Sejarah Permainan Sepak Takraw - Sejalan persamaan dan keinginan untuk mengembangkan
olahraga ini maka dibentuklah kerjasam antara Malaysia dan Muangthai sehingga
lahirlah cabang Sepaktakraw. Nama ini merupakan perpaduan antara Malysia dan
bahasa Muangthai yaitu : Sepak barasal dari bahasa Malaysia yang berarti sepak
dan takraw barasal barsal dari bahasa Thailand yang berarti bolah rotan.
Perubahan olahrga sepak jaring raga ini menjadi sepaktakraw diresmikan pada
tanggal 27 Maret 1965 di Stadion Nagara Kuala Lumput pada saat pesta olahraga
Asia Tenggara. Pada saat Sea Games ini untuk pertama kalinya olahraga
sepaktakraw dipertandingkan dan Malaysia keluat sebagai juara untuk yang pertamakalinya,
sedangkan pad Sea Games yang selanjutnya pada tahun 1967 Muangthai keluar sebagai
juaranya.
Sejarah Permainan Sepak Takraw |
A. Sejarah
Asal Usul Permainan Sepaktakraw
Sepaktakraw adalah permainan
sepak raga yang telah dimodivikasi untuk dijadikan sebuah permianan yang
kompetitif. Sepak raga sebagai dasar permainan sepaktakraw adalah olahraga
permainan tradisional Indonesia dimainkan oleh 6 – 7 orang secara melingkar.
Pada periode 1945 – 1986 ada
kecendrungan pada periode ini sepak raga lebih digairahkan beberapa propinsi di
SULSEL dan beberapa daerah di Sumatra tetap terpelihara. Pada tahun 1970 datang
rombongan pemain sepakrakraw dari Malaysia dan beberapa bulan kemudian datang
dari Singapura memperkenalkan sepak raga jaring.
Pemerintah dalam hal ini
Ditjen Olahraga yang dipimpin oleh Mayjen Supardi, mengembangkan sepaktakraw
dengan cikal bakal sepak raga. Pada tanggal 16 Maret 1970 didirikan organisasi
Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia (PERSERASI) dengan Ketua Umum Drs. Moh.
Yunus Akbar, dan pada tangal 6-8 Oktober diadakan kongres I semacam munas yang
dihadiri 24 PEMDA.
Pada periode tahun 1987
salah satu putusan Kongres I 1986 ialah pemilihan pengurus besar yang baru
yaitu Ir. H. Marjoeni. Dengan hasil keputusan antara lain adalah dirubahnya
sebutan “Sepak raga” menjadi “Sepaktakraw”.
Sejak berkembangnya media
cetak dan elektronika, kegiatan olahraga sepaktakraw menjadi suatu perhatian
yang serius. Kaum tua mulai mengenang kembali pola sepak raga yang pernah
ditekuninya. Di beberapa kabupaten di Propinsi NTB mulai mencoba bermain
sekalipun dengan peralatan yang sangat sederhana.
Memperhatikan kenyataan
tersebut, Koni Propinsi NTB mengambil inisiatif dengan menyelenggarakan
Penataran Pelatihan pada tanggal 22 April 1983 sampai tangal 2 Mei 1983 dengan peserta 20 orang dari jajaran
Kanwil Depdikbud propinsi NTB, yaitu para guru olahraga dan tenaga keolahragaan
fungsional.
Penanggung jawab kurikulum
penataran tersebut adalah Drs. A Hamidsyah Nur dari Universitas 11 Maret
Surakarta, dan sebagai penanggung jawab tekhnis persepak-takrawan baik teori
maupun praktiknya adalah Drs. Alwi Cae dari Ujung Pandang (pelatih nasional
team sepaktakraw Indonesia).
Penutupan penatara tersebut
bertepatan dengan Hardiknas 1983, maka pada upacara tersebut secara simbolis ke
20 tenaga hasil penataran tersebut diserahkan kepada Kepala Kanwil Depdikcut
Propinsi NTB guna dibina dan dikembangkan lebih lanjut.
Hasil penataran tersebut
merupakan embrio penggerak untuk pembibitan. Selanjutnya dilaksanakan penataran
Pelatih untuk pulau Lombok bertempat di SKB Selong dan untuk pulau Sumbawa
bertempat di SKB Alas dengan jumlah peserta masing-masing 23 orang. Dengan
adanya pelatih tersebut ke 7 SKB di NTB dalam kegiatan rutinnya antara lain
mencantumkan latihan pembina sepaktakraw guna diterapkan dalam program desa
binaan.
Memperhatikan jumlah club
baik club putra maupun club wanita serta persaingan yang ketat maka
persepaktakrawan NTB mempunyai masa depan yang cukup cerah. Telbih lagi dengan
adanya kelas olahraga di SMP di setiap Kabupaten se NTB, dengan sendirinya
kurikulum olahraga sepaktakraw segera diterapkan.
B. Pengertian
Sepak takraw
Sepaktakraw berasal dari dua
kata yaitu sepak dan takraw. “Sepak” berarti gerakan menyepak sesuatu dengan
kaki, dengan cara mengayunkan kaki di depan atau ke sisi (Depdikbud, 1995).
Sedangkan “Takraw” berarti bola atau barang bulat yang terbuat dari anyaman
rotan (Depdikbud, 1992). Jadi sepaktakraw adalah sepak raga yang telah
dimodifikasikan untuk menjadikannya sebagai suatu permainan yang kompetitif.
Sedangkan menurut ahli lain mengatakan sepaktakraw adalah menyepak bola dengan
samping kaki, sisi kaki bagian dalam atau bagian luar kaki yang terdiri dari
tiga orang pemain (Sanafiah, 1992).
C. Bentuk Permainan Sepak takraw
Suatu permainan dilakukan di
atas lapangan yang rata persegi empat panjang, terbuka atau tertutup ang tidak
dihalangi oleh suatu benda apapun.
Lapangan ini dibatasi oleh jaring (net). Bola yang dipakai ialah bola terbuat dari rotan yang dianyam bulat seperti bola (bola seperti yang dipergunakan dalam permainan sepak raga). Pada permainan ini mempergunakan terutama kaki dan juga boleh dengan kepala. Bola dimainkan dengan mengembalikannya melewati jaring. Permainannya terdiri dari dua pihak yang berhadapan, maisng-masing terdiri dari 3 (tiga) orang. Tujuan dari setiap pihak/regu adalah mengembalikan bola sedemikian rupa sehingga dapat jatuh di lapangan lawan atau menyebabkan lawan membuat pelanggaran atau bermain salah.
Lapangan ini dibatasi oleh jaring (net). Bola yang dipakai ialah bola terbuat dari rotan yang dianyam bulat seperti bola (bola seperti yang dipergunakan dalam permainan sepak raga). Pada permainan ini mempergunakan terutama kaki dan juga boleh dengan kepala. Bola dimainkan dengan mengembalikannya melewati jaring. Permainannya terdiri dari dua pihak yang berhadapan, maisng-masing terdiri dari 3 (tiga) orang. Tujuan dari setiap pihak/regu adalah mengembalikan bola sedemikian rupa sehingga dapat jatuh di lapangan lawan atau menyebabkan lawan membuat pelanggaran atau bermain salah.
a. Lapangan
dan Ukuran
Panjang = 13,42 meter dan lebar = 6,10 meter
Garis batas : garis (lines) diberi tanda
dengan menggunakan tali, kayu atau ditandai kapur yang lebarnya + 5 cm
Lingkaran tengah : Di tengah sebuah lapangan
ada lingkaran yaitu tempat melakukan sepakan permulaan (service). Garis
menengah lingkaran 61 cm.
Garis seperempat lingkaran : Pada penjuru tengah kedua lapangan terdapat garis seperempat lingkaran tempat melambungkan bola kepada pemain yang melakukan sepakan permulaan (service) dengna jari-jari 90 cm.
Garis seperempat lingkaran : Pada penjuru tengah kedua lapangan terdapat garis seperempat lingkaran tempat melambungkan bola kepada pemain yang melakukan sepakan permulaan (service) dengna jari-jari 90 cm.
b. Tiang
dan Jaring (net)
Tiang : Dua buah tiang didirikan di
tengah-tengah kedua garis samping di sebelah luar dengan jarak 30,5 cm dari
samping. Tinggi tiang 5 kaki 1 inchi (1,55 m).
Jaring (net) : Jaring dibuat dari bahan yang biasa untuk itu (benang
kasar/tali) atau dengan nylon dengan ukuran lubang-lubangnya 4-5 cm. Lebar jaring
72 cm dan panjangnya tidak lebih dari 6,71 m. Pada pinggir atas, bawah dan
samping dibuat pita selebar + 5 cm yang diperkuat oelh tali yan g diikatkan
pada kedua ring. Tinggi jaring 1,55 m dari tanah/lantai.
c. Bola
Bola dibuat dari rotan yang
selapis, dianyam bentuk bulat seperti bola. Terdiri dari 9 sampai dengan 11
anyaman dan mempunyai 12 lubang. Lingkaran bola 41 sampai 43 cm.
d.
Pemain
1. Permainan
ini dimainkan oleh dua regu yang masing-masing pihak terdiri dari 3 (tiga)
orang.
2. Satu
orang dari tiga pemain ini berdiri di belakang yang dinamakan
"TEKONG".
3. Dua
orang lagi ialah pemain depan, seorang di kiri dan seorang di kanan. Pemain
yang di sebelah kiri dinamakan APIT KIRI dan yang di sebelah kanan dinamakan
APIT KANAN.
4. Istirahat
bisa diberikan selama 5 menit sebelum games (set) terakhir dimulai
5. Tiap-tiap
regu akan bertukar pada set ke-2 dan pada set ke-3 (rubber set) pertukaran
tempat dilakukan setelah diperoleh 8 angka oleh satu pihak.
e. Petunjuk
untuk wasit
Wasit dapat meningkatkan
mutu dari permainan sepaktakraw ini jika ia memimpin dengan penuh semangat dan
disiplin. Sebelum permainan dimulai, wasit terlebih dahulu hendaklah :
1. Memeriksa
lapangan, garis (lines), jaring (net), bola dan keadannya.
2. Memberikan
petunjuk secara singkat kepada penjaga garis (lines man).
3. Menetapkan
regu mana yang pertama melakukan service (sepakan permulaan)
4. Memperkenalkan
regu yang akan bermain dan pemain-pemainnya.
5. Mengumumkan
regu yang pertama melakukan sepakan permulaan (service)
6. Mulai
permainan
D. Perkembangan
Sepaktakraw di Indonesia
Olahraga sepaktakraw di Indonesia pada
awalnya disebut sepakaga, sepaktago dsb, tergantung di daerah mana sepaktakraw
dimainkan. Pada abad XV
tepatnya di Semenanjung Malaka dan daerah pesisir pantai lainnya, di Indonesia
sudah berkembang suatu permainan yaitu sepak raga, namun apakan permainan ini
cikal bakal permainan sepaktakraw atau bukan belum diketahui secara pasti.
Namun apabila melihat jenis, karakter serta bentuk permainannya sepakraga ini
bisa dijadikan sebagai cikal bakal permainan sepaktakraw yang sekarang ini kita
kenal. Pengenalan permainan sepak takraw yang pertama kalinya di Indonesia
adalah ketika tim Malaysia datang dan berkunjung ke Jakarta pada bulan
September tahun 1970, kunjungan ini tidak sebatas di Jakarta akan tetapi sapai
kepada daerah-daerah lain.
Kunjungan dari kedua negara ini telah
mendorong Indonesia untuk berpartisipasi dalam setiap event sepaktakraw.
Selanjutnya oada tahun 1974 atas prakarsa Dirjen Olahraga dan Pemuda khususnya
dalam rangka pengembangan olaraga permainan sepaktakraw ini maka
didatangkanlah seorang pelatih dari Malaysia untuk melatih calo-calon peltih di
Indonesia.
Sebelum permainan sepaktakra dikenal
oleh masyarakat Indonesia secara umum seperti sekarang, dahuli permainan ini
sidah ada dan berkembanga di daerah-daerah sampai di desa-desa dengan sebutan
sepakraga tujuan dari permainan ini yaitu untuk mendemonstrasikan keterampilan
atau kemahiran tubuh menguasai bola. Cara pelaksanaannya yaitu bola yang
terbuat dari rotan dimainkan dengan seluruh anggota badan seperti kakim paha,
dada, bahu, kepala dsb kecuali tangan.
Pada awalnya permainan sepaktakraw
dimainkan dengan menggunakan bola yang terbuat dari rotan dengan tujuan
memainkan bola selam mungkin tanpa jatuh ke tanah sehingga permainan ini sangat
menarik dan cukup mengasyikan untuk dimainkan. Dari bentuk permainan ini
merupakan permainan merupakan permainan yang berdifat demonstrasi, dengan
lapangan yang digunakan yaitu sebuah lingkaran. Setiap pemain berdiri di
lingkaran tersebut, salah satu pemain berdiri di tengah lingkaran berfungsi
sebagai pengatur bola yang disebut janang, syarat janang ini haruslah seorang
yang sangat mahir dalam menguasai dan memainkan bola karena fungsinya sebagai
pengatur irama permainan dan pengmbalian bola sehingga permainan ini dapat
dilihat sebagai permainan yang sangat menarik dan cantik. Disamping itu,
permainan ini diperagakan hanya pada saat-saat tertentu atau pada saat ada
acara atau keramaian.
a.
Sulawesi Selatan
Di masyarakat Sulawesi Selatan
permainan sepakraga ini merupakan permainan yang sangan populer dan merakyat.
Pada waktu itu Sulawesi Selatan di kenal dengan nama kerajaan Bugis; permainan
ini disukai dan digemari oleh para pemuda bangsawan bugis dan hal ini mendapat
restu dari rajanya, selain itu juga permainan ini banyak dilakukan oleh para
pedagang bugis yang bersandar di pelabuhan-pelabuhan. Didaerah ini permainan
sepakraga dimainkan oleh beberapa orang dengan berbagai variasi gerakan tubuh.
Pada zaman ini, permainan sepakraga mengindentifikasikan tingkat kematangan dan
kecakapan seorang pemuda pemudi bugis, apabila sorang pemuda yang sudah mahir
barmain sepakraga ini maka ia dianggap sebagai pemuda yang sudah cakap. Variasi
permainan sendiri terutama dalam menunjukan kemahiran memainkan bola, seperti
memainkan bola dengan sikap berdiri, sikap jongkok, sikap duduk, sikap tidur dan sebagainya.
Agar lebih menarik permainan sepakraga
ini sering di iringi dengan bunyi-bunyian gendang dan alat musik tradisional
lainnya, kemudian para pemain mengiringi irama musik tersebut dengan
gerakan-gerakan memainkan bola seolah-olah bola rotan ini ikut menari di udara
sehingga dapat menambah keindahan permainan sepakraga.
b.
Sumatra Barat
Pada jaman kerajaan dulu, kebanyakan
mata pencaharian masyarakat Sumatra Barat atau yang lebih dikenal dengan
Minangkabau adalah bertani dan berladang. Hampir sepanjang kehidupan mereka
dihabiskan dengan bercocok tanam sehingga tidak banyak bentuk variasi kehidupan
yang mereka rasakan yang pada akhirnya timbul kejenuhan pada mereka.
Dalam mengisi aktivitas rekreasi di
keramaian orang ini mereka bergembira sambil bermain sepakraga; permainan ini
dilakukan oleh para pemuda, orang dewasa. Alat yang digunakan pertama kalinya
yaitu sebuah bola yang terbuat dari rotan.
Permainan sepakraga di Minangkabau
dikenal dengan sebutan Sepakrago atau Barago yang berasal dari kata Rago yaitu
bola rotan, sepak yaitu cara memainkan bola tersebut dengan ditendang-tendang
atau dipantulkan tan jatuh ke tanah.
Pada dasarnya cara permainan sepakrago
ini sama dengan permainan sepakraga pada umumnya, perbedaanya hanya penentuan
pemenang dimana ditentukan dengan lamanya waktu yang digunakan. Pemain yang
paling lama memainkan bola tanpa jatuh ke tanah maka ditetapkan sebagai
pemenang.
c.
Kalimantan
Didaerah Kalimantan khusunya di daerah
Kandangan olaahraga sepaktakraw ini telah dikenal sebelum perang dunia pertama,
akan tetapi karena situasi dan sesuatu hal yang belum mengizinkan menyebabkan
permainan ini belum dikenal secara luar. Pada saat ini permainan sepakraga di Kandangan
disebut sebagai Bola Rotan. Permaiana ini diadakan apabila ada upacara adat,
pesta perkawinan, syukuran dan
sebagainya. Permainan ini
bertujuan untuk memeriahkan dan meramaikan acara-acara tersebut.
Permainan di daerah ini sedikit lebih
maju apabila dbandingkan dengan daerah lainnya. Hal ini dapat dilihat dengan
adanya peraturan tertentu yang menjadi pegangan dalam menetukan suatu pemenang,
adapaun peraturannya antara lain :
· alat-alat dan
perlngkapan
bola yang digunakan adalah bola yang terbuat dari rotan
yang dianya dengan seni anyaman sehingga berbentuk bulatm adapun ukurannya
adalah : garis menengah 15 cm dan berta yaiut 2 ons. Perlengkapan yang
digunakan yaitu perlengkapan penyepak bola yang disebut kelapian; kelapian ini
terbuat dari kelopak pinang yang digunakan pada kaki sebelah dalam untuk
menyepak bola.
· lapangan, waktu
dan pemain
lapangan permainan ini berupa lapangan
rumput/kering terbuka dengan ukuran panjang 15m, lebar 15m dengan sasaran
tendangan dipancang ditengah-tengah (pusat). Permainan ini dimainkan oleh dua
regu dan masing-masing regunya terdiri dari 10 orang.
· sistem
penilaian
formasi pemain membentuk lingkaran mengelilinga tiang
bambu yang diletakan ditengah-tengah, selanjutnya permainan diawali dengan warm
up yaitu dengan menyepak bola rotan dari satu pemain dengan pemain lain yang
setelah itu setiap regu menunjukan keahliannya guna mengimbangi dan mengatasi
atraksi lawannya sehingga terjadilah gaya-gaya memainkan bola rotan yang
mengagumkan.
E. Perkembangan
sepaktakraw sekarang
Sepaktakraw adalah olahraga beregu yang
jenis permainannya bisa dilakukan oleh 2 orang atau 3 orang dan 5 orang dalam
satu timnya. Jenis permainan sepaktakraw yang terdiri dari 2 orang dalam satu
timnya disebut double event takraw, 3 orang dalam satu timnya disebut jenis
permainan regu takraw dengan sebutak pemainnya yaitu apit kiri, apit kanan dan
tekong. Apit kiri dan apit kanan adalah sebutan untuk pemain yang posisinya
berada disebelah kiri dan kanan serta dekat dengan net, sedangkan tekong yaitu
sebutan untuk pemain yang posisinya berada ditengah dan bertugas sebagai server
yaitu orang yang melakukan servis. Permainan takraw yang dimainkan oleh 5 orang
dalam satu timnya disbut hoop yaitu memasukan bola takraw kedalam keranjang
yang digantung pada ketinggian tertentu dengan
menggunkan kaki, paha, bahu, sampai kepalah kecuali tangan.
F. Perkembangan
Sepak Takraw Internasional ( Dunia )
Pada tahun 1965 Sepak Takraw
merupakan satu cabang olahraga yang dipertandingkan pada Pesta Olahraga South
East Asia Peninsulars Games (SEAP GAMES) yang diselenggarakan setiap 2 tahun
sekali yang diikuti oleh : laos, Thailand, Singapura dan malaysia. Pada tahun
1977 jumlah negara yang mengikuti SEAP Games diperluas dengan negara Asia
lainnya, yaitu : Indonesia, Brunei dan Philipina; dan nama SEAP Games dirubah
menjadi “South East Asian Games” (SEA GAMES).
Pada tahun 1982 dibentuk
organisasi Sepak takraw negara-negara Asia : ASTAF (Asian Sepak Takraw
Federation) yang awalnya terdiri dari 14 negara, yaitu : Brunei darussalam, Cina,
Philipina, India, Indonesia, Jepang, Korea, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura,
Sri langka, Thailand dan Vietnam.
Pada tanggal 5 Maret 1992
diresmikan konstitusi organisasi Sepak takraw Internasional dengan nama : ISTAF
( Internasional Sepak Takraw federation) awalnya terdiri dari 16 negara anggota
, yaitu : 14 begara anggota ASTAF ditambah Amerika Serikat dan Finlandia. ASTAF
merupakan organisasi dibawah naungan dari ISTAF.
Sepak takraw diberi nama
yang beraneka ragam oleh negara-negara yang mengembangkannya, seperti :
a. Singapura dengan nama
:“Bola Sepak Raga atau Sepakraga”
b. Malaysia dengan nama :
“Sepak Raga Jarring atau SEPRAJA”.
c. Brunei diberi nama :
“Sepak Raga Jala”.
d. Indonesia dengan nama :
“Rago (Sulawesi Selatan)”.
e. China dikenal dengan nama
: “Teng Chew”.
f. Burma atau Myanmar dengan
sebutan : “Ching Loong”.
g. Ceylon (Sayland) dengan
nama : “Raga”.
h. Laos terkenal dengan nama
: “Kator”.
i. Philipina dengan nama :
“Sipa”.
j. Thailand dengan sebutan :
“Takraw”, dan oleh
k. ASTAF dinamakan : SEPAK
TAKRAW sampai sekarang.
Pada tingkat internasional
Sepak takraw dipertandingkan pada
kejuaraan : SEA Games, ASIAN
Games, World Sepak takraw Championship, World Women Sepak Takraw Championship,
World Youth Sepak takraw Championship, King’s Cup Thailand, Merdeka Games,
Arafura games, Anniversary Cup dan POM Asia tenggara.