Sejarah Asal Usul dan Perkembangan Pencak Silat - Induk
organisasi pencak silat di Indonesia adalah Ikatan Pencak Silat
Indonesia (IPSI). Organisasi yang mewadahi federasi-federasi pencak silat
di berbagai negara adalah Persekutuan Pencak Silat Antara
Bangsa (Persilat), yang dibentuk oleh Indonesia, Singapura, Malaysia dan
Brunei Darussalam.
Sejarah Asal Usul dan Perkembangan Pencak Silat |
Ada ironi yang menghinggapi hati negeri ini. Ketika negeri
jiran akan bangga dengan budayanya sendiri, kini kita malah dihinggapi rasa
rendah diri terhadap karya budayanya sendiri, andaikan dulu Bangsa kita adalah
Bangsa yang rendah hati namun sekarang bisa dikatakan sebagai Bangsa rendah
diri. Karena banyak anggapan bahwa Pencak Silat adalah olahraga kampong,
padahal Pencak Silat adalah peniggalan nenek moyang kita yang harus
dilestarikan karena Pencak Silat ini memeiliki segi magis yang tinggi yang
mampu mengatur pola prilaku hidup manusia ke arah yang lebih baik.
A. Definisi Pencak Silat
Pencak Silat atau Silat (berkelahi dengan menggunakan
teknik pertahanan diri) ialah seni bela diri Asia yang berakar
dari budaya Melayu. Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei,
dan Singapura tapi bisa pula ditemukan dalam berbagai variasi di
berbagai negara sesuai dengan penyebaran suku Melayu, seperti di Filipina Selatan
dan Thailand Selatan. Berkat peranan para pelatih asal Indonesia,
saat ini Vietnam juga telah memiliki pesilat-pesilat yang tangguh.
Induk organisasi pencak silat
di Indonesia adalah IPSI(Ikatan Pencak Silat Indonesia). Persilat (Persekutuan
Pencak Silat Antara Bangsa), adalah nama organisasi yang dibentuk oleh
Indonesia, Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam untuk mewadahi
federasi-federasi pencak silat di berbagai negara.
Suatu Seminar Pencak Silat diadakan oleh Pemerintah pada
tahun 1973 di Tugu, Bogor. Dalam Seminar ini pula dilakukan pengukuhan
istilah bagi seni pembelaan diri bagsa Indonesia dengan nama "Pencak
Silat" yang merupakan kata majemuk. Di masa lalu tidak semua daerah di Indonesia menggunakan
istilah Pencak Silat. Di beberapa daerah di jawa lazimnya digunakan nama Pencak
sedangkan di Sumatera orang menyebut Silat. Sedang kata pencak sendiri dapat
mempunyai arti khusus begitu juga dengan kata silat.
Pencak, dapat mempunyai pengertian gerak dasar bela diri,
yang terikat pada peraturan dan digunakan dalam belajar, latihan dan
pertunjukan. Silat, mempunyai pengertian gerak bela diri yang sempurna, yang
bersumber pada kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diri atau
kesejahteraan bersama, menghindarkan diri/ manusia dari bela diri atau bencana.
Dewasa ini istilah pencak silat mengandung unsur-unsur olahraga, seni, bela diri
dan kebatinan. Definisi Pencak Silat selengkapnya yang pernah dibuat PB. IPSI
adalah sebagai berikut :
Pencak adalah gerak bela-serang, yang teratur menurut
sistem, waktu, tempat, dan iklim dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing
secara ksatria tidak mau melukai perasaan. Jadi pencak lebih menunjuk pada segi
lahiriah. Silat adalah gerak bela-serang yang erat hubungannya dengan rohani,
sehingga menghidup suburkan naluri, menggerakan hati nurani manusia, langsung
menyerah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan
menurut RM. Imam Koesoepangat, “pencak adalah gerakan beladiri tanpa lawan,
sedangkan silat adalah gerakan bela diri yang tidak bias dipertandingkan, disini
pencak merupakan sebuah seni”.
Silat diperkirakan
menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan tetapi asal
mulanya belum dapat dipastikan. Meskipun demikian, silat saat ini telah diakui
sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas, (yaitu penduduk daerah
pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka), berbagai kelompok etnik lainnya
yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di pulau-pulau
Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lainnya juga mengembangkan sebentuk
silat tradisional mereka sendiri.
Ada yang berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu
beladiri dari Cina dan India dalam silat. Ini ada benarnya, bahkan
bisa jadi sesungguhnya tidak hanya itu. Hal ini dapat dimaklumi karena memang
kebudayaan Melayu (termasuk Pencak Silat) adalah kebudayaan yang terbuka yang
mana sejak awal kebudayaan Melayu telah beradaptasi dengan berbagai kebudayaan
yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, Arab, Turki,
dan lainnya. Kebudayaan-kebudayaan itu kemudian berasimilasi dan beradaptasi
dengan kebudayaan penduduk asli. Maka kiranya historis pencak silat itu lahir
bersamaan dengan munculnya kebudayaan Melayu.
B. Sejarah Asal usul Pencak Silat
Tradisi silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari
mulut ke mulut, diajarkan dari guru ke murid. Karena hal itulah catatan
tertulis mengenai asal mula silat sulit ditemukan. Kebanyakan sejarah silat
dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu daerah ke daerah lain.
Seperti asal mula silat aliran Cimande yang mengisahkan tentang seorang
perempuan yang menyaksikan pertarungan antara harimau dan monyet dan ia
mencontoh gerakan tarung hewan tersebut. Asal mula ilmu bela diri di Indonesia kemungkinan
berkembang dari keterampilan suku-suku asli Indonesia dalam berburu
dan berperang dengan menggunakan parang, perisai, dan tombak. Seperti yang kini
ditemui dalam tradisi suku Nias yang hingga abad ke-20 relatif tidak
tersentuh pengaruh luar.
Pencak Silat diperkirakan menyebar di kepulauan
nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya
belum dapat dipastikan. Meskipun demikian, silat saat ini telah diakui sebagai
budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas, yaitu para penduduk daerah
pesisir pulau Sumatera danSemenanjung Malaka, serta berbagai kelompok
etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di
berbagai daerah seperti berada di pulau-pulau Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi,
dan lain-lainnya juga mengembangkan sebentuk silat tradisional mereka sendiri.
Dalam Bahasa Minangkabau, silat itu sama dengan silek.
Sheikh Shamsuddin berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu
beladiri dari Cina dan India dalam silat.
Bahkan sesungguhnya tidak hanya itu. Hal ini dapat dimaklumi karena memang
kebudayaan Melayu (termasuk Pencak Silat) adalah kebudayaan yang terbuka yang
mana sejak awal kebudayaan Melayu telah beradaptasi dengan berbagai kebudayaan
yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, Arab, Turki, dan
lainnya.
Kebudayaan-kebudayaan itu kemudian berasimilasi dan
beradaptasi dengan kebudayaan penduduk asli. Maka kiranya historis pencak silat
itu lahir bersamaan dengan munculnya kebudayaan Melayu. Sehingga, setiap daerah
umumnya memiliki tokoh persilatan yang dibanggakan. Sebagai contoh, bangsa
Melayu terutama di Semenanjung Malaka meyakini legenda bahwa Hang
Tuah dari abad ke-14 adalah pendekar silat yang terhebat.
Hal seperti itu juga yang terjadi di Jawa, yang membanggakan Gajah Mada.
Perkembangan dan penyebaran silat secara historis mulai
tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum Ulama, seiring dengan
penyebaran agama Islam pada abad ke-14 di Nusantara.
Catatan historis ini dinilai otentik dalam sejarah perkembangan pencak silat
yang pengaruhnya masih dapat kita lihat hingga saat ini. Kala itu pencak silat
telah diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau-surau. Silat lalu
berkembang dari sekedar ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari
pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah. Disamping itu juga pencak
silat menjadi bagian dari latihan spiritual.
Silat berkembang
di Indonesia dan Malaysia (termasuk Brunei dan
Singapura) dan memiliki akar sejarah yang sama sebagai cara perlawanan terhadap
penjajah asing. . Setelah zaman kemerdekaan, silat berkembang menjadi ilmu bela
diri formal. Organisasi silat nasional dibentuk seperti Ikatan Pencak
Silat Indonesia (IPSI) di Indonesia, Persekutuan Silat
Kebangsaan Malaysia (PESAKA) di Malaysia, Persekutuan Silat
Singapore (PERSIS) di Singapura, danPersekutuan Silat Brunei
Darussalam (PERSIB) di Brunei. Telah tumbuh pula puluhan
perguruan-perguruan silat di Amerika Serikat dan Eropa. Silat kini telah secara
resmi masuk sebagai cabang olah raga dalam pertandingan internasional,
khususnya dipertandingkan dalam SEA Games.
Pencak Silat sebagai bagian dari kebudayaan
bangsa Indonesia berkembang sejalan dengan sejarah
masyarakat Indonesia. Dengan aneka ragam situasi geografis dan etnologis
serta perkembangan zaman yang dialami oleh bangsa Indonesia, Pencak Silat
dibentuk oleh situasi dan kondisinya.
Kini Pencak Silat kita kenal dengan wujud dan corak yang beraneka ragam, namun
mempunyai aspek-aspek yang sama.
Pencak Silat merupakan unsur-unsur kepribadian bangsa Indonesia yang
dimiliki dari hasil budi daya yang turun temurun. Sampai saat ini belum ada
naskah atau himmpunan mengenai sejarah pembelaan diri
bangsa Indonesia yang disusun secara alamiah dan dapat dipertanggung
jawabkan serta menjadi sumber bagi pengembangan yang lebih teratur. Hanya
secara turun temurun dan bersifat pribadi atau kelompok latar belakang dan
sejarah pembelaan diri inti dituturkan. Sifat-sifat ketertutupan karena
dibentuk oleh zaman penjajahan di masa lalu merupakan hambatan pengembangan di
mana kini kita yang menuntut keterbukaan dan pemassalan yang lebih luas.
Sejarah perkembangan Pencak Silat secara selintas dapat dibagi dalam kurun
waktu.
C. Perkembangan Pencak Silat Pada Zaman Sebelum
Penjajahan Belanda
Nenek moyang kita telah mempunyai peradaban yang tinggi,
sehingga dapat berkembang menjadi rumpun bangsa yang maju. Daerah-daerah dan
pulau-pulau yang dihuni berkembnag menjadi masyarakat dengan tata pemerintahan
dan kehidupan yang teratur. Tata pembelaan diri di zaman tersebut yang terutama
didasarkan kepada kemampuan pribadi yang tinggi, merupakan dasar dari sistem
pembelaan diri, baik dalam menghadapi perjuangan hidup maupun dalam pembelaan
berkelompok.
Para ahli pembelaan diri dan pendekar mendapat tempat
yang tinggi di masyarakat. Begitu pula para empu yang membuat senjata pribadi
yagn ampuh seperti keris, tombak dan senjata khusus. Pasukan yang kuat di zaman
Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit serta kerajaan lainnya di masa itu terdiri
dari prajurit-prajurit yang mempunyai keterampilan pembelaan diri individual
yang tinggi. Pemukupan jiwa keprajuritan dan kesatriaan selalu diberikan untuk
mencapai keunggulan dalam ilmu pembelaan diri. Untuk menjadi prajurit atau
pendekar diperulan syarat-syarat dan latihan yang mendalam di bawah bimbingan
seorang guru. Pada masa perkembangan agama Islam ilmu pembelaan diri dipupuk
bersama ajaran kerohanian. Sehingga basis-basis agama Islam terkenal dengan
ketinggian ilmu bela dirinya. Jelaslah, bahwa sejak zaman sebelum penjajahan
Belanda kita telah mempunyai sistem pembelaan diri yang sesuai dengan sifat dan
pembawaan bangsa Indonesia.
D. Perkembangan Pencak Silat Pada Zaman
Penjajahan Belanda
Suatu pemerintahan asing yang berkuasa di suatu negeri
jarang sekali memberi perhatian kepada pandangan hidup bangsa yang diperintah.
Pemerintah Belanda tidak memberi kesempatan perkembangan Pencak Silat atau
pembelaan diri Nasional, karena dipandang berbahaya terhadap kelangsungan
penjajahannya. Larangan berlatih bela diri diadakan bahkan larangan untuk
berkumpul dan berkelompok. Sehingga perkembangan kehidupan Pencak Silat atau
pembelaan diri bangsa Indonesia yang dulu berakar kuat menjadi kehilangan
pijakan kehidupannya. Hanya dengan sembunyi-sembunyi dan oleh kelompok-kelompok
kecil Pencak Silat dipertahankan.
Kesempatan-kesempatan yang dijinkan hanyalah berupa
pengembangan seni atau kesenian semata-mata masih digunakan di beberapa daerah,
yang menjurus pada suatu pertunjukan atau upacara saja. Hakekat jiwa dan semangat
pembelaan diri tidak sepenuhnya dapat berkembang. Pengaruh dari penekanan di
zaman penjajahan Belanda ini banyak mewarnai perkembangan Pencak Silat untuk
masa sesudahnya.
E. Perkembangan Pencak Silat Pada Zaman
Kependudukan Jepang
Politik Jepang terhadap bangsa yang diduduki berlainan
dengan politik Belanda. Terhadap Pencak Silat sebagai ilmu Nasional didorong
dan dikembangkan untuk kepentingan Jepang sendiri, dengan mengobarkan semangat
pertahanan menghadapi sekutu. Di mana-mana atas anjuran Shimitsu diadakan pemusatan
tenaga aliran Pencak Silat. Di seluruh Jawa serentak didirkan gerakan Pencak
Silat yang diatur oleh Pemerintah. Di Jakarta pada waktu itu telah diciptakan
oleh para pembina Pencak Silat suatu olarhaga berdasarkan Pencak Silat, yang
diusulkan untuk dipakai sebagai gerakan olahraga pada tiap-tiap pagi di
sekolah-sekolah. Usul itu ditolak oleh Shimitsu karena khawatir akan mendesak
Taysho, Jepang.
Sekalipun Jepang memberikan kesempatan kepada kita untuk
menghidupkan unsur-unsur warisan kebesaran bangsa kita, tujuannya adalah untuk
mempergunakan semangat yang diduga akan berkobar lagi demi kepentingan Jepang
sendiri bukan untuk kepentingan Nasional kita. Namun kita akui, ada juga
keuntungan yang kita peroleh dari zaman itu. Kita mulai insaf lagi akan keharusan
mengembalikan ilmu Pencak Silat pada tempat yang semula didudukinya dalam
masyarakat kita.
F. Perkembangan Pencak Silat Pada Zaman
Kemerdekaan
Walaupun di masa penjajahan Belanda Pencak Silat tidak
diberikan tempat untuk berkembang, tetapi masih banyak para pemuda yang
mempelajari dan mendalami melalui guru-guru Pencak Silat, atau secara
turun-temurun di lingkungan keluarga. Jiwa dan semangat kebangkitan nasional
semenjak Budi Utomo didirikan mencari unsur-unsur warisan budaya yang dapat
dikembangkan sebagai identitas Nasional.
Melalui Panitia Persiapan Persatuan Pencak Silat Indonesia maka
pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta terbentuklah IPSI yang diketuai
oleh Mr. Wongsonegoro. Program
utama disamping mempersatukan aliran-aliran dan kalangan Pencak Silat di seluruh
Indonesia, IPSI mengajukan program kepada Pemerintah untuk memasukan
pelajaran Pencak Silat di sekolah-sekolah.
G. Perkembangan
Pencak Silat di Dunia
Pencak
Silat telah berkembang pesat selama abad ke-20 dan telah menjadi olah
raga kompetisi di bawah penguasaan dan peraturan Persilat (Persekutuan Pencak
Silat Antara Bangsa, atau The International Pencak Silat Federation). Pencak
silat sedang dipromosikan oleh Persilat di beberapa negara di seluruh 5 benua,
dengan tujuan membuat pencak silat menjadi olahraga Olimpiade. Persilat
mempromosikan Pencak Silat sebagai kompetisi olah raga internasional. Hanya
anggota yang diakui Persilat yang diizinkan berpartisipasi pada kompetisi
internasional.
Kini,
beberapa federasi pencak silat nasional Eropa bersama dengan Persilat
telah mendirikan Federasi Pencak Silat Eropa. Pada 1986 Kejuaraan Dunia Pencak
Silat pertama di luar Asia, mengambil tempat di Wina, Austria. Pada tahun 2002 Pencak Silat
diperkenalkan sebagai bagian program pertunjukan di Asian
Games di Busan, Korea Selatan untuk pertama kalinya.
Kejuaraan Dunia terakhir ialah pada 2002 mengambil tempat di Penang, Malaysia pada
Desember 2002.