Sejarah
Akuntansi - Banyak hal yang kita
peroleh jika kita mempelajari sejarah. Paling tidak bisa memahami apa yang
terjadi masa lalu serta bagaimana proses perkembangannya sehingga perkembangan
itu sampai seperti saat ini. Kemudian kita juga memiliki dasar untuk
memprediksi apa yang akan muncul dimasa depan jika situasi berjalan normal. Hal
ini sejalan pula dengan dengan lingkup sosial ekonomi yang dari waktu ke waktu
berkembang dan berubah secara cepat. Dari tahun ke tahun bidang usaha
(business) yang terjadi semakin kompleks saja.
![]() |
Sejarah Akuntansi |
Sehubungan dengan itu
bidang akuntansi telah mengembangkan tata cara dan konsep baru dalam rangka
memenuhi kebutuhan informasi keuangan (financial Information )yang semakin
meningkat secara cepat. Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari,
sesungguhnya kita telah menggunakan jasa akuntansi. Ketika seorang pemilik
warung mencatat pembelian barang dagangannya, mencatat siapa saja yang
berhutang da warungnya, memisahkan kotak antara uang yang masuk dari hasil
penjualan dengan kotak uang yang dialokasikan untuk belanja kebutuhan barang
dagangan dan kebutuhan operasional di warungnya. Maka, pada dasarnya pemilik
warung tadi telah menerapkan teknik akuntansi.
A. Sejarah Perkembangan Akuntansi
1.
Sejarah Lahirnya Praktik Akuntansi
Pada
hakikatnya para ahli akan sepakat apabila dikatakan bahwa fungsi akuntansi atau
praktik pencatatan akuntansi dalam arti pencatatan kejadian yang berhubungan
dengan bisnis sudah dimulai lama, sejak adanya kejadian transaksi bisnis,
bahkan sejak adanya kehidupan sosial ekonomi manusia. Hal ini terbukti dari
berbagai penemuan-penemuan seperti dikemukakan Ernest Stevelinck dalam artikelnya
yang berjudul Accounting in Ancient Times ( The Accounting Historians Journal
Volume 12 No.1 (1985). Jika kita simak ke masa lampau, ternyata orang-orang
pada beberapa tingkat peradaban mengetengahkan dan menggunakan berbagai corak
sistem pencatatan untuk menyimpan data seluruh kegiatan usahanya. Misalnya saja
pencatatan itu dilakukan pada kayu, tanah liat ataupun alat lainnya yang dapat
digunakan untuk melakukan pencatatan. Hitungan yang digunakan dalam pencatatan
itu adalah satuan nilai tertentu yang berlaku pada saat itu.
Pada tahun 3200 SM telah dikenal dua macam teknik akuntansi secara simultan. Yang pertama, koin dengan bentuk tertentu disimpan dan ditandai kemudian dimasukan ke dalam amplop. Jenis lainnya, token disimpan dalam bentuk yang lebih besar dengan berbagai variasi yang lebih kompleks. Pemisahan ini menggambarkan perbedaan tranksaksi cash ( Utang, Piutang, dan lain-lain) dengan transaksi noncash (persediaan, peralatan, tanah, dan lain-lain) ( Mattessich, 1987:79).
Berdasarkan catatan yang ada, akuntansi yang paling tua ditemukan sekitar 3.600 SM di Babylonia, yaitu penemuan berupa catatan pembayaran gaji pada lempengan tanah liat. Banyak bukti-bukti lain dari pencatatan dan sistem kontrol akuntansi yang ditemukan di daerah Mesir yaitu pada awal kerajaan Mesir seorang manager yang bernama My mencatat transaksi hariannya dalam calamosreed(sejenis kulit) . di sini My yang memiliki asisten telah bekerja secara efisien dan dengan sistem yang dibuatnya ia mampu mengamati kapalnya yang mengangkut barang-barang dari tokonya melalui sungai Nil. Di Inggris, sistem pencatatan mulai dianut pada abad ke-11. Ketika itu sistem pencatatan dilakukan atas perintah dari “William the Conueror” yang dimaksudkan untuk mengetahui sumber-sumber keuangan kerajaan (kingdom).
Pada masa lampau akuntansi hanya digunakan untuk aspek yang sifatnya terbatas pada operasi keuangan khusus atau perusahaan milik negara. Jadi pada saat ini belum ada sistematika akuntansi untuk seluruh transaksi, yang ada hanyalah tipe khusus atau bagian-bagian dari transaksi. Akuntansi yang lengkap untuk perusahaan kemudian baru timbul di dunia usaha karena adanya dorongan kebutuhan akan sistem pencatatan tertentu dari kantor dagang Itali, Roma.
2. Sejarah Metode Pencatatan Double Entry
Perkembangan
akuntansi sejalan dengan perkembangan organisasi dan kegiatan suatu usaha,
karena kehadirannya memerlukan pencatatan sehingga seluruh kegiatan akan
tergambar di dalamnya. Pada abad ke-15 seorang ahli Matematika berkebangsaan
Italia Luca Paciolo telah menyusun buku tentang akuntansi dengan judul
“Tractatus de Cumputis at Scritorio” buku ini berorientasi pada pembukuan
berpasangan. Pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping) mencatat kedua
aspek transaksi sedemikian rupa yang membentuk suatu pemikiran yang berimbang.
Praktek pencatatan akuntansi dalam arti pencatatan kejadian yang berhubungan
dengan bisnis sudah dimulai sejak adanya kejadian dalam double entry
bookkeeping.
Menurut pendapat Mattessich (dalam Harahap, 1997) bahwa double entry sudah ada sejak 5000 tahun yang lalu. Sedangkan selama ini kita kenal bahwa penemu sistem tata buku berpasangan ini maka dapat dikemukakan sebagai berikut. Double entry accounting system telah disepakati para ahli mula-mula diterbitkan oleh Luca Pacioli dalam bukunya yang berisi 36 bab yang terbit pada tahun 1949 di Florence, Italia dengan judul “Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita” yang berisi tentang palajaran ilmu pasti.
Menurut pendapat Mattessich (dalam Harahap, 1997) bahwa double entry sudah ada sejak 5000 tahun yang lalu. Sedangkan selama ini kita kenal bahwa penemu sistem tata buku berpasangan ini maka dapat dikemukakan sebagai berikut. Double entry accounting system telah disepakati para ahli mula-mula diterbitkan oleh Luca Pacioli dalam bukunya yang berisi 36 bab yang terbit pada tahun 1949 di Florence, Italia dengan judul “Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita” yang berisi tentang palajaran ilmu pasti.
Inoue
(dalam Harahap, 1997) menyebutkan “Orang yang pertama-tama “menulis” (bukan
menerbitkan seperti Pacioli) tentang double entry bookkeeping system adalah
Bonedetto Cotrugli pada 1458, 36 tahun sebelum terbitnya buku Pacioli. Namun
buku Benedetto Cotrugli ini baru terbit pada tahun 1573 atau 89 tahun setelah
buku Pacioli terbit. Dengan demikian penjelasan ini maka pertentangan
sebenarnya tidak ada.”Jika kita kaji sejarah terutama sejarah Islam, sebenarnya
pada awal pertumbuhannya sudah ada sistem akuntansi. Akan tetapi, sayangnya
literatur belum banyak menganalisis bagaimana rupa eksistensi akuntansi pada
zaman itu (± 570 Masehi). Seperti yang dikemukakan oleh Russel (dalam Rosjidi,
1999) “Sebenarnya orang-orang Italia dalam abad ke-14 baru menerapkan sistem
pembukuan berpasangan lengkap setelah terlebih dahulu digunakan oleh
saudagar-saudagar Moslem (Moslem Merchants).”
3.
Perkembangan Ilmu Akuntansi
Revolusi
indusrti di Inggris pada tahun 1776 juga menimbulkan efek positif terhadap
perkembangan akuntansi. Pada tahun 1845 undang-undang perusahaan yang pertama
di Inggris dikeluarkan untuk mengatur tentang organisasi dan status perusahaan.
Dalam undang-undang tersebut, diatur tentang kemungkinan perusahaan meminjam
uang, mengeluarkan saham, membayar hutang, dan dapat bertindak sebagaimana halnya
perorangan. Keadaaan-keadaaan inilah yang menimbulkan perlunya laporan baik
sebagai informasi maupun sebagai pertanggungjawaban.
Dalam artikelnya The GAO
Review (Fall 1972,p 31) dengan judul Growth of Accountability Knowledge ,
Leo Herbert (dalam Harahap, 1997) menjelaskan perkembangan akuntansi sebagai berikut.
1. Tahun
1775 : pada tahun ini mulai diperkenalkan pembukuan baik yang single
entry
maupun
double entry.
2. Tahun
1800 : masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan yang utama digunakan
dalam perusahaan.
3. Tahun
1825 : mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan (financial auditing).
4. Tahun
1850 : laporan laba/rugi menggantikan posisi neraca sebagai laporan
yang dianggap lebih penting.
5. Tahun
1900 : di USA mulai diperkenalkan sertifikasi profesi yang
dilakukan melalui ujian yang dilaksanakan secara nasional.
6. Tahun
1925 : banyak perkembangan yang terjadi tahun ini, antara lain:
a. Mulai
diperkenalkan teknik-teknik analisis biaya, akuntansi untuk perpajakan, akuntansi
pemerintahan, serta
pengawasan dana pemerintah;
b. Laporan
keuangan mulai diseragamkan;
c. Norma
pemeriksaaan akuntan juga mulai dirumuskan; dan
d. Sistem
akuntansi yang manual beralih ke sistem EDP dengan mulai dikenalkannya “punch
card record”
7. Tahun
1950 s/d 1975 : Pada tahun ini banyak yang dapat dicatat dalam perkembangan akuntansi,
yaitu sebagai berikut:
a. Pada
periode ini akunansi sudah menggunakan computer untuk pengolahan data. Sudah
dilakukan Perumusan Prinsip Akuntansi (GAAP).Analisis Cost Revenue semakin
dikenal.
b.
Jasa-jasa perpajakan seperti kunsultan pajak dan perencanaan pajak mulai
ditawarkan profesi akuntan.
c.
Management accounting sebagai bidang akuntan yang khusus untuk kepentingan
manajemen mulai dikenal dan berkembang cepat.
d. Muncul
jasa-jasa manajemen seperti system perencanaan dan pengawasan.
e.
Perencanaan manajemen serta management auditing mulai diperkenalkan.
8. Tahun
1975 : mulai periode ini akuntansi semakin berkembang dan meliputi bidang-bidang
lainnya, perkembangan itu antara lain:
a.
Timbulnya management science yang mencakup analisis proses manajemen dan
usaha-usaha menemukan dan menyempurnakan kekurangan-kekurangannya;
b. Sistem
informasi semakin canggih yang mencakup perkembangan model-model organisasi,
perencanaan organisasi, teori pengambilan keputusan, dan analisis cost benefit;
c. Metode
permintaan yang menggunakan computer dalam teori cybernetics;
d. Total
system review yang merupakan metode pemeriksaan efektif mulai dikenal; dan
e. Social
accounting manjadi isu yang membahas pencatatan setiap transaksi perusahaan
yang mempengaruhi lingkungan masyarakat.
B.
Sejarah Akuntansi di Indonesia
Sejarah
akuntansi di Indonesia tentu tidak bisa lepas dari perkembangan akuntansi di
Negara asal perkembangannya. Dengan perkataan lain, Negara luarlah yang membawa
akuntansi itu masuk ke Indonesia. Kendatipun tidak bisa disangkal bahwa
masyarakat Indonesia sendiri pasti memiliki sistem akuntansi atau sistem
pencatatan pelaporan tersendiri. Misalnya saja pada zaman keemasan Sriwijaya,
Majapahit, Mataram. Zaman tersebut pasti memiliki sistem akuntansi tersendiri.
Sayangnya, sejauh ini penelitian mengenal hal ini masih belum dilakukan. Namun,
Sukoharsono (1997) menilai akuntansi masuk ke Indnesia melalui pedagang Arab
yang melakukan transaksi bisnis di kepelauan Nusantara. Periodisasi
perkembangan akuntansi di Indonesia dapat dibagi atas zaman kolonial dan zaman
kemerdekaan.
1.
Zaman Kolonial
Pada
waktu orang-orang Belanda datang ke Indonesia kurang lebih abad ke-16, mereka
datang dengan tujuan untuk berdagang. Kemudian mereka membentuk perserikatan
Maskapai Belanda yang dikenal dengan nama Vereenidge Oost Indische Campagnie
(VOC), yang didirikan pada tahun 1602. Akhir abad ke-18 VOC mengalami
kemunduran dan akhirnya dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799. Dalam kurun
waktu itu, VOC memperoleh hak monopoli perdagangan rempah-rempah yang dilakukan
secara paksa di Indonesia, dimana jumlah transaksi dagangnya, baik frekuensi
maupun nilainya terus bertambah dari waktu ke waktu. Pada tahun itu bisa
dipastikan Maskapai Belanda telah melakukan pencatatan atas mutasi transaksi
keuangan.
Dalam hubungan itu, Ans Saribanon Sapiie (1980), mengemukakan bahwa menurut Stible dan Stroomberg, bukti autentik mengenai catatan pembukuan di Indonesia paling tidak sudah ada menjelang pertengahan abad ke-17.
Dalam hubungan itu, Ans Saribanon Sapiie (1980), mengemukakan bahwa menurut Stible dan Stroomberg, bukti autentik mengenai catatan pembukuan di Indonesia paling tidak sudah ada menjelang pertengahan abad ke-17.
2.
Zaman Penjajahan Belanda
Setelah
VOC bubar pada tauhn 1799, kekuasaannya diambil alih oleh Kerajaan
Belanda,zaman penjajahan Belanda dimulai tahun 1800-1942. Pada waktu itu,
catatan pembukuannya menekankan pada mekanisme debet dan kredit, yang antara
lain dijumpai pada pembukuan Amphioen Socyteit bergerak dalam usaha
peredaran candu atau morfin (amphioen) yang merupakan usaha monopoli di
Belanda.
Catatan pembukuannya
merupakan modifikasi system Venesia-Italia, dan tidak dijumpai adanya kerangka
pemikiran konseptual untuk mengembangkan system pencatatan karena kondisinya
sangat menekankan pada praktik-praktik dagang yang semata-mata untuk kepentingan
perusahaan Belanda.
Hadibroto (1992)
mengikhtisarkan system pembukuan asal etnis sebagai berikut.
a. System
pembukuan Cina, terdiri dari lima kelompok, yaitu
1) System
Hokkian (Amoy);
2) System
Kanton;
3)
System Hokka;
4) System
Tio Tjoe atau System Swatow;
5) System
gaya baru.
b. System
pembukuan India atau system Bombay
c. System
pembukuan Arab atau Hadramaut
3.
Zaman Penjajahan Jepang
Pada
masa penjajahan Jepang 1942-1945, banyak orang Belanda yang ditangkap dan dimasukkan
kedalam sel-sel oleh tentara Jepang. Hal ini menyebabkan kekurangan tenaga
kerja pada jawatan-jawatan negara termasuk Kementrian Keuangan. Untuk mengatasi
hal tersebut, diadakan latihan pegawai dan kursus-kursus pembukuan pola
Belanda.
Sejalan dengan itu, kondisi pembukuan pada masa pendudukan Jepang tidak mengalami perubahan. Jepang juga mengajarkan pembukuan dengan menggunakan huruf Kanji, namun tidak diajarkan pada orang-orang Indonesia.
Sejalan dengan itu, kondisi pembukuan pada masa pendudukan Jepang tidak mengalami perubahan. Jepang juga mengajarkan pembukuan dengan menggunakan huruf Kanji, namun tidak diajarkan pada orang-orang Indonesia.
4.
Zaman Kemerdekaan
System akuntansi yang berlaku awalnya di
Indonesia adalah system akuntansi Belanda yang lebih dikenal system tata
buku. Setelah pada tahun 1950-an perusahaan milik Belanda dinasionalisasi dan
modal asing pun mulai masuk, terutama dari Amerika yang juga membawa system
akuntansinya sendiri yang harus diikuti perusahaan miliknya di Indonesia. Pada
saat yang sama, perusahaan yang ada masih tetap menigkuti system akuntansi
Belanda yang sudah mapan. Sejak saat ini muncullah
dualisme system akuntansi di Indonesia. Pada tahum 1980 atas
bantuan pinjaman dari World Bank, pemerintah Indonesia melakukan upaya
harmonisasi system akuntansi sehingga diupayakan untuk menghapus
dualisme tadi sehingga berakhirlah dualisme system
akuntansi di Indonesia.
a.
Standar Prinsip Akuntansi di Indonesia
Ikatan
Akuntansi Indonesia (IAI), yaitu wadah wadah organisasi profesi akuntansi di
Indonesia, berdiri di Jakarta pada tanggal 23 Desember 1957. Untuk memudahkan
pengkoordinasian akuntan di Indonesia didirikan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
IAI berhasil menyusun dan menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) pada
tahun 1973. Dengan maksud antara lain : menghimpun prinsip-prinsip yang lazim
berlaku di Indonesia dan sebagai prasarana bagi terbentuknya pasar uang dan
modal di Indonesia pada waktu itu, laporan keuangan dari perusahaan yang akan
go public harus disusun atas dasar prinsip-prinsip akuntansi di Indonesia.
Adapun bahan-bahan yang
digunakan untuk menghimpun prinsip akuntansi Indonesia 1973 antara lain :
1) Buku
Prinsip-Prinsip Accounting yang diterbitkan oleh Direktorat Akuntan Negara,
Direktorat Jendral Pengawasan Keuangan Negara (DJPKN), Departement Keuangan RI
sekarang bernama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
2)
Inventory of Generally Accepted Accounting Principles for Bussiness Enterprice,
oleh Paul Grady diterbitkan oleh AICPA.
3)
Opinions of Australian Accounting Principles, diterbitkan oleh Accounting and
Auditing Research Committee dari Accounting Research Foundation.
4)
Kumpulan dari Accounting Research Bulletins diterbitkan oleh AICPA.
5) A
Statement of Australian Accounting Principles, diterbitkan oleh NIVRA.
6) Wet op
de Jaarekening Van Ondernemingen, diterbitkan oleh NIVRA.
PAI
setelah berjalan selama satu dasawarsa, akhirnya disempurnakan pada tahun 1984.
Hanya saja dalam PAI tahun1984 dibatasi pada hal-hal yang berhubungan dengan
akuntansi keuangan yang diungkapkan secara garis besar atau bersifat umum tidak
mencangkup praktik akuntansi untuk industri tertentu. Pada Prinsip Akuntansi
Indonesia 1984 masih memerlukan penjabaran lebih lanjut diatur dengan
pernyataan sendiri. Sehubungan dengan itu, komite PAI-IAI mulai
tahun 1986 menerbitkan serangkaian pernyataan PAI dan interpretasi PAI untuk
mengembangkan, menambah, mengubah, serta menjelaskan standar akuntansi keuangan
yang berlaku yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PAI 1984.
Setelah berlangsung selama sepuluh tahun PAI 1984 diganti menjadi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 1994 (PSAK). PSAK 1994 ini mengadopsi pernyataan resmi Internasional Accounting Standard Committee (IASC). IAI mengadopsi pernyataan IASC sebagai dasar acuan standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia, kemuadian menerbitkan dua buah buku yaitu Standar Akuntansi Keuangan-Oktober 1994, Buku 1 dan Buku 2 yang berisi :
1) Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.
Setelah berlangsung selama sepuluh tahun PAI 1984 diganti menjadi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 1994 (PSAK). PSAK 1994 ini mengadopsi pernyataan resmi Internasional Accounting Standard Committee (IASC). IAI mengadopsi pernyataan IASC sebagai dasar acuan standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia, kemuadian menerbitkan dua buah buku yaitu Standar Akuntansi Keuangan-Oktober 1994, Buku 1 dan Buku 2 yang berisi :
1) Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.
2)
Seperangkat Standar Akuntansi Keuangan, terdiri dari 35 pernyataan yang setaraf
dengan
standar International.
Kerangka dasar dan
seperangkat pernyataan tersebut merupakan landasan yang dianggap kokoh untuk
pengembangan lebih lanjut. Berlaku untuk penyususnan Laporan Keuangan
mencangkup periode laporan yang dimualai atau setelah tanggal 1 Januari 1995. Sekarang
ini standar akuntansi yang dikeluarkan oleh IAI disebut Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK). Namun dengan adanya standar akuntansi untuk entitas
Syariah, maka aka nada dua jenis standar akuntansi yaitu standar akuntansi
konvensional dan standar akuntansi syariah yang saling mendukung.
Organisasi akuntan yang
paling tua dan berpengaruh di Indonesia adalah Amerikan Institute of Certified
Public Accountans (AICPA) dan American Accounting Association (AAA). Dari tahun
1959-1973, Dewan Prinsip Akuntansi (Accounting Principles Boards – APB) telah
banyak memberikan tuntunan dalam pengembangan prinsip-prinsip akuntansi yang
lazim. APB terdiri dari delapan belas akuntan, anggota AICPA.
Pada tahun 1973 APB
digantikan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (Financial Accounting
Standards Boards – FASB). Badan tersebut terdiri dari tujuh anggota, empat
diantaranya harus anggota CPA yang direkrut dari praktek umum FASB dibantu oleh
Dewan Pertimbangan dengan duapuluh anggota, yang tanggung jawab utamanya ialah
memberikan rekomendasi mengenai prioritas dan agenda kerja. Setelah menerbitkan
memo hasil diskusi dan usulan pendahuluan dan setelah mengevaluasi tanggapan
beberapa pihak, dewan tersebut mengeluarkan pernyataan standar akuntansi
keuangan yang merupakan bagian dari prinsip-prinsip akuntansi yang lazim.
Beberapa lembaga pemerintah
yang mempunyai andil dalam pengembangan prinsip-prinsip akuntansi ialah komisi
pasar modal. Komisi yang didirikan berdasarkan undang-undang Kongres tahun 1934
ini mengeluarkan peraturan-peraturan yang harus dipatuhi dalam penyiapan
laporan keuangan dan laporan lain yang diminta komisi. Direktorat Pajak Amerika
mengeluarkan peraturan yang mengatur perhitungan laba untuk keperluan pajak
penghasilan. Organisasi-organisasi lain yang mempengaruhi perkembangan prinsip
akuntansi di Indonesia antara lain, Institut Eksekutif Keuangan dengan
mendorong dan mensponsori penelitian akuntansi, Asosiasi Akuntansi Nasional dan
Federasi Analisis Keuangan.
b.
Pendidikan Akuntansi
Sebelum
dikeluarkannya UU No. 34/1954 tentang Gelar Akuntan , semua orang dapat
menyatakan dirinya selaku akuntan dan memakai gelar akuntan. Dengan
dikeluarkannya UU tersebut maka pemerintah mengatur mereka yang berhak memakai
gelar akuntan hanyalah mereka yang lulus dari Fakultas Ekonomi Negeri
Jurusan Akuntansi dan Swasta yang disamakan, diatur oleh panitia Persamaan
Ijasah Akuntan. Dengan semakin banyaknya fakultas ekonomi swasta maka
pemerintah bersama IAI mengatur pelaksanaan Ujian Negara Akuntan. Pelaksanaan
ujian ini terus dibenahi sampai pada akhirnya lulusan negeri dan swasta
diwajibkan harus mengikuti ujian yang sama jika ingin mendapatkan gelar
akuntan.
Di Indonesia, akuntansi
mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang jelas baru ditemui pada
pembukuan Amphion Society yang berdiri di Jakarta sejak tahun 1747.
Perkembangan akuntansi yang mencolok baru muncul setelah undang-undang mangenai
tanam paksa dihapuskan tahun 1870. Dengan dihapuskannya tanam paksa, kaum
pengusaha Belanda banyak bermunculan di Indonesia untuk menanamkan modalnya.
Sistem yang dianut oleh pengusaha Belanda ini adalah seperti yang diajarkan
oleh Luca Pacioli.
Pada Zaman penjajahan
Belanda, perusahaan-perusahaan di Indonesia menggunakan tata buku. Akuntansi
tidak sama dengan tata buku walaupun asalnya sama-sama dari pembukuan
berpasangan. Akuntansi sangat luas ruang lingkupnya, diantaranya teknik
pembukuan. Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika (Anglo-Saxon) mulai
diperkenalkan di Indonesia. Jadi, sistem pembukuan yang dipakai di Indonesia
berubah dari sistem Eropa (Kontinental) ke sistem Amerika (Anglo-Saxon).
Fungsi pemeriksaan
(auditing) mulai dikenalkan di Indonesia tahun 1907, yaitu sejak seorang
anggota NIVA, Van Schagen, menyusun dan mengontrol pembukuan perusaan.
Pengiriman Van Schagen ini merupakan cikal bakal dibukanya Jawatan Akuntan
Negara (GAD – Government Accountant Dients) yang resmi didirikan pada tahun
1915. Akuntan public pertama adalah Frese & Hogeweg, yang mendirikan kantornya
di Indonesia tahun 1918.
Dalam masa pendudukan
Jepang, Indonesia sangat kekurangan tenaga di bidang akuntansi. Jabatan-jabatan
pimpinan dib Jawatan Keuangan yang 90% dipegang oleh bangsa Belanda, menjadi
kosong. Dalam masa ini, atas prakarsa Mr. Slamet, didirikan kusus-kursus untuk
mengisi kekosongan jabatan tadi dengan tenaga-tenaga Indonesia. Pada tahun
1874, hanya ada seorang akuntan berbangsa Indonesia, yaitu Prof. Dr. Abutari.
Di Indonesia, pendidikan akuntansi mulai dirintis dengan dibukanya jurusan
akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1952. Pembukaan ini
kemudian diikuti Institut Ilmu Keuangan (sekarang Sekolah Tinggi Akuntansi
Negara) tahun 1960 dan Fakultas-fakultas Ekonomi di Universitas Padjadjaran
(1961), Universitas Sumatera Utara (1964), universitas Airlangga (1962), dan universitas
Gadjah Mada (1964).
Organisasi profesi yang
menghimpun para akuntan Indonesia bediri 23 Desember 1957. Organisasi ini
diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dengan pendiri lima orang akuntan
Indonesia.profesi akuntan mulai berkembang dengan pesat sejak tahun 1967. Pada
tahun itu juga dikeluarjannya undang-undang modal asing yang kemudian disusul
dengan undang-undang penanaman modal dalam negeri tahun 1968 yang merupakan
pendorong berkembangnya profesi akuntansi. Setelah krisis ekonomi Indonesia
tahun 1997, peran profesi akuntan diakui semakin signifikan mengingat profesi
ini memiliki peranan strategis di dalam menciptakan iklim transparansi di
Indonesia.
c.
Definisi Akuntansi
1)
Pengertian Akuntansi
Akuntansi
adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan
menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan
sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti
untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.
Akuntansi berasal dari kata
asing accounting yang artinya bila diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia
adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan di hampir
seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan sehingga
disebut sebagai bahasa bisnis.
2)
Fungsi Akuntansi
Fungsi
utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari
laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan sutu organisasi beserta
perubahan yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan
satuan ukuran uang. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya
oleh pihak manajer / manajemen untuk membantu membuat keputusan suatu
organisasi.
3)
Laporan Dasar Akuntansi
Pada
dasarnya proses akuntansi akan membuat output laporan rugi laba, laporan
perubahan modal, dan laporan neraca pada suatu perusahaan atau organisasi
lainnya. Pada suatu laporan akuntansi harus mencantumkan nama perusahaan, nama
laporan, dan tanggal penyusunan atau jangka waktu laporan tersebut untuk
memudahkan orang lain memahaminya. Laporan dapat bersifat periodik dan ada juga
yang bersifat suatu waktu tertentu saja.
Demikianlah Sejarah Akuntansi yang sempat kami paparkan dan jangan lupa juga untuk menyimak
Sejarah Uang dan Bank.
Semoga membantu.