada tahun kelima
kerasulannya, nabi menetapkan Habsyah (Ethiopia) sebagi negeri tempat
pengungsian.
Usaha orang-orang Quraisy untuk menghalangi hijrah ke
Habsyah ini, termasuk membujuk Negus (Raja) agar menolak
kehadiran umat Islam di sana, gagal. Bahkan, di tengah meningkatnya kekejaman
itu, dua orang Quraisy masuk Islam, Hamzah dan Umar ibn Khathab. Dengan masuk
Islamnya dua tokoh besar ini posisi Islam semakin kuat.
Tatkala banyaknya tekanan dari berbagai pihak Nabi SAW
mengalami kesedihan yang mendalam yaitu wafat nya seorang paman yaitu Abu
Thalib sebagai pelindung dan isteri tercinta yang setia menemani hari-hari
beliau yaitu Khadijah binti Khuwailid, sehingga Allah menghibur hati baginda
Rasul SAW dengan terjadinya Isra’ dan Mi’rajnya Nabi Muhammad SAW. diriwayatkan
pada suatu malam ketika Nabi SAW ada di Masjidil Haram di Mekkah, datanglah
Jibril as. Dan beserta malaikat yang lain, lalu dibawanya dengan mengendarai Buroq
ke Masjidil Aqsa di negeri Syam, kemudian Nabi SAW dinaikkan ke langit untuk
diperlihatkan kepada Nabi SAW tanda-tanda kebesaran dan kekayaan Allah SWT,
pada malam itu juga Nabi SAW kembali kenegeri Mekkah. Perjalanan dari Masjidil
Haram ke Masjidil Aqso dinamakan Isra, dan dinaikkannya Nabi SAW dari Masjidil
Aqso ke langit disebut Mi’raj. Pada malam inilah mulai di wajibkan Shalat
Fardlu 5 kali dalam sehari.
Setelah peristiwa Isra’ dan Mi’raj, suatu perkembangan besar
bagi kemajuan dakwah Islam muncul. Perkembangan itu diantaranya datang dari
sejumlah penduduk Yatsrib yang berhaji ke Mekah. Mereka, yang terdiri dari suku
‘Aus dan Khazraj, masuk Islam dalam tiga gelombang. Pertama, pada tahun
kesepuluh kenabian, beberapa orang Khazraj menemui Muhammad SAW untuk masuk
Islam, dan mengharapkan agar ajaran Islam dapat mendamaikan permusauhan suku
‘Aus dan Khazraj. Kedua, pada tahun keduabelas kenabian, delegasi Yatsrib
terdiri dari sepuluh orang Khazraj dan dua orang ‘Aus serta seorang
wanita menemui Muhammad SAW di tempat bernama Aqabah. Mereka menyatakan ikrar
kesetiaan. Ikrar ini dinamakan dengan perjanjian “Aqabah Pertama”. Ketiga, pada
musim haji berikutnya, jama’ah haji yang datang dari Yatsrib berjumlah 73
orang. Atas nama penduduk Yatsrib, mereka meminta Muhammad SAW dan Muslimin
Makkah agar berkenan pindah ke Yatsrib. Mereka berjanji akan membelanya dari
segala ancaman. Perjanjian ini dinamakan dengan perjanjian “Aqabah Kedua”.
Dalam perjalanan ke Yatsrib nabi ditemani oleh Abu Bakar
Ash-Shiddiq. Ketika di Quba, sebuah desa yang jaraknya sekitar lima kilometer
dari Yatsrib, nabi istirahat beberapa hari lamanya. Dia menginap di rumah
Kalsum bin Hindun. Di halaman rumah ini nabi membangun sebuah mesjid. Inilah
mesjid pertama yang dibangun nabi, sebagai pusat peribadatan. Tak lama
kemudian, Ali bin Abi Thalib menyusul nabi, setelah menyelesaikan segala urusan
di Mekah.
Sementara itu, penduduk Yatsrib menunggu-nunggu
kedatanganya. Waktu yang mereka tunggu-tunggu itu tiba, mereka menyambut nabi
dan kedua sahabatnya dengan penuh kegembiraan. Sejak itu, sebagai penghormatan terhadap
nabi, nama kota Yatsrib diubah menjadi Madinatun Nabi (Kota
Nabi) atau sering disebut Madinatul Munawwarah (Kota yang
bercahaya), karena dari sanalah sinar Islam memancar keseluruh dunia.
Kejadian itu disebut dengan “hijrah” bukan sepenuhnya
sebuah “pelarian”, tetapi merupakan rencana perpindahan yang telah
dipertimbangkan secara seksama selama sekitar dua tahun sebelumnya. Tujuh belas
tahun kemudian, Khalifah Umar bin Khattab menetapkan saat terjadinya peristiwa
hijrah sebagai awal tahun Islam, atau tahun qamariyah.
- Akhir Masa Kerasulan
Pembentukan
Negara Madinah
Setelah tiba dan diterima penduduk Yatsrib (Madinah), Nabi
Muhammad SAW resmi sebagai pemimpin penduduk kota itu. Babak baru dalam sejarah
Islam pun dimulai. Berbeda dengan periode Mekah, pada periode Madinah, Islam
merupakan kekuatan politik. Ajaran Islam yang berkenaan dengan kehidupan
masyarakat banyak turun di Madinah. Nabi Muhammad SAW mempunyai kedudukan,
bukan saja sebagai kepala agama, tetapi juga sebagai kepala negara. Dengan kata
lain, dalam diri nabi terkumpul dua kekuasaan, kekuasaam spiritual dan
kekuasaan duniawi. Kedudukannya sebagai rasul secara otomatis merupakan kepala
negara.
Dengan terbentuknya
Negara Madinah, Islam makin bertambah kuat. Perkembangan Islam yang pesat itu
membuat orang-orang Mekah dan musuh-musuh Islam lainnya menjadi risau.
Kerisauan ini akan mendorong orang-orang Quraisy berbuat apa saja. Untuk
menghadapi kemungkinan-kemungkinan gangguan dari musuh, nabi, sebagi kepala pemerintahan,
mengatur siasat dan membentuk pasukan tentara. Umat Islam diijinkan berperang
dangan dua alasan: (1) untuk mempertahankan diri dan melindungi hak miliknya,
dan (2) menjaga keselamatan dalam penyebaran kepercayaan dan mempertahankannya
dari orang-orang yang menghalang-halanginya.
Dalam sejarah Madinah ini memang banyak terjadi peperangan
sebagai upaya kaum muslimin mempertahankan diri dari serangan musuh. Nabi
sendiri, di awal pemerintahannya, mengadakan beberapa ekspedisi ke luar kota
sebagai aksi siaga melatih kemampuan calon pasukan yang memang mutlak
diperlukan untuk melindungi dan mempertahankan negara yang baru dibentuk.
Perjanjian damai dengan berbagai kabilah di sekitar Madinah juga diadakan
dengan maksud memperkuat kedudukan Madinah.
Pada tahun 9 dan 10 Hijriyah (630-632 M) banyak suku dari
pelosok Arab mengutus delegasinya kepada Nabi Muhammad SAW menyatakan
ketundukan mereka. Masuknya orang Mekah ke dalam agama Islam rupanya mempunyai
pengaruh yang amat besar pada penduduk padang pasir yang liar itu. Tahun itu
disebut dengan tahun perutusan. Persatuan bangsa Arab telah terwujud;
peperangan antara suku yang berlangsung sebelumnya telah berubah menjadi
persaudaraan seagama.
Setelah itu, Nabi Muhammad SAW segera kembali ke Madinah.
Beliau mengatur organisasi masyarakat kabilah yang telah memeluk agama Islam.
Petugas keagamaan dan para dai’ dikirim ke berbagai daerah dan kabilah untuk
mengajarkan ajaran-ajaran Islam, mengatur peradilan, dan memungut zakat. Dua
bulan setelah itu, Nabi menderita sakit demam. Tenaganya dengan cepat
berkurang. Pada hari senin tanggal 12 Rabi’ul Awal 11 H/ 8 Juni 632 M., Nabi
Muhammad SAW wafat di rumah istrinya Aisyah.
sumber : Mata Dunia
sumber : Mata Dunia
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul
Hameed Siddiqui, The Life Muhammad, (Delhi: Righway
Publication, 2001).
Abdul
Haq Vidyarthi dan Abdul Ahad Dawud, Ramalan Tentang Muhammad SAW, (Jakarta
: PT. Mizan Publika, 2006)
Ajid
Thohir, Kehidupan Umat Islam Pada Masa Rasulullah SAW, (Bandung:
Pustaka Setia, 2004).
Badri
Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 1997)
Barnaby
Rogerson, Biografi Muhammad, (Jogjakarta : Diglossia, 2007).
Harun
Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, jilid 1,
(Jakarta: UI Press, 1985, cet. 5).
Ja’far
Al-Barzanji, AL-Maulid An-Nabawi, (Jakarta: Maktabah Sa’diyah.
Tt.).
Muhammad
Husain Haekal, Sejarah Hidup Muhammad, (Jakarta: Litera
Antarnusa, 1990, cet. 12).
Nayla
Putri dkk, Sirah Nabawiyah. (Bandung: CV. Pustaka Islamika,
2008).
Philip
K. Hitti, History Of The Arabs, diterjemahkan R. Cecep Lukman
Yasin, Karya (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2008).