Sejarah Mengapa Beda Penyebutan antara Kolonialisme Belanda dan Pendudukan Jepang?

Sejarah Mengapa beda penyebutan antara Kolonialisme Belanda dan Pendudukan Jepang? - Pada awal bangsa Belanda dan bangsa Jepang datang. Alasan bangsa Belanda dan bangsa Jepang adalah, Belanda sangat tertarik dengan hasil rempah rempah, sedangkan jepang datang ke Indonesia karena berhasil mengalahkan sekutu perang Pasifik, saat itu indonesia masih berupa jajahan Belanda sehingga jepang berinisiatif untuk menjajah Indonesia. Belanda sudah menjajah indonesia selama 350 tahun sedangkan jepang selama 3,5 tahun.

Kolonial Belanda

Pada masa penjajahan, bangsa Belanda memanfaatkan kegiatan dagang untuk memenuhi keseraka pihak belanda. Jika ada yang menggangu kepentingan dagang akan diperlakukan dengan sangat kejam, tetapi sebalik jika ada yang membantu dan tidak mengganggu kepentingan dagang mereka, akan diperlakukan dengan sangat baik contohnya diberikan pendidikan dan bebas berpikir sesuka mereka. Di zaman pemerintahan kolonialisme Belanda ini, terdapat tiga jenis tingkatan pendidikan, yaitu pendidikan rendah, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan lebih dikhususkan pada anak-anak golongan priyayi. Dan juga sistem pendidikan pada jaman penjajahan Belanda khususnya sistem persekolahan didasarkan kepada golongan penduduk menurut keturunan atau kelas sosial yang ada dan menurut golongan kebangsaan yang berlaku.

Ada sebuah masalah yang dialami pihak Belanda. Yaitu persaingan dengan para pedagang Inggris yang menyebabkan bangsa Belanda mengalami beban finansial yang sangat besar. Masalah itu mendorong Gubernur Jendral Van den Bosch memulai era Tanam Paksa dan membuat Jawa menjadi sumber utama pendapatan bagi pihak Belanda. Tujuan dari Tanam Paksa untuk mendapatkan komoditas -komoditas ekspor yang laku di pasaran dunia. Untuk mendapat kelancaran dari sistem tanam paksa ini, lahan yang digunakan adalah milik orang-orang pribumi dan tenaga kerja yang digunakan adalah orang-orang desa di Jawa yang dibujuk bahkan dipaksa oleh para penguasa sekitar. Pada masa penjajahan bangsa Belanda, sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani dan sebagiannya bekerja sebagai pedagang dan pegawai pemerintahan. Pada pelaksanaan sistem tanah paksa ini banyak terjadi penyelewengan-penyelewengan, contohnya kegagalan panen menjadi tanggung jawab petani sendiri, dan jika kelebihan hasil panen seharusnya dikembalikan kepada petani, nyatanya tidak dikembalikan. Penyelewangan ini mengakibatkan penderitaan bagi rakyat. Para petani mengalami kemiskinan dan kelaparan.

Bagi pemerintah kolonial Belanda sistem tanah paksa memberikan keuntungan yang melimpah. Sistem ini berhasil meningkatkan pendapatan pemerintah kolonial Belanda. Keadaan ini terbukti pada tahun 1832-1867 jumlah keuntungan yang diperoleh bangsa Belanda mencapai angka lebih kurang 967 juta gulden, jumlah yang sangat besar pada masa itu. Setelah mengalami beberapa ketimpangan, akhirnya sistem tanam paksa perlahan-lahan dihapuskan. Runtuhnya Hindia Belanda ditandai dengan penyerahan tanpa syarat Panglima Angkatan Perang Hindia Belanda, Letnan Jendral H. Ter Poorten, kepada pimpinan tentara Jepang Letnan Jendral Hitoshi Imamura.

Tarakan merupakan daerah pertama di Nusantara yang diserbu bala tentara Jepang. Serangan tersebut dilakukan pada dini hari pada tanggal 11 Januari 1942. Pada tanggal 1 Maret 1942 Jepang bersama pasukannya mendarat di tiga tempat sekaligus yaitu Teluk Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah. Jepang menyerang di Pulau Jawa karena dipandang sebagai basis kekuatan politik dan militer Belanda. Setelah Indonesia jatuh ke tangan Jepang, Indonesia berada dibawa pemerintahan militer Jepang. Pemerintah Jepang membagi menjadi tiga daerah pemerintahan. Ketiga daerah itu dipimpin oleh staf tentara/armada. Tujuan Jepang menjajah Indonesia salah satunya dan yang paling utama adalah menjadikan Indonesia sebagai pemasok bahan mentah untuk industri dan mesin perang. Dan juga menggalang rakyat Indonesia menjadi bagian dari kekuatan untuk membendung gempuran pasukan Sekutu. Banyak rakyat yang dijadikan Romusha untuk kepentingan perang yang diarahkan ke kegiatan ekonomi. Sektor pertanian dijadikan Jepang sebagai fokus utama penyokong perekonomian dan pemasok amunisi persenjataan perang.

Melalui berbagai bentuk propaganda dan pemaksaan Jepang mewajibkan para petani menanam komoditas yang dibutuhkan Jepang.Pendidikan pada masa Jepang sangat berbeda dengan masa Belanda. Jika di Belanda terdapat tiga jenis tingkatan pendidikan yaitu pendidikan rendah, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pada masa jepang sekolah-sekolah yang diselanggarakan pada masa Belanda dihapuskan dan hanya satu sekolah rendah yaitu sekolah rakyat 6 tahun. Sekolah-sekolah diganti namanya menjadi Sekolah Rakyat 6 Tahun, Sekolah Menengah 3 tahun, dan Sekolah Tinggi 3 tahun. Pada masa pendudukan Jepang, banyak orang yang dianggap menentang penjajahan Jepang diperlakukan dengan amat kejam, demikian juga banyak wanita dijadikan pemuas nafsu tentara Jepang. Tetapi kepada mereka yang membantu Jepang diperlakukan dengan baik bahkan juga diberi pendidikan terutama pendidikan militer dan Indonesia dapat membangun kekuatan bersenjata berkat bantuan orang-orang Jepang. Sebagian orang Jepang malah ikut mendorong kemerdekaan Indonesia.