Dalam bahasa Sanskerta kata “Sriwijaya” mengandung dua
suku kata: “sri” berati cahaya; “wijaya” berarti kemenangan. Dan memang,
Sriwijaya adalah satu dari kerajaan terbesar dalam sejarah Nusantara. Kerajaan
besar lain adalah Majapahit, yang berdiri pada masa akhir keberadaan kerajaan
ini.
Sejarah Kerajaan Sriwijaya |
Cikal bakal keberadaan kerajaan yang
terletak di seputar kota Palembang, Sumatera Selatan sekarang ini menurut
catatan sudah ada pada tahun 500-an. Kerajaan ini terdiri atas tiga daerah
utama: daerah ibukota yang berpusatkan di sekitar Palembang, lembah Sungai Musi
dan daerah-daerah muara.Mengingat lokasinya, kerajaan ini diperkirakan menjadi
pusat perdagangan dan merupakan negara maritim penting pada abad keenam.
Bahkan pada sekitar tahun 425 agama
Buddha sudah diperkenalkan di Sriwijaya. Sriwijaya – tepatnya Palembang -
menarik banyak peziarah dan sarjana dari negara-negara di Asia. Antara lain
pendeta dari Tiongkok I Ching, yang melakukan kunjungan ke Sumatera dalam
perjalanan studinya ke Universitas Nalanda, India pada tahun 671 dan 695. Ia
menuliskan bahwa Sriwijaya menjadi rumah bagi ribuan sarjana Budha. Pengunjung
yang datang ke pulau ini menyebutkan bahwa koin emas telah digunakan di pesisir
kerajaan.
I Ching banyak menulis tentang
keberadaan Sriwijaya. Catatannya kemudian menjadi bahan penting untuk
mengetahui keberadaan kerajaan ini. Selain catatan tersebut, bukti lain
tentang keberadaan Sriwijaya bisa ditemui dari berbagai peninggalan. Antara
lain prasasti . Prasasti yang menuliskan tentang Sriwijaya antara lain dibuat
pada tahun 683 di Palembang. Namanya Prasasti Kedukan Bukit .
Sejarah
Berdirinya Kerajaan Sriwijaya
Menurut Prasasti Kedukan Bukit,
Kerajaan Sriwijaya didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa . Ia memimpin 20.000 tentara di
Minanga Tamwan (Ibu Kota Kerajaan Melayu ) yang diliputi perasaan senang karena
kemenangan menaklukkan Kerajaan Malayu . Pada tahun 680 di bawah kepemimpinan
Jayanasa, wilayah Kerajaan Melayu, Jambi dan Bengkulu takluk di bawah
Sriwijaya.,
Di akhir abad ke-8 beberapa kerajaan
di Jawa, antara lain Tarumanegara berada di bawah pengaruh Sriwijaya. Menurut
catatan, pada masa ini pula wangsa (dinasti) Sailendra mulai berkuasa di Jawa
Tengah. Ia merupakan keturunan langsung Sriwijaya. Berdasarkan
prasasti Kota Kapur , Sriwijaya menguasai bagian selatan Sumatera hingga
Lampung. Kerajaan ini menguasai perdagangan di Selat Malaka, Laut Cina Selatan,
Laut Jawa, dan Selat Karimata.
Perluasan wilayah ke Jawa dan
Semenanjung Melayu (Malaysia), menjadikan Sriwijaya menguasai dua pusat
perdagangan utama di Asia Tenggara. Catatan atau bukti peninggalan Sriwijaya
memang tersebar di berbagai negara yang berada dalam kekuasaannya. Ada di
Thailand, Kamboja, Vietnam, selain di beberapa provinsi di Sumatera, Jawa dan
Kalimantan.
Kota Indrapura di tepi sungai Mekong,
di awal abad ke-8 berada di bawah kendali Palembang. Sriwijaya meneruskan
dominasinya atas Kamboja, sampai raja Khmer Jayawarman II, pendiri imperium
Khmer, memutuskan hubungan dengan kerajaan di abad yang sama. Samaratungga dan Borobudur Pada
masa Samaratungga berkuasa, 792 sampai 835, ia lebih memusatkan
perhatian pada penguasaan wilayah di Pulau Jawa. Pada masa kepemimpinannya
itulah Candi Borobudur di Jawa dibangun dan selesai pada tahun 825.
Pada abad ke-12, luas wilayah
Sriwijaya meliputi Sumatera, Sri Lanka, Malaysia (Kelantan, Kedah, Pahang,
misalnya), Jawa Barat, Sulawesi, Maluku, Kalimantan, dan Filipina. Dengan
penguasaan tersebut, kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan maritim besar hingga
sekitar tahun 1200. Kekuatan
Sriwijaya mulai pudar pada sekitar tahun 1000. Rajendra Chola, Raja Chola dari
Koromandel, India Selatan menyerang Sriwijaya dalam tiga gelombang. Yang
pertama tahun 1017. Pada penyerangan kedua tahun 1025 pasukan India Selatan
menaklukkan Kedah dari Sriwijaya dan menguasainya. Pada tahun 1068 hampir
seluruh wilayah Sriwijaya diserang.
Meskipun serbuan Chola tidak berhasil
sepenuhnya, tetapi serangan-serangannya memberi dampak yang sangat besar.
Beberapa negara kecil yang tadinya berada di bawah kekuasaan Sriwijaya – Kadiri di Jawa misalnya - melepaskan diri. Pada
tahun 1288, Kerajaan Singhasari (penerus kerajaan Kadiri di Jawa) melakukan
“Ekspidisi Pamalayu”. Ekspidisi di sini bisa berarti “penyerangan”. Ekspidisi
Pamalayu berhasil meruntuhkan Palembang dan Jambi.
Selanjutnya, pada tahun 1293 Sriwijaya
tunduk pada kekuasaan Kerajaan Majapahit. Raja Majapahit, keempat, Hayam Wuruk,
menyerahkan kekuasaan atas wilayah Sriwijaya kepada Pangeran Adityawarman,
seorang peranakan Minang dan Jawa. Pada
tahun 1402, Parameswara, pangeran terakhir Sriwijaya mendirikan Kesultanan
Malaka di Semenanjung Malaysia.
Pada pergantian abad itulah keberadaan
Sriwijaya sebagai sebuah kerajaan berakhir.
Raja-raja Sriwijaya
683 Jayanasa
702 Indrawarman
728 Rudra Wikraman
790 Dharmasetu
775 Sangramadhananjaya
792 Samaratungga
835 Balaputra
960 Sri Uda Haridana atau Sri Udayadityawarman
961 Sri Wuja atau Sri Udayadityan
980 Hia-Tche
988 Sri Culamaniwarmadewa
1008 Sri Marawijayottungga
1017 Sumatrabhumi
1025 Sangramawijayottungga
1028 Sri Dewa
1064 Dharmawira
1156 Sri Maharaja
1178 Trailokaraja Maulibhusana Warmadewa
1183-1251 Belum ada catatan tentang raja Sriwijaya pada
masa itu
.Lokasi Kerajaan
Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya berdiri pada akhir
abad ke-7 M. ada 4 versi tentang lokasi kerajaan Sriwijaya, yakni :
1. Pusat kerajaan Sriwijaya di Palembang karena banyak di
temukan prasasti Sriwijaya dan adanya sungai Musi yang strategis untuk
perdagangan.
2. Letak Sriwijaya di Minangatamwan yaitu daerah
pertemuan sungai Kampar kiri dan Kampar kanan yang di perkirakandaerah Binanga
yaitu terletak di Jambi juga strategis untuk perdagangan.
3. Sekitar Aceh
4. Riau, dengan di temukannya peninggalan kerajaan
Sriwijaya yaitu candi Muara Takus.
Sumber Sejarah Kerajaan Sriwijaya
Sumber Sejarah Kerajaan Sriwijaya
Adapun sumber sejarah kerajaan
Sriwijaya antara lain :
a. Berita China
a. Berita China
Berdasarkan berita dari China yang di
buat pada masa Dinasti Tang disebutkan bahwa di pantai timur Sumatra selatan
telah berdiri sebuah kerajaan yang disebut She-li-fo-she. Nama kerajan tersebut
diidentikkan dengan Sriwijaya. Pendeta Buddha dari China, I-Tsing juga pernah
singgah di Sriwijaya pada tahun 685 M untuk menerjemahkan kitab suci agama
Buddha selama 4 tahun di bawah bimbingan Sakyakirti.
b. Berita Arab
Berita dari Arab menyebutkan adanya
negara Zabag (disamakan dengan Sriwijaya) seperti dikatakan oleh Ibh Hordadbeh
bahwa raja Zabag banyak menghasilkan emas setiap tahunnya seberat 206 kg emas.
Begitu juga berita dari Alberuni mengatakan Zabag lebih dekat dengan China
daripada India yang dikenal Swarnadipa (pulau emas) karena banyak menghasilkan
emas.
c. Berita India
Dari Berita India, dapat diketahui
bahwa raja dari Kerajaan Sriwijaya pernah menjalin hubungan dengan raja-raja
dari kerajaan yang ada di India seperti dengan Kerajaan Nalanda, dan Kerajaan
Chola. Dengan Kerajaan Nalanda disebutkan bahwa Raja Sriwijaya mendirikan
sebuah prasasti yang dikenal dengan nama Prasasti Nalanda. Namun hubungan
dengan Kerajaan Chola (Cholamandala) menjadi retak setelah raja Chola, yaitu
Raja Rajendra Chola, ingin menguasai Selat Malaka.
d. Berita dalam negeri
d. Berita dalam negeri
Dari dalam negeri, terdapat sumber
sejarah beerupa :
1. Prasasti Ada beberapa prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya, antara lain :
a. Prasasti Kedukan Bukit
1. Prasasti Ada beberapa prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya, antara lain :
a. Prasasti Kedukan Bukit
Prasasti berangka tahun 683 M itu
menyebutkan bahwa raja Sriwijaya bernama Dapunta Hyang yang membawa tentara
sebanyak 20.000 orang berhasil menundukan Minangatamwan. Dengan kemenangan itu,
Kerajaan Sriwijaya menjadi makmur. Daerah yang dimaksud Minangatamwan itu
kemungkinan adalah daerah Binaga yang terletak di Jambi. Daerah itu sangat
strategis untuk perdagangan.
b. Prasasti Telaga Batu
b. Prasasti Telaga Batu
Prasasti itu menyebutkan tentang
kutukan raja terhadap siapa saja yang tidak taat terhadap Raja Sriwijaya dan
juga melakukan tindakan kejahatan.
c. Prasasti Talang Tuo
c. Prasasti Talang Tuo
Prasasti berangka tahun 684 M itu
menyebutkan tentang pembuatan Taman Srikesetra atas perintah Raja Dapunta
Hyang.
d. Prasasti Kota Kapur
Prasasti berangka tahun 686 M itu
menyebutkan bahwa Kerajaan Sriwijaya berusaha untuk menaklukan Bumi Jawa yang
tidak setia kepada Kerajaan Sriwijaya. Prasasti tersebut ditemukan di Pulau
Bangka.
e. Prasasti Karang Berahi
Prasasti berangka tahun 686 M itu
ditemukan di daerah pedalaman Jambi, yang menunjukan penguasaan Sriwijaya atas
daerah itu.
f. Prasasti Ligor
Prasasti berangka tahun 775 M itu
menyebutkan tentang ibu kota Ligor dengan tujuan untuk mengawasi pelayaran
perdagangan di Selat Malaka.
g. prasasti Nalanda
g. prasasti Nalanda
Prasasti itu menyebutkan Raja
Balaputra Dewa sebagai Raja terakhir dari Dinasti Syailendra yang terusir dari
Jawa Tengah akibat kekalahannya melawan Kerajaan Mataram dari Dinasti Sanjaya.
Dalam prasasti itu, Balaputra Dewa meminta kepada Raja Nalanda agar mengakui
haknya atas Kerajaan Syailendra. Di samping itu, prasasti ini juga menyebutkan
bahwa Raja Dewa Paladewa berkenan membebaskan 5 buah desa dari pajak untuk
membiayai para mahasiswa Sriwijaya yang belajar di Nalanda.
2. Arca atau patung Ditemukannya arca Buddha di Bukit
Siguntang (sebelah barat Palembang).
3. Candi Ditemukannya candi Muara Takus sebagai peninggalan dari kerajaan Sriwijaya.
3. Candi Ditemukannya candi Muara Takus sebagai peninggalan dari kerajaan Sriwijaya.
Kehidupan
Sosial-Ekonomi Masyarakat Sriwijaya
Sriwijaya adalah sebuah negara maritim
yang mempunyai hubungan perdagangan internasional. Para pedagang dari berbagai
bangsa, seperti Cina, anak benua India (Gujarat, Urdu-Pakistan, dan Tamil), Sri
Lanka, dan Campa datang ke Sriwijaya. Bukan tidak mungkin terjadi perkawinan
campur antara para pedagang asing tersebut dengan penduduk asli Sriwijaya. Hal
ini dapat kita simpulkan dari berita I-Tsing yang menyebutkan banyaknya kapal
asing yang datang ke Sriwijaya. Para pelaut ini tinggal beberapa lama di
Sriwijaya menunggu datangnya pergantian angin yang akan membawa mereka berlayar
menuju tempat tujuan. Jelaslah bahwa transportasi laut dan Sungai Musi di
Palembang sangat membantu Sriwijaya dalam mengembangkan pertumbuhan ekonominya.
Patung Siwa yang ditemukan di Jawa Barat |
Dengan
kenyataan ini, masyarakat Sriwijaya diperkirakan sangat majemuk. Mereka juga
telah mengenal pembagian (stratifikasi) sosial walaupun tidak begitu tegas. Hal
ini bisa kita lihat dari beberapa istilah dalam Prasasti Kota Kapur yang
menunjukkan kedudukan para bangsawan terdiri dari para putera raja dan kerabat
istana. Adanya istilah yuwaraja (putra mahkota), pratiyuwaraja (putra
raja kedua), dan rajakuman (putra raja ketiga) menunjukkan hal itu.
Ditemukan juga istilah-istilah yang berkaitan dengan pekerjaan atau jabatan
tertentu seperti jabatan nahkoda kapal yang disebut puhavam atau puhawan,
bupati, dan senopati. Prasasti Kota Kapur juga menggambarkan
adanya kelompok masyarakat yang memiliki profesi tertentu sebagai tenaga kerja,
seperti saudagar, tukang cuci, juru tulis, pembuat pisau, dan budak-belian yang
dipekerjakan oleh raja.
Sebagai
negara maritim, diyakini bahwa perdagangan merupakan bidang andalan Sriwijaya.
Hal ini bisa dilihat dari letak geografisnya yang berada di tengah-tengah jalur
perdagangan antara India dan Cina. Apalagi setelah Selat Malaka berhasil
dikuasai Sriwijaya, banyak kapal asing yang singgah di pelabuhan ini untuk
menambah perbekalan (nasi, daging, air minum), beristirahat, dan melakukan
perdagangan. Untuk mengontrol aktifitas perdagangan di Selat Malaka, penguasa
Sriwijaya membangun sebuah bandar di Ligor (Malaysia). Hal ini diketahui dari
Prasasti Ligor yang bertahun 775 M.
Prasasti Ligor |
Alat batu penggiling (peninggalan budaya megalitikum zaman prasejarah) serpihan emas yang digunakan pada abad ke- 7 pada masa Sriwijaya; terlihat bahwa profesi pendulang emas telah ada pada masa itu
Pengiriman
hadiah dari pedagang dan upeti dari raja-raja taklukan kepada raja Sriwijaya
merupakan ketentuan hukum. Sriwijaya sebagai tuan rumah sekaligus negara niaga
dan maritim, yang sering dikunjungi oleh pedagang asing maka Sriwijaya berhak
menentukan jumlah atau harga pajak yang harus dipatuhi oleh para pedagang
bersangkutan. Selain perdagangan, rakyat Sriwijaya mengandalkan pertanian. Hal
ini bisa kita simpulkan dari tulisan Abu Zaid Hasan, pelaut Persia, yang
mendapat keterangan dari seorang pedagang Arab bernama Sulaiman. Abu Zaid Hasan
menceritakan bahwa Zabaq (Sriwijaya) memiliki tanah yang subur dan
wilayah kekuasaan yang luas hingga ke seberang lautan. Dengan tanah yang subur,
Sriwijaya kemungkinan memiliki hasil pertanian yang cukup diminati para
pedagang asing. Apalagi wilayah Sriwijaya demikian luas hingga mencapai ke
pedalaman Sumatera dan Jawa. Sementara itu, masalah penguasaan tanah pada masa
Sriwijaya dapat dilihat dari Prasasti Kedukan Bukit yang membahas taman
Sriksetra. Diduga, masalah kepemilikan tanah ini sepenuhnya hak raja. Kehidupan
ekonomi dan sosial Kerajaan Melayu tak jauh berbeda dengan Sriwijaya. Kaum
bangsawannya memeluk Buddha, masyarakatnya sebagian besar memeluk keyakinan
tradisional.
Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya
Sriwijaya
memang kerajaan yang sangat besar. Kerajaan ini mampu menjadi kerajaan maritim
yang hebat. Banyak para ahli sejarah menyebut kerajaan Sriwijaya adalah
kerajaaan yang sangat mempengaruhi peradaban Asia Tenggara. Namun, tiada gading
yang tak retak. Kerajaan ini dapat mengalami kemunduran, bahkan keruntuhan. Hal
ini mungkin dapat menjadi pelajaran bagi kita bahwa setiap sesuatu besar pasti
mengalami kejatuhan.
Kerajaan
Sriwijaya pada saat itu diserang oleh kerajaan yang dipimpin oleh Raja
Cholamandala. Dua kerajaan itu bertempur dengan sangat sengit. Serangan Raja
Cholamandala sangat kuat. Akibat serangan yang begitu kuat itu, kerajaan
Sriwijaya mengalami kemunduran dalam peperangan. Serangan Raja Cholamandala itu
membuat kerajaan Sriwijaya menjadi sangat lemah. Serangan itu juga
mengakibatkan kebangkitan kerajaan Melayu-Jambi menjadi lebih kuat.
Sebelumnya,
kerajaan Melayu-Jambi berada di bawah kekuasaan kerajaan Sriwijaya. Pada saat
kerajaan Sriwijaya sedang mengalami kejayaan, kerajaan Melayu-Jambi mempunyai
kekuasaan yang lemah dan selalu kalah bersaing dengan kerajaan Sriwijaya. Akan
tetapi, kerajaan Melayu-Jambi menjadi berkembang saat kerajaan Sriwijaya diserang
oleh raja Cholamandala. Kerajaan Melayu-Jambi tentunya menyusun kekuatan secara
perlahan-lahan untuk memperluas pengaruhnya.
Seiring
perkembangan kerajaan Melayu-Jambi yang pesat pasca diserang Raja Cholamandala,
wilayah kerajaan Sriwijaya direbut oleh kerajaan Melayu-Jambi. Wilayah kerajaan
Sriwijaya semakin lama menjadi semakin kecil. Roda kekuasaan mulai berganti.
Kerajaan Melayu-Jambi mulai menjadi kerajaan yang cukup besar selagi kekuasaan
kerajaan Sriwijaya melemah. Kerajaan Sriwijaya mulai mengembalikan
kekuasaannya, namun kekuasaannya tidak seperti pada masa kejayaan kerajaan
Sriwijaya yang dulu.
Kerajaan
Sriwijaya mulai runtuh antara tahun 1178 dan 1225 karena ditaklukkan oleh
kerajaan Melayu-Jambi.Kerajaan Sriwijaya tersisih akan hal tersebut. Namun, ada
yang mengatakan juga bahwa kerajaan Sriwijaya mulai melemah sejak munculnya
agama Islam.Munculnya agama Islam dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh
bagi keruntuhan kerajaan Sriwijaya. Hal ini mungkin terbukti benar karena agama
Islam mampu mengganti peradaban Hindu-Budha yang kaya akan peninggalan
kebudayaan. Ajaran Islam juga sangat sederhana sehingga ajarannya mampu menarik
perhatian masyarakat Hindu-Budha kepada Islam.
Faktor Kemunduran Kerajaan Sriwijaya
-
Adanya serangan dari jawa Timur yang dilakukan raja Dharmawangsa pada tahun 990
M.
-
Serangan dari Kerajaan Cola di India selatan.
-
Negara-negara taklukan seperti Ligor, Tanah Genting Kra, Kelantan, Pahang,
Jambi dan Sunda melepaskan diri dari kekuasaan Sriwijaya.
-
Terdesak perkembangan kerajaan Thai di Thailand
-
Pengaruh kekuasaan Kerajaan Singosari yang melaksanakan Ekspedisi Pamalayu
-
Serangan dari kerajaan Majapahit pada tahun 1477 untuk menaklukan raja-raja
Sumatra
-
Kemunculan Kerajaan Samudra Pasai.
bolavita.pw kerja sama untuk pasaran bola asian games 2018
ReplyDeletemelihat skor bola asianbookie
membaca pasaran olahraga asianbookie bandar
http://agenpialadunia2018-blog.logdown.com/posts/7805161-pasaran-asianbookie-asian-games-2018-jakarta-palembang
"Build historical understanding from home! Join our interactive history webinar and enjoy discounts for early registration." let's visit our website here https://sejarahdunia72.blogspot.com/
ReplyDelete