Sejarah Nabi Adam - Dalam
Al-Quran nama Nabi Adam disebutkan
sebanyak 25 kali, Adam (berarti tanah, manusia, atau cokelat muda) atau Nabi Adam assebagai manusia pertama,
bersama dengan istrinya, Hawa. Merekalah orang tua semua manusia di dunia.
Penciptaan
Adam
Setelah
Allah SWT. menciptakan bumi, langit, dan malaikat, Allah berkehendak untuk
menciptakan makhluk lain yang nantinya akan dipercaya menghuni, mengisi, serta
memelihara bumi tempat tinggalnya. Saat Allah mengabari para malaikat akan
kehendak-Nya untuk menciptakan manusia, mereka khawatir makhluk tersebut
nantinya akan membangkang terhadap ketentuan-Nya dan melakukan kerusakan di
muka bumi. Berkatalah para malaikat kepada Allah:
"Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di
bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" (Q.S. Al-Baqarah [2]:30)
Allah
kemudian berfirman untuk menghilangkan keraguan para malaikat-Nya:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui." (Q.S. Al-Baqarah [2]:30)
Lalu
diciptakanlah Adam oleh Allah dari segumpal tanah. Setelah disempurnakan
bentuknya, maka ditiupkanlah roh ke dalamnya sehingga ia dapat bergerak dan
menjadi manusia yang sempurna. Awalnya Nabi Adam a.s. ditempatkan di surga,
tetapi terkena tipu daya iblis kemudian diturunkan ke bumi bersama istrinya
karena mengingkari ketentuan Allah.
Adam
diturunkan dibumi bukan karena mengingkari ketentuan, melainkan dari sejak akan
diciptakan, Allah sudah menunjuk Adam sebagai khalifah di muka bumi. jadi
meskipun tidak melanggar ketentuan (Allah) adam akan tetap diturunkan kebumi
sebagai khalifah pertama. Adam
merupakan nabi dan juga manusia pertama yang bergelar khalifah Allah yang
dimuliakan dan ditinggikan derajatnya. Ia diutus untuk memperingatkan anak
cucunya agar menyembah Allah. Di antara sekian banyak anak cucunya, ada yang
taat dan ada pula yang membangkang.
![]() |
Sejarah Nabi Adam |
Kesombongan
iblis (setan)
Saat
semua makhluk penghuni surga bersujud menyaksikan keagungan Allah itu, hanya
iblis (setan) yang membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah karena merasa
dirinya lebih mulia, lebih utama, dan lebih agung dari Adam. Hal itu disebabkan
karena setan merasa diciptakan dari unsur api, sedangkan Adam hanyalah dari
tanah dan lumpur. Kebanggaan akan asal-usul menjadikannya sombong dan merasa
enggan untuk bersujud menghormati Adam seperti para makhluk surga yang lain. Disebabkan
oleh kesombongannya itulah, maka Allah menghukum setan dengan mengusirnya dari
surga dan mengeluarkannya dari barisan para malaikat disertai kutukan dan
laknat yang akan melekat pada dirinya hingga kiamat kelak. Disamping itu, ia
telah dijamin sebagai penghuni neraka yang abadi. Setan dengan sombong menerima
hukuman itu dan ia hanya memohon kepada-Nya untuk diberi kehidupan yang kekal
hingga kiamat. Allah memperkenankan permohonannya itu. Tanpa mengucapkan terima
kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu, setan justru mengancam akan
menyesatkan Adam sehingga ia terusir dari surga. Ia juga bersumpah akan
membujuk anak cucunya dari segala arah untuk meninggalkan jalan yang lurus dan
menempuh jalan yang sesat bersamanya. Allah kemudian berfirman bahwa setan
tidak akan sanggup menyesatkan hamba-Nya yang beriman dengan sepenuh hati.
Pengetahuan
Adam
Allah
hendak menghilangkan pandangan miring dari para malaikat terhadap Adam dan
menyakinkan mereka akan kebenaran hikmah-Nya yang menyatakan Adam sebagai
penguasa bumi, maka diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda yang ada di alam
semesta yang kemudian diperagakan di hadapan para malaikat. Para malaikat tidak
sanggup menjawab firman Allah untuk menyebut nama-nama benda yang berada di
depan mereka dan mengakui ketidaksanggupan mereka dengan mengatakan bahwa
mereka tidak mengetahui sesuatupun kecuali apa yang diajarkan-Nya. Adam lalu
diperintahkan oleh Allah untuk memberitahukan nama-nama benda itu kepada para
malaikat dan setelah diberitahu oleh Adam, berfirmanlah Allah kepada mereka
bahwa hanya Dialah yang mengetahui rahasia langit dan bumi serta mengetahui
segala sesuatu yang nampak maupun tidak nampak.
Adam menghuni surga
Adam
diberi tempat oleh Allah di surga dan baginya diciptakan Hawa untuk
mendampingi, menjadi teman hidup, menghilangkan rasa kesepian, dan melengkapi
fitrahnya untuk menghasilkan keturunan. Menurut cerita para ulama, Hawa
diciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam sebelah kiri sewaktu
beliau masih tidur sehingga saat beliau terjaga, Hawa sudah berada di
sampingnya. Allah berfirman kepada Adam:
"Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu
syurga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja
yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu
termasuk orang-orang yang zalim." (Q.S. Al-Baqarah [2]:35)
Tipu
daya setan
Sesuai
dengan ancaman yang diucapkan saat diusir oleh Allah dari surga akibat
pembangkangannya, setan mulai merancang skenario untuk menyesatkan Adam dan
Hawa yang hidup bahagia di surga yang tenteram dan damai. Bujuk rayunya dimulai
saat ia menyatakan kepada mereka bahwa ia adalah kawan mereka yang ingin
memberi nasihat dan petunjuk untuk kebaikan dan kebahagiaan mereka. Segala cara
dan kata-kata halus digunakan oleh iblis untuk membuat Adam dan Hawa terbujuk.
Ia membisikkan kepada mereka bahwa larangan Allah kepada mereka untuk memakan
buah dari pohon terlarang adalah karena mereka akan hidup kekal sebagai
malaikat apabila memakannya. Bujukan itu terus menerus diberikan kepada Adam
dan Hawa sehingga akhirnya mereka terbujuk dan memakan buah dari pohon
terlarang tersebut. Jadilah mereka melanggar ketentuan Allah sehingga Dia
menurunkan mereka ke bumi.
Allah
berfirman:
"Turunlah kamu! Sebahagian kamu menjadi musuh
bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup
sampai waktu yang ditentukan." (Q.S. Al-Baqarah [2]:36)
Mendengar
firman Allah tersebut, sadarlah Adam dan Hawa bahwa mereka telah terbujuk oleh
rayuan setan sehingga mendapat dosa besar karenanya. Setelah taubat mereka
diterima, Allah berfirman:
"Turunlah
kamu dari syurga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka
barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati."
Lokasi Adam dan Hawa turun ke bumi
Turunlah
mereka berdua ke bumi dan mempelajari cara hidup baru yang berbeda jauh dengan
keadaan hidup di surga. Mereka harus menempuh kehidupan sementara dengan
beragam suka dan duka sambil terus menghasilkan keturunan yang beraneka ragam
bentuknya. Di dalam kitab ad-Durrul Mantsur, disebutkan "Maka kami
katakan, 'Turunlah kalian ... ", dari Ibnu Abbas, yakni: Adam, Hawa,
Iblis, dan ular. Kemudian mereka turun ke bumi di sebuah daerah yang diberi
nama "Dujjana",
yang terletak antara Mekah dan Thaif. Ada juga yang berpendapat Adam turun di
Shafa, sementara Hawa di Marwah. Telah disebutkan dari Ibnu Abbas juga bahwa
Adam turun di tanah India. Diriwayatkan
Ibnu Sa'ad dan Ibnu Asakir dari Ibnu Abbas, dia mengatakan, Adam diturunkan di
India, sementara Hawa di Jeddah. Kemudian Adam pergi mencari Hawa sehingga dia
mendatangi Jam'an (yaitu Muzdalifah atau al-Masy'ar). Kemudian disusul
(izdalafat) oleh Hawa. Oleh karena itu, tempat tersebut disebut Muzdalifah. Diriwayatkan
pula oleh Thabrani dan Nua'im di dalam kitab al-Hilyah, serta Ibnu Asakir dari
Abu Hurairah, dia bercerita, Rasulullah saw bersabda: "Adam turun di
India." Sementara Ibnu Asakir menyebutkan ketika Adam turun ke bumi, dia
turun di India.
Di
dalam riwayat Thabrani dari Abdullah bin Umar disebutkan :
"Ketika Allah menurunkan Adam, Dia
menurunkannya di tanah India. Kemudian dia mendatangi Mekah, untuk kemudian
pergi menuju Syam (Syria) dan meninggal disana." (HR. Thabrani)
Dari
riwayat-riwayat secara global disebutkan bahwa Adam turun ke bumi, dia turun di
India (Semenanjung Syrindib, Ceylan) di atas gunung yang bernama Baudza. Di
dalam kitab Rihlahnya, Ibnu Batuthah mengatakan: "Sejak sampai di
semenanjung ini, tujuanku tidak lain, kecuali mengunjungi al-Qadam al-Karimah.
Adam datang ketika mereka tengah berada di semenanjung Ceylan".
Syaikh
Abu Abdullah bin Khafif mengatakan: "Dialah orang yang pertama kali
membuka jalan untuk mengunjungi al-Qadam."
Lokasi
Makam Adam
Sementara
makam Adam as sendiri ada yang mengatakan terletak di gunung Abu Qubais. Ada
juga yang mengatakan di gunung Baudza, tanah dimana dia pertama kali turun ke
bumi. Dan ada juga yang berpendapat, setelah terjadi angin topan, Nuh as
mengulangi pemakamannya di Baitul Maqdis. Dan kami menarjih apa yang
diriwayatkan Thabrani, Ibnu al-Atsir, dan al-Ya'qubi, bahwa Adam setelah Allah
SWT memberikan ampunan kepadanya, dibawa oleh Malaikat Jibril ke Jabal Arafat.
Disana Jibril mengajarinya manasik haji. Dia meninggal dan dimakamkan di tepi
Jabal Abu Qubais.
Kisah
Adam dalam Al-Quran
Seperti
telah disampaikan di atas bahwa nama Adam as dalam Al-Quran disebutkan 25 kali
dalam 25 ayat, yaitu :
Surat Al-Baqarah [2] : ayat 31, 33, 34, 35, dan 37
Surat Al-Imran [3] : ayat 33 dan 39
Surat Al-Maidah [5] : ayat 27
Surat Al-A'raaf [7] : ayat 11, 19, 26, 27, 31, 35, dan 127
Surat Al-Israa' [28] : ayat 50
Surat Maryam [19] : ayat 58
Surat Thaaha [20] : ayat 115, 116, 117, 120, dan 121
Surat Yaasin [36] : ayat 60