Wednesday, February 8, 2017

Sejarah Batu Hajar Aswad

Sejarah Batu Hajar Aswad - Ketika bangunan ka’bah nyaris sempurna, ternyata ada yang kurang yakni sebuah batu. Ath- thabari menyebutkan “ ketika itu Nabi Ismail ingin menyempurnakan Ka’bah dengan sebuah benda, tetapi Nabi Ibrahim berkata,’Jangan! Carilah batu seperti yang aku perintahkan.’Nabi Ismail pun pergi mencari batu. Ketika ia kembali, ternyata Nabi Ismail pun pergi mencari batu. Ketika ia kembali, ternyata nabi Ibrahim sudah  meletakan sebuah batu hitam. 


Sejarah Batu Hajar Aswad
Sejarah Batu Hajar Aswad

Nabi Ismail lalu bertanya,
            ‘wahai ayah, dari manakah engkau mendapatkan batu itu?’            ‘yang membawa batu ini adalah dia yang tidak dapat menunggumu yaitu Jibril. Ia membawanya dari langit.’Imam ath-Thabari juga menyebutkan riwayat lain pada intinya riwayat ini sama dengan riwayat sebelumnya, hanya saja pemaparan lebih rinci. Imam ath-Thabari mentyandarkan riwayat tersebut pada Ali bin Abi Thalib ra. Ia berkata, ‘’Nabi Ibrahimlah yang membangun fondasi Kak’bah, kemudian dia dan Nabi Ismail meninggikan bangunannya sampai pada posisi rukun (sudut) Kak’bag. Lalu, Nabi Ibrahim berkata pada Nabi Ismail,            ‘wahai anakku! Carilah sebuah batu untuk dijadikan tanda bagi manusia.’ Nabi Ismail pun membawa sebuah batu tetapi Nabi Ibrahim tidak menyukainya.            ‘ carilah batu yang lain.’ Nabi ismail segera pergi untuk mencari batu yang lain. Tapi, Nabi Ismail segera pergi untuk mencari batu yang lain. Tapi, ketika Nabi Ismail kembali, ia mendapati Nabi Ibrahim sudah meletakan sebuah batu di tempat itu. Nabi Ismail bertanya,            ‘ wahai anakku! Siapa yang membawakan batu itu untukmmu?’            ‘yang membawanya adalah seseorang yang tidak ingin melihatku bersandar padamu (Jibril).’
             
Hajar aswad adalah batu lonjong yang tidak beraturan. Berkilau dan berwarna hitam kemerahan yang diatasnya ada goresan berwarna merah dan kuning. Dalam sebuah kitab s=disebutkan,’’boleh jadi, hajar aswad adalah sejenis meteor karena ia dapat memancarkan cahaya kea rah barat, timur, Syam dan Yaman hingga ke lembah-lembah di Tanah Haram. Dan, dilihat dari karakternya yang bersinar, menunjukan bahwa batu meteor yang berubah warna karena perjalanan wakttu dan ada pula yang tetap  berkilau dan bersinar. Bahkan, sebagai sejarawan mengatakan bahwa batu itu hitam karena perbuatan dosa kaum jahiliyah. Adapun kata’niyazak’(bau meteor) sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Persia ‘yanzah’. Yanzah adalah salah satu komet yang tampak seperti planet yang lepas dari angkasa. Planet tersebut sering terlihat di bulan Agustus.

Batu Hajar Aswad
Batu Hajar Aswad
              
Mengenai penghormatan pada Hajar Aswad, para ulama berpendapat bahwa itu tidak lain adalah karena Hajar Aswad memiliki keterkaitan dengan suatu yang suci dan mulia. Hajar Aswad yang diletakan Nabi Ibrahim as.  di Ka’bah,pertama ; adalah tanda kesusahan yang ia rasakan ketika diperintahkan Allah  meninggikan bangunan Ka’bah. Kedua, Hajar Aswad adalah tanda untuk mengenang Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail as. yang telah meninggikan bangunan Ka’bah sebagai  tempat berkumpulnya manusia dan tempat yang aman untuk beribadah. Ketiga, Hajar Aswad adalah hujjah Nabi Ibrahim dan Ismail as. bahwa Baitullah telah selesai dibangun dan kepemilikannya ada pada Allah untuk kemudian menjadi tempat bagi orang-orang yang tawaf, iktikaf, rukuk dan sujud. Itulah sebabnya, Nabi Ibrahim as. meletakan Hajar Aswad di sudut paling dekat dengan pintu, sebagai batas pertama untuk memulai tawaf. Jadi, atas dasar itulah Hajar Aswad diagungkan Nabi Ibrahim dan Ismail as. serta disucikan umat Islam sampai sekarang dan yang akan datang.

              Imam Ahmad dan al-bukhari meriwayatkan bahwasannya Rasulullah berhenti di Hajar Aswad dan berkata,’’sesungguhnya aky tahu engkau hanyalah batu yang tidak mendatangkan bahaya atau manfaat.’’lalu, beliau mengecupkanya. Demikian juga ketika Abu Bakar ra. Menunaikan ibadah haji, ia berhenti di Hajar Aswad dan berkata, “”sesungguhnya aku tahu engkau hanyalah batu yang tidak bermanfaat dan tidak berbahaya. Jika Rasulullah tidak mencimmu, aku tidak akan menciumm.’’umar bin al-khaththab ra. ketika ia menunaikan ibadah haji bersama kaum muslimin, pun melakukan hal yang sama.

              Ibnu Bathuthah sendir sebagai sosok petualang, juga pernah menggambarkan Hajar Aswad sebagaimana yang ia saksikan saat ia berkunjung mekah. Ia menuturkan,’’hajar aswad yang tingginya enam jengkal dari tanah itu, membuat orang yang badannya tinggi harus menunduk ketika hendak menciumnya dan orang yang berbadan kecil harus mendongak. Hajar Aswad ditempatkan disudut yang menghadap timur, lebarnya sepertiga jengka dan panjangnya sejengkal lebih sedikit. Tidak ada yang tahu berapa dalam ia masuk di sudut itu. Hajar aswad sendiri terdiri dari empat potongan yang menempel dan dilindungi lempengan perak. Perpaduan antara lempengan perak dan batu yang berwarna hitam ini, membuatnya tampak elok dan jelas. Orang-orang merasa nikmat saat mengecupnya, seolah bibir mereka tidak ingin lepas. Hal itu karena nabi Muhammad pernah bersabda,’Hajar Aswad adalah sumpah Allah yang  ada di bumi (semoga Allah memberikan manfaat bagi kita yang mencium dan mengusapnya. Semoga Allah mempertemukan siapapun yang rindu padanya).’ Adapun Hajar Aswad yang sebenarnya adalah potongan yang di sebelahnya ada al-mawali yakni titik-titik putihterang seperti permata yang ada di dalam lingkaran perak. Banyak orang yang tawaf, berjatuhan hanya untuk menciumnya, itupun setelah melalui perjuangan yang keras menembus keramaian. Ini bahkan sesulit masuk ke dalam Ka’bah tabg mulia.
             
              Karena kemuliannya oula, tawaf harus dimulai dari posisi Hajar Aswad. Setiap orang yang akan memulai tawaf menghadap ke Hajar Aswad, ia member isyarat lalu mundut sedikit dan memposisikan Ka’bah di sebelah kirinya kemudian mulai berjalan. Setelah itu, ia akan melewati rukun iraki atau sisi utara, lalu rukun Syami atau sisi barat, dan kemudian Rukun Yamani atau sisi selatan dan kembali lagi ke Hajar Aswad yang menghadap timur. 

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Sejarah Batu Hajar Aswad

Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment